KabarNTB, Sumbawa Barat – Pengelola pasar Poto Tano di Desa Tambak Sari mesti putar otak untuk menghidupkan aktifitas di pasar tersebut.
Sejak dibangun pada 2017 hingga sekarang, pasar kecamatan tersebut belum optimal beroperasi karena minim pedagang.
Dari 19 unit kios yang ada, hanya satu unit yang terisi. Selebihnya, mangkrak. Bahkan bangunan pasar tersebut lebih banyak diisi hewan ternak warga.
Kepala Pasar Poto Tano, Rahmad Hidayat, mengakui kondisi tersebut. Menurut dia, meski tidak ada aktifitas, sebenarnya seluruh kios di pasar tersebut sudah ada pemiliknya.
Saat dilakukan pembagian kios pada maret lalu, banyak sekali warga yang berminat. Karena itu pihak terkait menggunakan sistem undian untuk menentukan warga yang berhak mengisi kios – kios dimaksud.
Namun kios yang terisi hanya kios milik kelompok pemuda Desa Tambak Sari yang menjual kerajinan meuble dari bahan bekas.
“Sampai sekarang belum ada warga pemilik kios lain yang beraktifitas (berjualan). Praktis kios – kios yang ada kosong,” ujar Rahmad.
Sebenarnya, posisi pasar Poto Tano, terbilang cukup strategis karena berada persis di pinggir jalan raya (provinsi) di jalur lintas Poto Tano – Taliwang. Tetapi karena jaraknya yang cukup jauh dari Ibukota Kabupaten dan minimnya minat warga untuk memanfaatkan, pasar tersebut tidak bisa berkembang.
Rahmad Hidayat mengaku, sedang merumuskan cara untuk memaksimalkan pemanfaatan pasar dimaksud. Ia mengaku telah berkomunikasi langsung dengan sejumlah pengusaha yang bergerak dibidang pertanian dan peternakan, meminta mereka untuk memanfaatkan pasar Poto Tano sebagai lokasi pemasaran produk mereka.
Pihaknya, kata Rahmad, juga sedang menyusun usulan kepada Kepala BPAD (Badan Pendapatan dan Aset Daerah) sebagai instansi pengelola pasar untuk menjadikan Pasar Poto Tano sebagai pasar transit produk perikanan, pertanian (sayur mayur dan buah) serta peternakan. Hal ini karena wilayah Poto Tano merupakan pintu masuk wilayah KSB.
“Pasar transit maksudnya, semua produk perikanan, pertanian dan peternakan yang berasal dari luar daerah, mesti dibongkar di pasar Poto Tano sebelum menyebar ke pasar-pasar lain di wilayah KSB. Jika ini bisa direalisasikan, bukan hanya pasar Poto Tano akan hidup, tetapi sektor lain seperti jasa transportasi juga akan menggeliat,” urai Rahmad Hidayat.(EZ)
Komentar