KabarNTB, Sumbawa – Calon gubernur nomor urut 3, DR H Zulkieflimansyah mengunjungi Kecamatan Orong Telu dan Kecamatan Batu Lanteh pads Selasa 15 Mei 2018 lalu.
Dua kecamatan ini menjadi kecamatan terakhir yang dikunjungi setelah sebelumnya mengunjungi 22 kecamatan di Sumbawa dalam kurun waktu lebih kurang 3 bulan.
Kecamatan Orong Telu dan Kecamatan Batu Lante tergolong Kecamatan spesial yang dikunjungi menjelang bulan Ramadhan. Doktor Zul bersama rombongan memulai perjalanan sekitarpukul 09.00 Wita dari Kota Sumbawa Besar dan baru tiba di Desa Batu Rotok pukul 18.00 Wita.
“Mengunjungi Batu Rotok ini benar-benar perjalanan yang mengesankan,” ungkap Doktor Zul.
Melalui medan yang berat, Doktor Zul bersama Rombongan kadang harus berjalan kaki menapaki tanjakan yang begitu terjal karena mobil yang digunakan tidak mampu menanjak. Benar-benar membutuhkan driver ahli agar bisa naik ke Kecamatan Batu Lanteh.
Bersama rombongan Doktor Zul memilih bermalam di Batu Rotok. Saat berdialog dengan masyarakat, salah satu tokoh Batu Rotok, Jamal, menyampaikan tiga aspirasi masyarakat setempat. Pertama, jika Zul-Rohmi terpilih memimpin NTB, masyarakat berharap Zul-Rohmi dapat memperhatikan jalan menuju Batu Lanteh. Jamal mengungkapkan, sudah 73 tahun Indonesia merdeka, jalan ke Batu Lanteh masih rusak, Batu Lanteh masih terbelakang bila dibandingkan kecamatan lain di Sumbawa.
Kedua, masyarakat Batu Lanteh berharap Zul-Rohmi bisa menghadirkan pabrik pengolahan kopi di Kecamatan tersebut. Sebagaimana diketahui, Batu Lanteh merupakan penghasil kopi terbesar di Kabupaten Sumbawa.
Ketiga, pasangan Zul-Rohmi diharapkan tetap turun menyapa masyarakat tatkala terpilih memimpin NTB. Masyarakat berharap Zul-Rohmi tidak mempersulit masyarakat yang hendak menemuinya.
Menanggapi aspirasi itu, Doktor Zul mengajak masyarakat setempat untuk menulis kesimpulan cerita kehidupan di Batu Lanteh.
“Mari kita tulis kesimpulan yang baik di Batu Lanteh ini,” ungkapnya.
Doktor Zul melanjutkan, ke depan, jika Zul-Rohmi terpilih maka perhatian akan kondisi jalan dan infrastruktur lainnya akan menjadi perhatian khusus. Zul-Rohmi akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk mencari solusi yang tepat dan cepat.
“Harus ada kemauan dan political will dari pemerintah. Kalau jalannya bagus, kesejahteraan petani di Batu Lanteh dapat ditingkatkan. Yang terpenting jalannya bagus dulu. Banyak dampaknya nanti termasuk buat sektor pertanian dan peternakan kita,” ungkapnya.
Doktor Zul juga mengakui kualitas kopi di Batu Lanteh tidak kalah dengan kopi di daerah lain. Di Batu Lante, ada dua jenis kopi yang dikembangkan yakni kopi arabika dan robusta. Ia mendorong agar di Kecamatan Batu Lanteh dibangun pabrik pengolahan kopi. Menurutnya, produksi kopi di Batu Lanteh cukup besar sehingga pabrik pengolahan kopi harus dibangun di daerah tersebut.
“Kopinya mantap, kalau ada pabrik kopi di sini akan semakin mantap untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat kita. Khusus di Tepal, alhamdulillah petani sudah bekerjasama dengan Science Techno Park (STP) Sumbawa agar bisa hadir pabrik pengolahan kopi di sini. Di tepal juga sedang digarap cluster kopi khusus arabika karena itu yang lebih mahal,” terangnya.
Keesokan harinya (Rabu, 17 mei 2018), Doktor Zul melanjutkan perjalanan ke Desa Tepal dan kembali ke Sumbawa. Ia takjub ternyata di kawasan Batu Lanteh masih banyak ditemukan pohon-pohon raksasa menjulang tinggi. Di Batu Lanteh juga masih banyak ditemukan mata air. Menurutnya itu semua harus dilindungi karena masa depan Sumbawa ada di Batu Lanteh.
Selain penghasil kopi, masyarakat di Kecamatan Batu Lanteh juga telah banyak menanam durian dan sudah berbuah.
“Buahnya besar dan manis. Luar biasa. Salak, manggis, rambutan, dan jeruk juga tumbuh bagus di sini. Bantu lante ini bisa menjadi destinasi menggiurkan. Banyak sekali potensi wisata di sini,” jelasnya.
Bagi Doktor Zul, mengunjungi Batu Lanteh yang eksotis itu merupakan trip yang penuh makna. Ia mengakui, perjalanannya ke Batu Lanteh benar-benar mengesankan dan berjanji akan kembali lagi ke Batu Lanteh.
“Batu Lanteh yang magis, kami pasti kembali. Berada di sana, waktu seperti berhenti. Batu Lanteh telah menghadirkan banyak cerita seperti dongeng tentang negeri di atas awan,” tutupnya.(JK)