KabarNTB, Sumbawa Barat – Ahad 17 februari 2018, pasangan HW Musyafirin – Fud Syaifuddin (Firin – Fud) genap tiga tahun memimpin KSB. Selama kurun waktu tersebut, pasangan berlatar birokrat – politisi itu tetap kompak bahkan semakin mesra.
Kekompakan dan kemesraan itu terlihat jelas di acara refleksi tiga tahun masa jabatan bupati – wakil bupati KSB yang dilaksanakan Ahad malam di Graha Fitrah, Kompleks Kemutar Telu Centre.
Sebelum acara dimulai, Firin – Fud melaksanakan pemotongan tumpeng tanda kesyukuran disaksikan para tokoh dan segenap anggota forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) di loby Graha Fitrah. Mereka lalu saling menyuap satu sama lain sebelum membagi-bagikan potongan tumpeng kepada para hadirin.
Acara itu dilanjutkan dengan doa bersama sebelum dilanjutkan dengan kegiatan resepsi di halaman gedung.

“Saya sama pak wakil bupati senantiasa memberikan yang terbaik dan saya fikir di luar sana tidak perlu ada yang berspekulasi,” ujar Bupati HW Musyafirin, menjawab berbagai spekulasi tentang hubungan dirinya dengan wakil bupati Fud Syaifuddin, dalam sambutan di hadapan ribuan masyarakat yang hadir di acara refleksi.
“Bahkan ada yang taruhan, tidak perlulah. Ada yang bertaruh, itu orang dua itu (bupati – wabup) tidak sampai satu tahun pasti pecah. Ini sudah dua tahun ini, kalah. Tambah uang. Sudah tiga tahun tambah uang lagi. Jadi tidak perlu,” imbuhnya.
HW Musyafirin mengakui, dirinya dengan Wakil Bupati, Fud Syaifuddin memiliki banyak sekali perbedaan.
“Perbedaan itu banyak sekali. Tapi itulah, kalau kami sendiri tidak akur, tidak seirama, bagaimana masyarakat?. Jadi apa yang berbeda di kami, kami korbankan untuk kita satukan. Jadi ada rasa memahami, ada rasa saling pengertian, saling memiliki,” katanya lebih jauh.
Di panggung yang sama, hal senada juga ditegaskan, Wakil Bupati, Fud Syaifuddin. Menurutnya, selama tiga tahun mendampingi, ia mengaku, HW Musyafirin bisa menjadi Bapak, sekaligus kakak buat dirinya.
“Karena kami memang sepupu tiga, jadi tidak ada yang harus kita ributkan. Apa yang saya lakukan Insya Allah atas sepengetahuan beliau dan Insya Allah untuk pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumbawa Barat. Itu tujuan kami,” ungkapnya.
Wabup juga menyatakan bahwa jabatan yang diembannya bersama HW Musyafirin, tidaklah kekal. Ia berharap sisa masa jabatan dua tahun kedepan bisa diselesaikan dengan baik.
“Dan ndak boleh direbut ini, tidak boleh kita ribut. Karena Allah dengan takdirnya maha segala-galanya. Dan saya yakin yang terbaiklah yang diberikan Allah kepada rakyat Sumbawa Barat. Insya Allah Beliaulah yang terbaik,” imbuhnya.
Wabup juga menyinggung soal sikapnya selama ini yang cenderung keras. Tapi sikap keras menurutnya, karena memang itu tugas sebagai wakil bupati, sementara tugas bupati berbeda.
“Dengan Tupoksi dibidang pengawasan, Wakil harus keras, karena kalau tidak keras tidak disiplin,” ucapnya.
Terkait pengawasan, Wabup menyatakan bersyukur selama tiga tahun (2016 – 2019) mendampingi HW Musyafirin, tidak ada satupun Aparatur Sipil Negara (ASN) KSB yang tersangkut masalah hukum.
“Karena kerjasama yang baik, bukan kita ingin KKN dengan Pak Kapolres atau Kajari, tapi kita terbuka. Kita manfaatkan betul fungsi pengawasan dan apa yang menjadi fungsi aparat hukum,” jelasnya.
Mengenai inspeksi mendadak (Sidak) yang kerap dilakukan ke semua dinas/instansi, Wabup menyatakan hal itu merupakan tugas langsung dari Bupati.
“Disidak saja masih banyak yang tidak peduli, apalagi tidak. Kami turun ke mana-mana untuk memberikan pelayanan, bukan untuk berlomba, Pak Bupati kesana, saya kesini, bukan. Karena tidak mungkin pak bupati sendiri akan mengunjungi 56 desa/kelurahan yang ada, sangat luas. Jadi saya harus tahu diri jadi wakil itu. Dimana beliau tidak ada, disitu harus ada saya. Kita harus saling mengisi. Kita begini aja banyak yang mencela, apalagi tidak,” ucap Wabup.
Di akhir penyampaiannya, Wabup menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh Aparatur dan masyarakat Sumbawa Barat jika sejauh ini masih ada hal-hal belum berhasil dilaksanakan. Berbagai prestasi yang berhasil dicapai, merupakan hasil kerja keras seluruh komponen birokrasi dan dukungan dari masyarakat.
“Kalau ada yang baik, pasti karena kita semua. Kalau ada yang jelek biarlah untuk kami berdua. Itulah resiko menjadi pemimpin,” tutupnya.
Kekompakan yang bukan kali ini saja ditunjukkan pasangan Firin – Fud, menuai pujian dari berbagai pihak, termasuk partai politik. DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) KSB bahkan sudah secara terang-terangan menerbitkan sikap politik untuk mengusung kembali pasangan ini di Pilkada KSB 2020 mendatang.
“(Ibarat) Barang sudah jadi ini, bukan barang KW. (Firin – Fud) ini built up, barang ori (terbukti). Apa salahnya. Apa-apa yang sudah lebih utama kita ucapkan, secara politik yang nomor dua, nomor tiga, nomor empat itu pasti ketinggalan. PPP tidak mau itu, PPP mesti menjadi yang terdepan,” ujar Ketua DPC PPP KSB, Amiruddin Embeng.(EZ)