KabarNTB, Sumbawa – Bakal Calon Wakil Bupati Sumbawa, Sudirman menegaskan masyarakat menghendaki adanya seorang pemimpin kedepan yang bukan hanya sekedar mendengarkan apa aspirasi masyarakat, akan tetapi hadir ditengah masyarakat dan ikut merasakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Saat berbincang dengan para pegiat media Massa di Sumbawa, Senin 29 Juli 2019, Sudirman yang akan maju ke Pilkada 2020 lewat jalur perseorangan, juga menyinggung soal potensi sumber daya alam yang melimpah yang dimili Sumbawa yang menjadi spot-spot pertumbuhan ekonomi yang potensial dikembangkan.
“Sayangnya, masih banyak potensi-potensi tersebut belum tersentuh kebijakan,” ucapnya.
Ia menduga, belum tersentuhnya potensi-potensi tersebut karena pengambil kebijakan terlalu linear dalam menentukan formula untuk menempatkannya dalam prioritas kebijakan.
“Harus ada pendekatan yang berbeda (Out of the boks) dari formula teknokratis yang selama ini diyakini penganut kebijakan modern yang biasanya menggunakan pendekatan manfaat-biaya atau berbagai pendekatan pragmatis lainnya,” sebutnya.
Sentuhan ini, sambung Dia, memerlukan keberpihakan yang jelas dari pengambil kebijakan sebagai akibat dari intensitas pemimpin bersentuhan dengan masyarakat. Dari kunjungannya dalam dua bulan terakhir ke berbagai wilayah Sumbawa dan bertemu dengan berbagai lapisan masyarakat, Ia mengaku siap memberikan perhatian sepenuhnya untuk merasakan denyut nadi dan kebutuhan masyarakat.
“Untuk itu jika rakyat mengamanatkannya saya bersama Pak Talif di Pilkada nanti, saya akan menyiapkan waktu untuk hadir bahkan menginap di tengah-tengah masyarakat. Ini harus ditradisikan oleh pemimpin mendatang,”.
“Dalam dua tiga bulan kedepan, saya yakin akan menemukan formulasi yang tepat untuk menjawab berbagai persoalan yang dialami sebagian besar masyarakat,” imbuhnya.
Sudirman menyatakan, potensi yang ada pada alam dan masyarakat Sumbawa memiliki kecenderungan dan karakteristik berbeda-beda yang bisa dipetakan pada masing-masing wilayah.
Karenanya Sumbawa harus bisa dipetakan dalam ragam karakteristik yang dimilikinya, sehingga sentuhan kebijakannya selaras dengan karakteristik yang dimiliki. Kebijakan dan anggaran pemerintah harus hadir secara optimal di tengah-tengah kebutuhan dan permasalahan masyarakat.
Infrastruktur, termasuk jalan ke wilayah terpencil dan mengentaskan kemiskinan di daerah, berbasis data terpadu dan bekerjasama dengan desa juga menjadi perhatian politisi muda yang akan berpasangan dengan Talifuddin ini.
Tapi tidak saja mengentaskan kemiskinan, Ia bermimpi membuat kebijakan yang mampu memunculkan orang kaya baru (OKB) di setiap desa. Caranya, desa diminta memusyawarahkan pilihan orang paling miskin di desanya yang memiliki potensi untuk maju, yang akan diintervensi serius oleh pemerintah daerah dan desa.
“Intervensi yang diberikan tidak saja berupa stimulant tetapi totalitas untuk mengangkatnya dari kemiskinan dan bahkan menjadikannya orang kaya baru di desanya. Bayangkan saja jika ada 2 orang saja per desa yang setiap tahun dientaskan kemiskinannya, maka dalam 5 tahun akan lahir 1.650 orang kaya baru di seluruh kabupaten,” ujarnya bersemangat.
“Orientasi kebijakan juga mesti menyasar potensi potensi yang ada, sehingga sasarannya adalah membentuk spot- spot (daerah-daerah) pertumbuhan baru. Dengan semakin banyak spot-spot pertumbuhan ekonomi maka dampaknya akan meluas dan bisa menjangkau seluruh wilayah dan strata masyarakat. Untuk upaya tersebut, camat harus bisa dioptimalkan perannya, salah satunya diwujudkan dengan fakta integritas antara camat dan bupati dalam mengembangkan wilayahnya masing-masing,” demikiam Sudirman.(JK)
Komentar