Dewan Pertanyakan Buruknya Kinerja PDAM Sumbawa

 

KabarNTB, Sumbawa— Buruknya kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sumbawa dalam memberikan pelayanan kebutuhan air bersih khususnya di wilayah perkotaan mendapat sorotan keras dari DPRD.

Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Lalu Budi Suryata yang ditemui diruang kerjanya Kamis 25 Oktober 2018 mengatakan, PDAM sudah seharusnya direvitalisasi secara keseluruhan, termasuk SDM nya.

Dijelaskan Budi, pentingnya revitalisasi di PDAM, sebab sejauh ini dari pantauan DPRD Sumbawa tidak ada langkah maju yang dilakukan dalam mengentaskan persoalan yang terjadi.

Ilustrasi

Dan persoalan tersebut merupakan persoalan klasik yang sering dikeluhkan oleh masyarakat yakni kurangnya debit air yang keluar yang berakibat pada antrean warga hingga tengah malam menunggu air keluar..

“Saya melihat bahwa persoalan PDAM ini sepertinya persoalan laten, tidak ada progres terkait peningkatan kinerja yang dilakukan. Selama 14 tahun saya di DPRD, keluhan dan laporan masyarakat masih berkutat soal debit air dan jaringan,” ungkap Budi.

Alasan klasik yang dilontarkan PDAM kata Budi menunjukkan ada yang tidak beres di manajemen PDAM. Karena itu revitalisasi wajib dilakukan.

“DPRD Sumbawa melalui komisi teknis akan memanggil PDAM untuk membahas masalah tersebut, termasuk mendorong dilakukan revitalisasi di tubuh PDAM, peremajaan jaringan dan melakukan fungsi kontrol terhadap jaringan dengan pemeliharaan yang lebih maksimal,” tegasnya.

Lebih jauh disampaikannya, jika alasannya karena debit air yang menurun, maka seharusnya jumlah debit air disesuaikan dengan pelanggan. Demikian juga dengan lokasi jaringan yang rusak, semestinya bertahap dilakukan peremajaan.

“Dengan berlarutnya persoalan seperti ini menunjukkan manajemennya PDAM yang kurang baik,” tegas Budi.

Ia mencontohkan, di beberapa wilayah didalam kota dan sekitarnya terkadang sudah beberapa hari tidak ada air.

“Masyarakat bahkan datang ke dewan menyampaikan langsung keluhan. Padahal persoalannya sangat sederhana untuk dibenahi,” ungkapnya.

Karena itu, Budi menilai tidak ada upaya lain yang dilakukan PDAM untuk menyudahi persoalan laten ini, apalagi misalnya PDAM mau melakukan revitalisasi kawasan tangkapan air di Semongkat guna menjaga debit air.

“PDAM hanya berkutat pada persoalan primer dan belum bisa berpikir dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air,” tandasnya.

Selain pelayanan, Budi juga menyorot buruknya koordinasi PDAM ketika ada hambatan. Padahal potensi sumber air yang dimiliki Sumbawa luar biasa.

“Kita juga sudah berikan anggaran beberapa tahun yang lalu, kemudian anggaran pemeiliharaan sudah disiapkan oleh PDAM. Kalau ada sesuatu yang menghambat, harus ada koordinasi. Jangan hanya menunggu bola. Perusahaan daerah itu harus proaktif, karena air ini adalah kebutuhan vital bagi masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari,” demikian Budi.(JK)

Komentar