KabarNTB, Sumbawa Barat – Bakal calon petahana, HW Musyafirin mengisyaratkan tidak akan membentuk koalisi gemuk parpol pengusung dirinya di Pilkada Sumbawa Barat 2020 mendatang.
“Targetnya, saya biar ada figure – figure lain masuk. Saya kalau dengan PDIP saja sebenarnya cukup dan nda perlu repot-repot,” ujar HW Musyafirin menjawab pertanyaan wartawan soal partai politik mana saja yang dilirik sebagai pengusung di Pilkada, di Masjid Agung Darussalam, Kompleks KTC, Selasa 8 Oktober 2019.
Sebelumnya, HW Musyafirin telah mendaftar dalam proses penjaringan yang dilaksanakan DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) KSB. Mengenai parpol lain, ia mengatakan sejauh ini baru partai yang telah membuka pendaftaran saja.
Ia menegaskan dirinya akan mengikuti mekanisme yang ditentukan partai politik dalam proses pendaftaran bakal calon. Artinya ketika diminta mengambil formulir dan mendaftar, ia siap mengikuti, meski tidak disemua parpol akan mendaftar.
“Sudah saya ambil formulir di Nasdem, tapi belum saya kembalikan. Di parpol lain yang membuka pendaftaran juga, artinya mekanisme partai itu kita ikuti,” katanya.
Meski demikian HW Musyafirin tidak sepakat jika bakal calon diwajibkan datang dan mengembalikan sendiri formulir pendaftaran yang telah diisi.
“Formulir di partai lain kita ambil. Yang terpenting kita teken (tandatangani). Tidak perlulah harus datang sendiri mengembalikan. Jadi yang normatif saja,” ujarnya sembari tertawa.
“Lain halnya kalau ada presentasi. Kalau diminta presentasi boleh, itu kalau ada. Tapi kalau hanya mengembalikan dokumen kita saling memahamilah,” imbuhnya.
Tokoh yang sekarang masih menjabat sebagai Bupati KSB itu, menyatakan, paradigma parpol dalam konteks Pilkada dewasa ini semestinya dirubah. Jika dulu figure yang harus mendatangi partai politik, saat ini semestinya partai politik yang proaktif dengan mendatangi figure-figure potensial.
“Ada partai yang hebat. Partai yang hebat itu selain tidak membuka pendaftaran, dia menjemput. Dia mendatangi orang – orang tertentu, ini partai hebat. Bukan suruh antar-antar sendiri. Jadi (figure yang harus mendatangi parpol) itu paradigma tempo dulu. Buang itu jauh-jauh kalau mau besar partai itu,”.
“Ada partai hebat dan dia sudah survey. Atas dasar survey ini dia mendatangi. Jadi paradigma sekarang, partai yang mencari figure – figure terbaik. Ada beberapa partai yang begini dan ada yang mendatangi saya. Tapi tidak usah saya sebut,” pungkasnya.(EZ)
Komentar