KabarNTB, Sumbawa — Biaya revitalisasi pasar Seketeng membengkak dari perencanaan awal yang telah dibuat Pemda Sumbawa. Kondisi ini menyebabkan Pemda setempat kesulitan karena anggaran yang dialokasikan tidak mencukupi.
Dalam diskusi tentang pembangunan Pasar Seketeng yang dihadiri Gubernur bersama Bupati dan dinas terkait dari pemprov NTB dan Pemda Sumbawa di ruang kerja bupati Sumbawa, Jumat 15 Februari 2019, Heri Kurniawan — Konsultan Review DED memaparkan beberapa kendala dalam pembangunan Pasar Peketeng yang menyebabkan anggaran yang telah dianggarkan tidak cukup.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 58 milyar untuk membiayai revitalisasi Pasar Seketeng. Jumlah itu sesuai perencanaan Tahun 2018 berdasarkan Detail Enginering Design (DED) yang disusun awal Tahun 2011. Namun seiring berjalannya waktu, harga satuan material naik. Sehingga dari dana yang ada sebesar Rp 58 milyar tidak bisa menuntaskan pembangunan Pasar Seketeng yang direncanakan berlantai dua.

“Artinya ada bagian bangunan yang tidak terbangun lantaran harga satuan material seperti kayu dan lainnya saat ini sudah naik,” jelasnya.
Menurut Heri, untuk menuntaskan seluruh bangunan sesuai desain, mesti menambah anggaran. Kekurangan anggaran berdasarkan perhitungan sebesar Rp 25 Milyar, sehingga totalnya mencapai Rp 83 milyar. Selain itu, dengan membengkaknya anggaran ini, harus dilakukan review DED.
Menanggapi penjelasan tersebut, Bupati Sumbawa HM Husni Djibril, meminta dukungan Gubernur NTB untuk menutup kekurangan anggaran tersebut. Namun jika tidak, Ia mendesak agar pasar itu tetap dikerjakan dengan dana yang ada mengingat keterbatasan waktu.
“Tetap konsepnya pasar harus selesai. Jangan sampai kekurangan dana ini menghambat proses pembangunan pasar yang direncanakan mulai dikerjakan April mendatang. Selesaikan dulu bangunan sesuai dengan dana yang ada,” kata Bupati.
Sementara itu, Kepala BPKAD Sumbawa, Wirawan Ahmad,mengatakan, untuk membiayai membengkaknya anggaran revitalisasi Pasar Seketeng ada dua skenario. Yang Pertama, ditangani bersama propinsi dan kabupaten. Atau propinsi memberikan bantuan keuangan.
“Jika ada bantuan keuangan, maka ini konsekwensinya, segera dilakukan perubahan APBD. Sebab tidak mungkin dilakukan pergeseran anggaran APBD mengingat semua pos sudah terisi,” jelasnya.
Skenario kedua, dikerjakan secara multiyears asalkan pedagang yang sekarang ditempatkan sementara di Taman Kerato bisa bersabar menunggu rampungnya pasar.
Gubernur NTB H Zulkieflimansyah (Doktor Zul) menyatakan Pemprov NTB siap membantu kekurangan biaya revitalisasi Pasar Seketeng yang luluh lantak pasca kebakaran pada januari lalu.
“Nanti Di Provinsi akan kami bicarakan lagi dengan dinas tekhnis terkait masalah pasar seketeng ini” Ungkap Gubernur.(JK)