Wabup : Kebudayaan Daerah Harus Dipertahankan di Era Revolusi Industri 4.0

KabarNTB, Sumbawa Barat – Revolusi industri 4.0 atau era digital tidak  bisa dihindarkan. Namun budaya dan kebudayaan daerah harus tetap dipertahankan.

Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat, Rabu pagi 9 Mei 2018, mengatakan, kebudayaan adalah masalah klasik yang dihadapi dari zaman revolusi industri pertama hingga kini di revolusi industri gelombang keempat yakni industri digital yang juga merupakan hasil dari budaya manusia.

Namun bedanya, dahulu masyarakat banyak menyaksikan kebudayaan tradisional, permainan tradisional seperti permainan gangsing dan lainnya. Sementara saat ini masyarakat dihadapkan dengan dunia digital.

Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin memukul gong pada pembukaan FGD Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah

Arus teknologi informasi ini pun tidak mungkin ditolak. Namun bagaimana menyikapi arus teknologi informasi digital dengan baik tanpa harus meninggalkan budaya dan kebudayaan yang dimiliki, budaya lokal yang bersandar pada etika dan estetika.

“Saya harap FGD ini menghasilkan pokok pikiran kebudayaan KSB khususnya tanpa ego atau saling klaim sehingga menimbulkan perpecahan, budaya satu Kabupaten dengan satu kabupaten lain adalah sama, yakni budaya Nusa Tenggara Barat,” kata Wabup.

Wabup mengharapkan Tim Perumus Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dari berbagai unsur yang ada, bisa merumuskan regulasi sebagai instrumen menjaga budaya dan kebudayaan daerah. Tim perumus bisa bersinergi dengan Kabupaten lain untuk menyusun pokok pikiran kebudayaan bukan saja lokal KSB, namun berbicara skup NTB yakni Sasambo atau Sasak, Samawa dan Mbojo.

Kegiatan FGD itu dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KSB dan dihadiri Sekda KSB, H Abdul Aziz, Wakil Ketua DPRD KSB, H Amir Ma’ruf Husein, Kadis Budpar Kabupaten Dompu, Kepala UPTD Taman Budaya Mataram, serta Kepala Balai Cagar Budaya Wilayah Bali dan Nusa Tenggara selaku Narasumber.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KSB, I Gusti Bagus Sumbawanto dalam laporannya menyampaikan, penyusunan pokok pikiran kebudayaan daerah sangat dibutuhkan. Harapannya, tidak hanya mempertahankan kebudayaan daerah, tetapi juga mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.(EZ/*)

Komentar