Antisipasi Virus Corona, Wabup KSB Minta Imigrasi Sidak Orang Asing di Tambang PTAMNT

KabarNTB, Sumbawa Barat – Pihak Imigrasi didesak untuk memantau dan mengawasi secara intensif keluar masuk orang asing, termasuk ke lokasi tambang milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) di Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), untuk mengantisipasi masuknya virus corona.

Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin, menyatakan, seperti halnya kabupaten / kota di NTB, KSB memiliki resiko untuk masuknya virus mematikan yang dapat menular dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia itu, sehubungan dengan keberadaan tambang milik PTAMNT di Batu Hijau.

Hal ini cukup beralasan, mengingat, bukan hanya PTAMNT, perusahaan lainnya yang menjadi sub kontraktor (bussines partner AMNT) di tambang Batu Hijau juga mempekerjakan orang asing. Karena itu penting agar pihak Imigrasi untuk melakukan pengawasan ketat arus keluar masuk orang asing ke tambang tersebut.

Tambang PTAMNT di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat (foto: ist)

“Ada pekerja dari berbagai negara yang keluar masuk ke tambang Batu Hijau. Kami pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan, karena itu Kami minta Imigrasi dan balai pengawasan tenaga kerja yang berada dibawah kewenangan Provinsi untuk melakukan pengawasan ketat disana,” ujar Wabup Fud Syaifuddin kepada Kabar NTB, Senin 27 januari 2020.

“Saya minta Imigrasi untuk melakukan Sidak orang asing ke tambang PTAMNT dan wilayah lainnya di KSB yang terdeteksi ada orang asing. Jangan – jangan disana ada. Karena kemarin-kemarin kami dapat informasi ada juga orang asing dari China dan Taiwan yang datang ke wilayah tambang liar. Apapun yang dibutuhkan Imigrasi sesuai SOP mereka, Pemda siap memfasilitasi jika dibutuhkan,” imbuhnya.

Selain itu, sambung Fud Syaifuddin, dengan gencarnya Pemprov NTB membangun pariwisata dan memberi kemudahan investasi akan membawa dampak lain, yakni meningkatnya arus keluar masuk orang asing ke NTB dari berbagai negara, termasuk negara-negara yang telah dimasuki virus corona yang sangat mematikan.

“Kalau pemerintah China saja telah mengisolasi kota Wuhan yang berpenduduk 4 juta lebih, maka kita di NTB-pun semestinya melakukan proteksi serupa untuk seluruh masyarakat. Tidak dengan isolasi, tetapi dengan pengawasan ketat terhadap arus keluar masuk orang asing, baik yang datang dalam rangka berwisata ataupun yang bekerja,” beber Fud Syaifuddin.

Ia meminta Gubernur melalui Dinas Kesehatan NTB untuk segera menggelar pertemuan dengan kabupaten / kota untuk membahas langkah-langkah antisipasi yang akan dilaksanakan secara kolektif. Menurutnya, mesti ada langkah-langkah strategis yang dilakukan Pemprov dan kabupaten / kota untuk mengantisipasi agar virus corona tidak masuk ke NTB. Termasuk dengan melakukan pengawasan ketat terhadap makanan import, seperti daging, yang masuk ke daerah ini.

“Tujuan (orang asing) masuk ke NTB, berapa lama akan tinggal dan menginap dimana mesti diketahui. Ini penting agar Pemprov bisa berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk menindaklanjuti pengawasan terhadap mereka. Bukan untuk memata-matai tetapi ini untuk memproteksi,” tegasnya.

Sementara itu Manager Head Of Coorporate Comunication PTAMNT, Kartika Octaviana, yang dihubungi terpisah, mengungkapkan, jumlah karyawan expatriate di tambang Batu Hijau (di AMNT + business partner) kurang dari 70 orang. Jika ditambah keluarga mereka, angkanya kurang dari 100 orang. Rata-rata para pekerja asing ini dan keluarga mereka tinggal di dalam area Batu Hijau. “Anak-anaknya pun sekolah di dalam. Jadi pasca awal maraknya virus corona di bulan ini, intensitas keluar masuk terbilang tidak tinggi karena aktivitas kantor dan sekolah sudah berjalan normal setelah masa liburan,” ungkap Vina.

“Saat ini kita sedang menyiapkan spesifik protocol bagi para pengunjung (terutama dari China atau yang melewati china) sesuai dengan arahan dari kementrian kesehatan dan kementrian luar negeri,” tambahnya.(EZ)

Komentar