KabarNTB, Jawa Tengah – Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang – TGB), menegaskan sektor pertanian akan menjadi masa depan Indonesia.
Saat berinteraksi dengan para petani dari Forum Tani Muda Jawa Tengah di Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam Indonesia (Wali), Candirejo, Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Rabu 28 Maret 2018, TGB mengatakan dengan potensi pertanian yang dimiliki, Indonesia banyak dilirik negara lain. Sebab jelas Indonesia memiliki masa depan yang luar biasa.
“Indonesia potensial menjadi negara yang mensuplai kebutuhan pangan dunia pada saat negara lain kesulitan untuk itu,” ujarnya.
TGB mengatakan, ada tiga hal besar yang patut menjadi perhatian bersama, yakni pangan, energi, dan air. Ketiga hal ini lanjut TGB kerap menimbulkan pertikaian, bahkan peperangan, tak hanya di masa lalu, melainkan untuk masa depan.
“Adik-adik sudah benar, masa depan kita di pertanian,” ucap TGB, mengapresiasi apa yang telah dilakukan Forum Tani Muda Jawa Tengah.
Gubernur yang juga Ulama itu kemudian memaparkan upaya Pemerintah Provinsi NTB dalam menggenjot produktivitas sapi lewat program Bumi Sejuta Sapi Tahun 2008. Saat itu populasi sapi hanya berkisar 400 ribu ekor. Namun, pada 2013 program itu berhasil meningkatkan populasi sapi hingga mencapai lebih dari 1 juta ekor dan terus meningkat setiap tahunnya.
“Kenapa kita dari pemerintah mendorong, karena banyak masyarakat melihat sapi bukan aset produktif, tapi aset statis, bukan sebagai sumber ekonomi yang memberikan keuntungan berkelanjutan,” jelasnya.
Untuk komoditas pertanian, TGB menyampaikan, dirinya selaku gubernur telah melepas 11.500 ton jagung untuk ekspor perdana ke Filipina dari Pelabuhan Badas Sumbawa. Ia menargetkan, NTB mampu mengekspor 300 ribu ton jagung ke Filipina dan Vietnam pada tahun 2018.
TGB optimistis target itu bisa terealisasi melihat potensi produksi jagung di NTB yang melimpah. Pada 2016, produksi jagung di NTB mencapai 1,1 juta ton dan meningkat 100 persen pada 2017 mencapai 2,124 juta ton.
“NTB bisa menggenjot produktivitas jagung karena adanya kesungguhan. Dalam meningkatkan produktivitas di tengah kondisi lahan yang tidak bertambah, intervensi teknologi yang semakin kuat menjadi suatu keniscayaan,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, TGB diminta menanam pohon di halaman pondok pesantren Wakaf Literasi Islam Indonesia. Pohon yang ditanam adalah pohon pakan indigofera. TGB mencangkul dan menggali sendiri lubang sebelum menanam tanaman pakan tersebut, serta membacakan doa agar menuai hasil yang baik dan mendapat keberkahan.(EZ/*)
Komentar