Data Final : 4 Meninggal Dunia, 15.361 Rumah Rusak Akibat Gempa di KSB

KabarNTB, Sumbawa Barat – Gempa 7.0 SR yang mengguncang Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada 19 Agustus 2018 lalu, telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang sangat massive.

Berdasarkan data pada Posko utama penanggulangan bencana gempa bumi KSB, tercatat sebanyak 4 (empat) orang meninggal dunia. Korban meninggal dunia ini tercatat 3 (tiga) orang di kecamatan Seteluk dan 1 (satu) orang di Kecamatan Taliwang.  Sedangkan korban luka berat sebanyak 9 (Sembilan) orang, luka ringan 59 orang.

Selain itu tercatat sebanyak 15.361 Kepala Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi karena rumahnya mengalami kerusakan mulai dari rusak berat, rusak sedang hingga rusak ringan.

Bupati Sumbawa Barat HW Musyafirin meninjau kondisi warga di pengungsian

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa Barat, H Abdul Aziz, mengatakan, untuk sementara jika dikalikan setiap KK beranggotakan 4 orang, perkiraan warga yang menggungsi mencapai 44 hingga 45 ribu orang.

“Tetapi dalam dua hari kedepan, jumlah pasti pengungsi berdasarkan data Kartu Keluarga sudah tuntas dihitung,” ujar H Abdul Aziz, dalam konfrensi pers bersama Bupati, Wakil Bupati, Dandim KSB, Kapolres dan jajaran pemerintah daerah KSB di Posko utama penanggulangan gempa, di Taliwang, Senin sore 27 Agustus 2018.

Untuk kerusakan infrastruktur berupa rumah warga,  tercatat sebanyak 2.326 rumah rusak berat, 5.955 unit rumah mengalami rusak sedang dan sebanyak 7.080 unit rumah rusak ringan. Rumah rusak berat tercatat paling banyak di Kecamatan Seteluk yang mencapai 1.065 unit, kemudian di Kecamatan Poto Tano sebanyak 585 unit dan di Kecamatan Brang Rea sebanyak 395 unit. Untuk rumah rusak sedang, terbanyak berada di Kecamatan Taliwang, mencapai 1.702 unit, Kecamatan Seteluk sebanyak 1.409 unit dan kecamatan Brang Rea sebanyak 1.001 unit.

Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin, di kesempatan yang sama, menyatakan bahwa proses pendataan sudah rampung. Hanya saja, khusus untuk jumlah warga yang mengungsi karena kehilangan tempat tinggal yang mengalami kerusakan akibat gempa, Bupati menginstruksikan agar dilakukan penghitungan berbasis data dari Kartu Keluarga dan KTP, mengingat jumlah anggota setiap keluarga berbeda-beda.

“Ini menyangkut manusia, datanya tidak bisa dirata-ratakan. Tapi jumlahnya harus benar-benar riel by name by adres. Ini juga menyangkut bantuan (jaminan hidup,red) yang akan dialokasikan pemerintah,” jelas Bupati.

Terkait penanganan warga di posko-posko pengungsian, Bupati menyatakan sudah cukup baik, meski ditengah berbagai keterbatasan. Distribusi logistik untuk para pengungsi tetap berjalan.

Pemerintah Daerah, sambung Bupati selanjutnya akan fokus pada kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa dengan fokus pada pelayanan kesehatan untuk warga di pengungsian, pendidikan, pelayanan masyarakat dan perbaikan fasilitas umum yang mengalami kerusakan.(EZ)

Komentar