Peragaan Busana di Event Sail Moyo Tambora Ramai Dikecam Warganet

KabarNTB, Sumbawa – Kegiatan peragaan busana etnik yang menjadi salah satu agenda dalam event tahunan Sail Moyo Tambora 2018 di Kabupaten Sumbawa, mendapat kecaman dari masyarakat, khususnya warganet.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu malam 12 September 2018 dengan label ‘Festival Tenun & Fashion Samawa’ yang digelar di atas jembatan Samota di Kota Sumbawa Besar itu dikecam karena dianggap tidak mencerminkan adat istiadat Tau Samawa yang memegang teguh palsafah ‘Adat Barenti Ko Sara, Sara Barenti Ko Kitabullah’.

Pasalnya, peragaan busana yang dihadiri oleh para pejabat Pemda Sumbawa, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB dan masyarakat umum itu, menampilkan sejumlah model perempuan yang mengenakan busana minim dan mempertontonkan aurat.

Salah satu foto peragaan busana yang berlangsung di atas Jembatan Samota yang ramai dikecam warganet (foto ; FB)

Sejak kamis pagi tadi (13/9) hingga malam ini, foto yang menampilkan sejumlah model berbusana terbuka yang tampil di acara dimaksud, viral di media social, baik facebook maupun WAG. Semua postingan yang menampilkan foto-foto dimaksud menjadi viral dan ramai dikomentari serta dibagikan warganet.

Mayoritas komentar berisi kecaman kepada panitia pelaksana kegiatan maupun pihak lain yang terlibat dalam kegiatan itu. Mereka dinilai tidak paham adat istiadat, bahkan ada yang menuding sebagai biang keladi terjadinya bencana di Tana Samawa dan tidak sepantasnya kegiatan semacam itu dilaksanakan di tengah suasana duka yang masih melingkupi masyarakat Tana Samawa pasca bencana gempa.

Bukan hanya peragaan busana berpakaian terbuka yang dikecam warganet, penggunaan Istana Dalam Loka (Istana Raja Sumbawa) yang merupakan bangunan cagar budaya dan menjadi museum peninggalan sejarah Sumbawa, sebagai lokasi latihan para model yang akan mengikuti peragaan busana juga tidak kalah ramai dikecam.

Warganet menyesalkan penggunaan Istana Dalam Loka yang merupakan peninggalan sejarah dan dianggap sebagai tempat yang sakral harus dikotori dengan kegiatan yang dianggap tidak membawa manfaat. Padahal karena dianggap sakral dan sangat dihormati itu, Istana Dalam Loka selama ini tidak bisa secara sembarangan dimasuki. Ada adab-adab yang mesti ditaati oleh pengunjung, misalnya tidak boleh ribut saat berada didalam istana, tidak boleh membawa masuk alas kaki (sepatu- sandal dilepas diluar), tidak boleh menyentuh barang-barang yang ada didalamnya, termasuk tidak boleh memotret.

Tetapi dalam video yang diunggah salah satu satu warganet, memperlihatkan sejumlah model dengan pakaian sexy sedang berlenggak-lenggok diatas karpet hijau didalam Dalam Loka. Disekelilingnya nampak ramai orang lain yang terdengar memberi semangat dan mengontari cara berjalan foto model yang sedang latihan untuk peragaan busana di jembatan Samota itu.

Warganet dalam postingan itu mempersoalkan penggunaan Dalam Loka dan para model serta orang lainya didalam video yang masuk kedalam ruangan istana menggunakan pakaian tidak sopan, sepatu hak tinggi (para model) dan sepatu aneka macam (para penonton) dan kebisingan yang ditimbulkan akibat suara music yang mengiringi para model berjalan dan suara komentar para penonton di sekeliling mereka.

Hingga berita ini ditayangkan postingan-postingan tentang peragaan busana dan video latihan para model didalam Istana Dalam Loka masih terus viral dan dikomentari warganet. Belum ada pernyataan resmi dari pihak pelaksana kegiatan maupun Pemda Sumbawa terkait persoalan ini.(Tim)

Komentar