Pemuda Sumbawa Berhasil Ciptakan Pupuk Organik ‘SAKTI’

KabarNTB, Sumbawa — Seorang pemuda, warga Kelurahan Brang Bara, Sumbawa, Nur Fajri Saputra berhasil menciptakan dan memproduksi pupuk organik dengan kualitas dan hasil produksi tanaman yang tidak kalah dengan pupuk merk terkenal.

Nur Fajri yang akrab disapa Aik, memberi nama pupuk organik temuannya SAKTI (Samawa untuk Tani Indonesia). Keberhasilannya menciptakan dan memproduksi pupuk ini menjadi trobosan ditengah seringnya terjadi kelangkaan pupuk yang dialami petani.

Aik menceritakan, ide untuk menciptakan pupuk organik ini, didasari keperihatinannya akan kondisi petani yang sangat susah dan sulit mendapatkan pupuk untuk padi mereka. Sementara kalaupun ada, harga pupuk biasanya sangat mahal.

Nur Fajri Saputra (Aik) pencipta pupuk organik ‘SAKTI’

“Akibatnya hasil panen petani hanya bisa menutupi ongkos pengolahan dan produksi saja, kalaupun ada untung sangat sedikit,” tuturnya pada acara panen perdana lahan demplot pupuk organik Sakti di Orong Rea, Desa Songkar Kecamatan Moyo Utara Selasa 15Oktober 2019.

Atas kondisi tersebut dirinya yang juga pernah tergabung di Aliansi Petani Indonesia, dengan pengalaman pembuatan pupuk yang ia miliki, kemudian memberanikan diri mencoba membuat pupuk organik sendiri dengan berbagai formulasi dan melakukan uji coba sendiri selama dua tahun.

“Alhamdulullah hasilnya jauh mengalami peningkatan yang signifikan terhadap hasil panennya. Termasuk hasil panen MH (musim hujan) pertama belum lama ini sangat memuaskan,” ungkapnya.

Atas keberhasilan tersebut selanjutnya ia bersama teman yang lainnya kemudian berinisiatif untuk mengembangkan pupuk dimaksud. Upaya itu berjalan sukses dengan produksi yang meningkat. Termasuk panen keempat kalinya di Orong Rea Desa Songkar.

Dari hasil di lapangan, kualitas padi dari hasil pupuk organik sakti tidak kalah dengan padi yang diberi pupuk urea, NPK dan pestisida kimia lainnya.

Selain itu, dari hasil hitung-hitungan dan perbandingan modal yang dikeluarkan antara mengunakan pupuk atau pestisida kimia dengan mengunakan pupuk organik Sakti. Ternyata penggunan Sakti jauh lebih hemat.

“Saat ini untuk produksi lebih banyak saya mendapat support dari teman-teman. Kami telah melakukan uji coba di 11 desa yang ada di kabupaten Sumbawa dan dari konfirmasi, masing-masing hasil panen di desa yang di uji coba tersebut sangat memuaskan, kecuali desa yang mengalami kondisi kekeringan atau gagal panen,”.

“Pupuk ini juga telah di uji coba untuk tanaman pertanian lainnya seperti di bawang, sayur,jagung dan tanaman lainnya,” ungkapnya.

Atas keberhasilan itu, Aik bersama teman-temannya memutuskan membangun wadah pemasaran melalui CV Sumbawa Organik dengan produksi awal sebanyak 11 ribu liter yang akan dipersiapkan untuk musim tanam pertama di awal tahun 2020 mendatang.

Ia berharap pupuk temuannya bisa menjadi solusi bagi petani terhadap kelangkaan pupuk serta dan jawaban atas mahalnya biaya produksi yang menyulitkan petani,” harapnya.(JK)

Komentar