KabarNTB, Mataram – Bank NTB kini resmi menjadi Bank Syariah. Peresmian tersebut dilakukan Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi di Ballroom Islamic Center, NTB, Kamis 13 September 2018. Peresmian ini merupakan ending dari proses konversi Bank NTB dari bank konvensional menjadi bank syariah yang sudah berlangsung hampir dua tahun.
Pada kegiatan peresmian yang mengangkat tema ‘Momentum Terbaik Membangun Ekonomi Berkeadilan’ itu, Gubernur NTB mengatakan hasil tidak akan mengkhianati proses. Menurutnya, apa yang telah diikhtiarkan selama ini, melalui proses yang akuntabel dan transparan, Bank NTB Syariah akan mendapatkan kepercayaan yang berlipat-lipat dari masyarakat.
“Kita semua akan mendukung terus menerus untuk kemajuan dan kesuskesan bank ini,” ungkap Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu.
Ada tiga catatan penting yang ditekankan TGB di hadapan sejumlah bupati/walikota se-NTB yang hadir. Pertama, masyarakat NTB patut bersyukur hidup di Indonesia. Yakni negara yang sudah terbiasa hidup dengan nilai agama dan nilai budaya beserta segala macam kearifan. Sehingga di dalam pelaksanaan pemerintahan baik pusat dan daerah, para pelaksana pemerintahan selalu mengambil yang terbaik dari segenap nilai baik yang tumbuh.
“Nilai keagamaan tidak bisa dipisahkan dari nilai kebangsaan. Nilai ke-Indonesiaan dan nilai-nilai yang lain. Walaupun Indonesia bukan negara Islam, tetapi ruang yang memungkinkan nilai Islam masuk dalam tatanan ekonomi, sosial, politik, pemerintahan,” Jelas TGB
Maka lanjut TGB, salah satu sistem yang memungkinkan Indonesia dapat maju adalah sistem keuangan Islam. kemudian lahirlah UU Perbankan Syariah. Dengan UU itulah jelas Gubernur, masyarakat dapat bergerak, menghadirkan ekonomi yang tidak hanya tumbuh tapi berkeadilan untuk semua. TGB juga yakin karena mayoritas masyarakat di Indonesia adalah penganut agama Islam. Maka nilai Islami yang bersumber dari agama Islam sangat potensial dan sangat kaya untuk melengkapi tatanan kehidupan kita diseluruh aspeknya.
Hal kedua yang disampaikan Gubernur, kesejahteraan tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi. Namun, yang diharapkan juga adalah terjadinya suatu kesejahteraan umum yang di dalamnya terdapat nilai-nilai keadilan, pemerataan, kebersamaan, dan gotong royong.
“Salah satu yang melandasi hampir dua tahun lalu, sepakat tanpa kecuali untuk mengkonversi bank NTB menjadi Bank NTB Syariah, adalah bagaimana kita di NTB tidak hanya tumbuh dengan baik tapi tumbuh dengan pemerataan keadilan dan kebersamaan,” tegasnya.
Kemudaian hal ketiga yang menjadi catatan Gubernur, walaupun ada kata syariah di dalam Bank NTB Syariah itu, bukan berarti kemanfaatannya hanya untuk umat Islam. Bank NTB Syariah, dengan semua skema yang ada menurutnya, akan dimanfaatkan juga oleh seluruh warga NTB, bahkan warga Indonesia. Ini yang menurutnya bagian dari upaya untuk menunjukkan, masyarakat NTB tidak hanya kokoh dan kuat ke-Islamannya. Tetapi juga kokoh dan kuat ke-Indonesian dan kebangsaannya.
TGB juga menyampaikan penghargaan setulus-tulusnya kepada seluruh insan perbankan di NTB, termasuk Bank NTB Syariah/
“Anda adalah bagian aktor utama dari pembangunan dan pertumbuhan di NTB,” ucapnya.
Ia menegaskan, konversi bukan untuk gagah-gagahan, tapi suatu ajang pembuktian. Setelah proses ini harus lebih baik berlipat-lipat dibanding sebelumnya, karena semua mata di NTB melihat dan mengawal.
“Jalanlah dengan pedoman yang baik, dan pastikan bank daerah kita adalah bank yang kuat,” tambahnya.
Direktur Utama Bank NTB Syariah H. Kukuh Rahardjo, menyampaikan, transformasi adalah suatu proses perubahan atas suatu eksistensi, untuk berkembang menjadi lebih baik, lebih besar dan lebih memberi manfaat. Sejak dimulainya konversi bank NTB menjadi Bank NTB Syariah pada bulan Oktober 2016 dan tepat hari ini insya Allah akan menjadi bagian sejarah transformasi tahap kedua bank NTB, yaitu peresmian Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah.
“Insya Allah ini jadi momentum untuk memberi kemaslahatan yang besar untuk ekonomi berkeadilan, dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat NTB”, ungkap Kukuh Rahardjo.(EZ/*)
Komentar