Mantan Koreografer Madonna Rancang Karya Tari Kontemporer untuk Promosikan KSB ke Dunia Internasional

KabarNTB, Sumbawa Barat – Seniman yang juga mantan penata tari diva pop dunia, Madonna, Eko Supriyanto atau lebih dikenal dengan Eko Pece, merencanakan proyek besar di tahun 2021 untuk mempromosikan kesenian Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ke dunia internasional.

Berbicara dalam acara ramah tamah dengan Pemda KSB, Rabu malam 27 Februari 2018, Eko Pece yang datang bersama rombongan Wakil Rektor dan sejumlah dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, menyatakan kagum saat menyaksikan anak-anak memainkan alat musik tradisional berupa rebana, gendang, gong dan seruling mengiringi tarian karya seniman lokal yang ditampilkan sebagai hiburan di acara dimaksud.

Pria yang selalu memakai pakaian serba hitam, mengaku saat ini sedang menggarap proyek pertunjukan kesenian kontemporer yang berakar dari seni tradisional Atambua Nusa Tenggara Timur (NTT). Karya seni yang akan melibatkan anak-anak dan seniman lokal itu akan di pentaskan di luar negeri tahun 2020 nanti.

Eko Suprianto (Eko Pece), mantan koreografer Madonna saat berkunjung ke Pantai Kertasari, Taliwang – KSB

Menurut Pece yang saat ini menjadi dosen ISI, karya seni yang dibuatnya, tidak sekedar dipentaskan untuk memperkenalkan seni budaya dan eksotisme Indonesia yang sangat beragam, tetapi lebih dari itu, juga sebagai media diplomasi.

Ia mengakui Kementerian Pariwisata telah maksimal mempromosikan Indonesia. Tetapi sebagai seniman, Ia mengaku ingin ambil bagian dengan melibatkan seniman dan SDM lokal.

“Untuk diplomasi sesungguhnya lebih penting. Bagaimana proses untuk jadi, bagaimana anak-anak sekecil ini tetap memiliki seni budaya lokal mereka. Saya yakin mereka ini anak-anak millenial yang punya facebook, instagram, punya WAG. Tetapi mereka masih mewarisi tradisinya. Harapan kami dari ISI dalam kaitan dengan kerjasama kami dengan Pemda Sumbawa Barat, mereka akan meneruskan. Untuk bisa, tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga di mancanegara,” urainya.

Sejak 2013, Ia telah berkeliling dunia mementaskan kesenian – kesenian tradisional yang dikemas menjadi karya kontemporer. Salah satunya karya tari kontemporer dari daerah Halmahera Barat yang sudah berulang kali dipentaskan di dalam maupun luar negeri.

Seniman penyandang dua gelar doktor di bidang seni modern dari UCLA, California, Amerika Serikat dan Seni Pertunjukkan dari UGM Jogjakarta itu, menyatakan, Atambua sebagai daerah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste dan Philips Island, memiliki posisi penting secara politik dan kultural, tidak hanya di Indonesia tapi juga diluar.

Eko Pece (baju hitam) bersama Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata KSB, Ajad Sajadah

“Setelah melihat materi yang ada disini (KSB), jika bapak (Bupati) merestui, saya juga akan membuat karya kontemporer yang akan saya pentaskan keluar,” imbuhnya, kepada Bupati KSB, yang hadir bersama seluruh jajaran Pemda setempat.

ISI Surakarta, sambungnya, memiliki jaringan yang banyak (di Luar Negeri). Jaringan tersebut, kata dia, selalu antusias ketika berbicara seni budaya dari Indonesia. Mereka selalu bertanya, apalagi yang bisa diangkat dari potensi Indonesia yang beragam itu.

“Kalau seni tari, selama ini yang dikenal diluar hanya tari Bali, Jawa. Alhamdulillah 2013 saya telah memperkenalkan Halmahera, 2020 saya akan mengenalkan Belu, Atambua dan 2021 saya mohon ijin pak, saya akan memperkenalkan Sumbawa Barat,” cetusnya disambut aplaus para tamu undangan.

Dikutip dari Wikipedia, Eko Pece, Kelahiran Banjarmasin Kalimantan Selatan 26 Nopember 1970, dikenal luas sebagai penari dan koreografer (penata tari) di kalangan seniman Internasional setelah dipilih oleh diva musik pop dunia, Madonna, menjadi penata tari konsernya di berbagai negara. Total 286 konser Madonna yang koreografinya digarap oleh Eko Pece.

Selain itu, ia juga menjadi penata tari untuk pertunjukan Lion King
di teater paling kesohor di dunia, Broadway, New York, Amerika Serikat.

Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata KSB, Ajad Sajadah Amir yang berperan mendatangkan Eko Pece dan rombongan ISI Surakarta, menyatakan, kehadiran rombongan tersebut untuk melaskanakan study kesenian di KSB. Mereka juga telah melaksanakan dialog kebudayaan dengan para pelaku seni dan pemangku kepentingan lainnya, dalam rangka kerjasama pengembangan seni budaya KSB.

“Kedepan ISI Surakarta akan terlibat langsung dalam pengembangan seni dan budaya KSB. Kami juga merasa surprise ketika Mas Eko Pece berencana akan membuat karya tari kontemporer untuk memperkenalkan KSB ke dunia internasional. Ini kesempatan langka dan pastinya diharapkan oleh semua daerah di Indondesia,” demikian Ajad Sajadah.(EZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses