KabarNTB, Sumbawa Barat – Angka kemiskinan di Kabupaten Sumbawa Barat mengalami penurunan signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hasil analisis per Maret 2018 menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach), persentase kemiskinan masyarakat KSB mencapai 14,17 persen atau mengalami penurunan sebesar 1,79 persen dari tahun 2017 yang berada di posisi 15,96 persen.
Menanggapi data BPS itu, Asisten Ekonomi Pembangunan Setda KSB, H Amry Rakhman, mengatakan, penurunan tidak saja terjadi pada persentase kemiskinannya. Tepati hal sama juga terjadi pada kedalam dan tingkat keparahan kemiskinan.
“Jadi trend-nya tahun ini semuanya positif (mengalami penurunan) untuk semua elemen kemiskinan,” terangnya kepada wartawan, Selasa 18 Desember 2018.
Ia menjelaskan, data yang dirilis BPS itu sebenarnya merupakan pemetaan tahun 2017 yang kemudian baru dianalisis dan dirilis hasilnya di tahun 2018 ini. Sementara untuk tahun ini BPS baru akan memunculkan hasil analisisnya pada Maret 2019 mendatang.
“Jadi perlu dipahami dulu. Itu bukan data terkini tapi tahun 2017,” timpalnya.
Meski data tahun lalu, H. Amry menyatakan, dirinya optimis penurunan kemiskinan akan semakin signifikan ke depannya. Mengingat sepanjang tahun 2018 ini, Pemda KSB telah banyak dan semakin intens menggelontorkan program untuk pengentasan kemiskinan di tengah masyarakat.
“Di 2017 saja kita sudah dongkrak penurunannya (kemiskinan) sampai 1,79 persen atau sekitar 250 persen kenaikannya dari tahun 2016 yang hanya 0,5 persen. Apalagi tahun ini pasti lebih tinggi lagi,” imbuhnya.
Ada hal menarik yang diungkap dari data BPS terbaru itu, yang menurut H. Amry tidak banyak orang pahami. Ia memaparkan, jumlah penduduk miskin pada tahun 2017 menyesuaikan jumlah penduduk keseluruhan di tahun yang sama, yakni sebanyak 140.890 jiwa. Dan pada tahun 2018 ini jumlah penduduk KSB mengalami penambahan sekitar 3.000 lebih menjadi 144.000 jiwa, tetapi jumlah angka kemiskinannya tetap mengalami penurunan yang sangat signifikan.
“Artinya, walaupun orang-orang miskin melahirkan anak-anak miskin, tidak mempengaruhi penurunan angka kemiskinan yang kita bisa tekan,” urainya.
Dengan kondisi itu, H. Amry mengaku, ke depan penurunan angka kemiskinan di daerah akan terus berjalan positif. Terlebih pada tahun 2019 mendatang, Pemda KSB telah menyiapkan program baru yaitu program perlindungan dan pemberdayaan masyarakat miskin. Program ini difokuskan untuk membantu masyarakat miskin untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
“Saya yakin akan lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang karena program kita semakin banyak dan menyentuh langsung masyarakat miskin,” tukasnya.
Sementara itu, ditanya apakah dengan dengan penurunan 1,79 persen tersebut maka Pemda KSB optimis mencapai target penurunan sebesar 2 persen per tahun sesuai RPJMD, H. Amry mengaku, pihaknya belum mau memastikannya. Ia memilih menunggu data riil hasil analisis BPS terbaru di tahun 2019 mendatang.
“Saya selalu bilang kita kerja dulu mengatasi kemiskinan di masyarakat. Sebab soal data itu pasti pada akhirnya mengikuti usaha kita,” imbuhnya.(Ndi)
Komentar