Pastikan Kondisi Sejumlah Mahasiswa KSB di China, Pemda Terus Intensifkan Koordinasi

KabarNTB, Sumbawa Barat – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terus berupaya mencari informasi guna memastikan kondisi sejumlah mahasiswa dan warga KSB lainnya yang saat ini sedang menuntut ilmu atau sedang berada di China. Hal ini dilakukan menyikapi menyebarnya virus corona yang sangat mematikan dan telah menyebabkan puluhan korban jiwa. Kota Wuhan merupakan wilayah yang disebut sebagai sumber penyebaran virus dimaksud dan saat ini telah di isolasi oleh Pemerintah China.

“Sejauh ini informasi yang kami dapat, ada tujuh orang mahasiswa KSB yang sedang kuliah di berbagai universitas di China. Kami sedang terus berupaya menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kondisi mereka disana,” ungkap Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin kepada KabarNTB, Senin pagi 27 Januari 2020.

Salah satu mahasiswa KSB tersebut, kata Fud Syaifuddin, adalah Ilham Ahmad Hidayat yang saat ini duduk di semester II Universitas Nanjing Xiaozhuang. Ilham merupakan salah satu mahasiwa penerima program beasiswa belajar ke luar negeri yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi NTB. “Orang tua Ilham ini telah menghubungi kami, meminta agar anaknya bisa dipulangkan dari China. Mereka sangat khawatir,” ungkap Fud.

Mahasiswa NTB yang sedang kuliah di Universitas Nanjing Xiaozhuang, China, salah satunya merupakan Ilham Ahmad Hidayat yang beradal dari Kabupaten Sumbawa Barat (foto: istimewa)

Masalahnya, Kabupaten / kota, sambung Fud Syaifuddin, tidak memiliki kewenangan dalam urusan luar negeri. Jadi Ia berharap kepada Pemprov NTB, khususnya Gubernur untuk segera melakukan langkah-langkah diplomatik dengan berkoordinasi dengan kedutaan besar China atau melalui Menteri Luar Negeri dan KBRI untuk memastikan kondisi para mahasiswa maupun warga NTB lainnya yang mungkin sedang berada di China.

“Kami yakin dengan kapasitas Pak Gubernur untuk memastikan kondisi seluruh warga NTB di China. Karena bukan hanya para mahasiswa, banyak juga para pekerja migran asal NTB yang bekerja di Hongkong maupun Taiwan. Termasuk yang kebetulan sedang berkunjung kesana,” urainya.

Kepada pihak keluarga, Wabup meminta untuk tetap tenang dan terus berdoa agar para mahasiswa KSB yang kuliah di China tetap sehat dan bisa menyelesaikan pendidikannya dengan hasil terbaik. “Percayakan kepada pemerintah, karena pemerintah terus memantau perkembangan anak-anak kita disana dan siap mengambil langkah yang dibutuhkan, jika sewaktu-waktu ada kejadian luar biasa yang terjadi,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Divisi Kerjasama LPP NTB, Immanuella Andilolo, dalam pernyataan resmi kepada media. Ahad 26 Januari 2020, menyatakan para mahasiswa NTB yang sedang menempuh pendidikan di Kota Wuhan China dalam kondisi aman. Di kota yang disebut sebagai sumber penyebaran virus corona itu, terdapat empat orang mahasiwa asal NTB penerima program beasiswa belajar ke luar negeri (awardee) dari Pemprov NTB.

Dari empat mahasiswa itu, dua orang diantaranya saat ini masih berada di Wuhan. Sedangkan dua orang lagi sudah berada di Indonesia. “Mereka kebetulan sudah keluar dari Wuhan sebelum akses ditutup (isolasi) untuk berlibur karena sekarang sedang liburan tahun baru China,” terang Imanuella.

Untuk dua mahasiswa yang masih berada di Wuhan, Imanuella menyatakan, mereka saat ini berada di asrama kampus dan difasilitasi oleh pihak Kampus termasuk mengenai keperluan makan, sehingga mereka tidak perlu keluar asrama untuk mencari makanan. “Disana setiap hari dilakukan pengecekan suhu tubuh, karena sympton utama (gejala utama serangan virus corona) adalah demam. Sejauh ini dua awardee kita dalam keadaan tidak sakit atau dalam kondisi sehat,” jelasnya.

Sementara untuk para mahasiswa beasiswa NTB di lokasi lain di China, LPP juga terus berkoordinasi dengan pihak kampus masing-masing dan KBRI. “Situasi saat ini masih kondusif namun untuk antisipasi jadwalsekolah diundur sehingga disarankan oleh pihak KBRI dan sekolahuntuk pulang saja kalau bisa mumpung libur panjang. Tapi stay di asrama juga tidak apa-apa karena langkah-langkah antisipatif sudah ditetapkan. Anak-anak diwajibkan untuk selalu ikut arahan Kepala Asramanya,” demikian Imanuella.(EZ)

Komentar