Kepala BNPB Undang Khusus Bupati KSB untuk Bicara di Forum Internasional Pengurangan Resiko Bencana

 

KabarNTB, Sumbawa Barat – Langkah cepat dan terorganisir dalam hal penanganan warga yang menjadi korban, pendataan maupun rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa 19 Agustus oleh Pemda Sumbawa Barat kembali mendapat apresiasi.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dalam kunjungan ke KSB pada
Selasa 11 September 2018, menyatakan konsep rehabilitasi dan rekonstruksi menggunakan konsep program daerah pemberdayaan gotong royong (PDPGR) oleh Pemda KSB akan dijadikan contoh untuk penanggulangan bencana secara nasional.

Keterlibatan masyarakat, agen PDPGR, Babinsa, Babinkamtibmas, Kepala Dusun, Kepala Desa dan Lurah, dipuji oleh Menteri Basuki dan dinilainya sebagai salah satu modal besar pemerintah daerah untuk segera bangkit dan membangun kembali pasca bencana.

Kepala BNPB, Willem R, berbincang bersama Bupati KSB, HW Musyafirin saat mengunjungi korban gempa di lokasi terdampak paling parah di Kecamatan Seteluk (15/9)

Apresiasi serupa juga diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem R. Dalam kunjungannya ke lokasi bencana gempa di Kecamatan Seteluk dan Poto Tano, Sabtu siang 15 September 2018, Willem secara terbuka menyampaikan pujian, bahkan meminta masukan kepada Bupati HW Musyafirin untuk menanggulangi sejumlah persoalan pasca gempa di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Menurutnya, konsep pendataan kerusakan dan warga terdampak yang diterapkan oleh Pemda KSB merupakan yang tercepat. Hingga ia mengaku optimis kurang dari 6 bulan (hingga bulan maret 2019) batas waktu yang ditetapkan pemerintah, proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa di KSB pasti suda bisa dituntaskan.

Saking senangnya atas sikap tanggap dan kerja cepat yang telah dilakukan Pemda KSB dan jajaran, Kepala BNPB bahkan menawarkan, jika data kerusakan, khusus untuk rusak sedang dan rusak ringan, sudah di SK-kan oleh Bupati, pihaknya akan memerintahkan ke jajarannya untuk langsung mencairkan bantuan stimulan bagi warga pemilik rumah terdampak di KSB.

“Tadi untuk yang rusak berat sudah di SK-kan tahap I. Pencairannya sudah bisa dilaksanakan secara bertahap (tahap I Rp 25 juta).  Kalau yang rusak ringan dan sedang sudah di SK-kan, serahkan ke saya, saya akan perintahkan hari ini juga ditransfer,” ujar Willem dihadapan Bupati dan jajaran serta masyarakat korban gempa.

Ketika meyapa warga korban Gempa di Dusun Jembatan Kembar, Desa Senayan Kecamatan Poto Tano, Wilem, juga menyatakan kagum dan bangga terhadap kinerja para agent PDPGR bersama Bhabinsa dan Babinkamtibmas di KSB.

“Bapak Bupati dan jajaran, bersama agen gotong royong sudah bekerja luar biasa. Pemda Sumbawa Barat sudah memiliki Perda gotong royong (PDPGR), ini sudah jadi pembicaraan nasional. Dengan adanya bencana ini efektifitas dari keberadaan Perda tersebut terlihat dengan cepatnya proses penangangan, pendataan dan rekonstruksi,” ucapnya.

Wilem juga menyatakan, konsep yang digunakan Pemda KSB dalam hal penanggulangan bencana dengan sistem gotong royong ini akan dijadikan contoh secara nasional. Ia dihadapan warga secara langsung mengundang Bupati HW Musyafirin untuk hadir dan menjadi pembicara dalam pertemuan internasional di momentum Bulan Pengurangan Resiko Bencana yang akan dilaksanakan di Medan pada 24 Oktober mendatang.

Kegiatan Bulan Pengurangan Resiko bencana ini, ungkap Kepala BNPB, di organize oleh UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees -Komisi Tinggi PBB untuk masalah pengungsi), salah satu lembaga kemanusiaan yang bernaung dibawah United Nation – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Bupati HW Musyafirin diminta untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan upaya-upaya yang dilaksanakan sehingga bisa mengatasi bencana secara cepat.

“Saya sudah mendaulat Pak Bupati supaya bicara disana. Yang hadir sekitar 5.000 orang dari seluruh Indonesia, organisasi internasional, termasuk dari PBB, lalu perwakilan dari 34 provinsi dan 514 Kabupaten/kota. Saya sengaja ngomong langsung disini, agar beliau (bupati KSB) tidak bisa menghindar lagi,” ujarnya disambut aplaus warga.

Wilem juga mengaku merasa bahagia bisa berkunjung ke KSB dan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang menjadi korban.

“Ditengah bencana seperti ini, bapak ibu masih tetap tersenyum, tetap sabar, tetap gembira, itu yang membuat saya lega, tidak stress lagi saya. Setelah dari Sumbawa Barat ini, saya pulang pasti bisa tidur enak,” ucapnya berseloroh.

Dalam kunjungannya ke Seteluk dan Poto Tano, Kepala BNPB sempat menyerahkan bantuan dan melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan kembali rumah warga yang rusak akibat gempa di Desa Seteluk Tengah dan di Dusun Jembatan Kembar.(EZ)

Komentar