KabarNTB, Mataram – Walikota Mataram, H Ahyar Abduh, mengeluhkan lambatnya proses uji laboratorium sample swab untuk memastikan seseorang positif atau tidak mengidap corona virus desease (Covid-19).
Dalam jumpa pers terkait penanganan dua orang warga Kota Mataram yang telah dinyatakan positif covid-19 di Posko Percepatan Penanganan Covid-19 di area Pendopo Walikota, Rabu 1 April 2020, H Ahyar Abduh mengatakan lamanya proses uji sample swab itu merupakan salah satu kendala yang dihadapi gugus tugas di daerah untuk untuk mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan guna memutus mata rantai penyebaran covid-19.
“Kelemahan selama ini adalah lambatnya dari hasil swab. Itu kelemahan karena kita sudah sekian hari menunggu baru ada kejelasan. Sementara dari hari kehari perkembangan bisa terjadi akibat kontak yang terjadi,” ucap Walikota.
Pada Selasa 31 Maret 2020, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah mengkonfirmasi perihal dua orang warga Kota Mataram yang dinyatakan Positif Covid-19. Penderita pertama (dari Kota Mataram) berinisial LJ (44 tahun) laki-laki warga Kelurahan Rembiga. Sedangkan penderita kedua berinisial YT (46 tahun) ber-KTP Bali, tapi berdomisili di Kelurahan Kekalik Jaya Kota Mataram. Kedua pasien positif ini merupakan pasien ketiga (03) dan keempat (04) yang dinyatakan positif covid-19 di NTB dan saat ini sedang dalam perawatan di RSUD Provinsi NTB di Mataram.
Walikota Ahyar Abduh menyebut, pihaknya saat ini juga masih menunggu hasil swab dari sejumlah warga Kota Mataram yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Termasuk hasil uji sample swab dua orang warga Kota Mataram lainnya yang beberapa hari lalu meninggal dunia dalam status ODP (orang dalam pemantuan).
“Saya belum terima dokumennya secara resmi. ini kelemahan tidak adanya lab disini jadi kita harus menunggu sekian hari. Kalau lebih cepat kita tahu, tentu ada langkah yang lebih bisa kita lakukan secepatnya. Ini kalau kita lihat kontak itu dalam sehari bisa berjalan terus. Sementara ini resmi dua orang, mudah-mudahan tidak ada tambahan dan semoga informasinya bisa lebih cepat untuk memperoleh kepastian status warga kita yang mengalami gejala-gejala,” demikian H Ahyar Abduh.
Uji sample swab merupakan salah satu metode untuk mendeteksi infeksi virus corona. Uji swab antara lain dengan mengambil sampel ludah atau lendir di tenggorokan bagian belakang atau cairan di saluran pernafasan bawah. Sampel diambil di tenggorokan untuk mendapatkan material sampel yang berasal dari paru-paru. Sampel ini bisa diambil dari hidung maupun dari mulut pasien. Di NTB sendiri saat ini sample swab dari pasien dalam pengawasan (PDP) dikirim ke Laboratorium Balitbangkes di Surabaya.(NK)
Komentar