KabarNTB, Lombok Tengah – Bhayangkari dan Polwan Polda NTB menyatakan sikap bersama menolak dan mendorong berbagai pihak untuk menghapuskan pekerja anak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalia Lombok Tengah, Kamis 13 Agustus 2020.
Anak-anak yang berpropesi sebagai pedagang asongan menjadi atensi dan perhatian Bhayangkari Daerah dan Polwan Polda NTB. Pernyataan sikap menolak pekerja anak itu merupakan rangkaian memperingati Hari Jadi Polwan ke-72 dan menyambut Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke 68 yang mengandeng berbagai pihak di NTB. Momentum ini juga diperingati dengan bakti sosial (baksos) di KEK Mandalika.
Kasubdit IV Bidang Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda NTB AKBP Ni Made Pujawati, selaku perwakilan Polisi Wanita (Polwan) Polda NTB dalam sambutannya mengungkapkan, fenomena pekerja anak sebagai pedagang asongan merupakan masalah yang kompleks dan masih terus terjadi.
“Selain sangat rentan mengalami tindak kekerasan dan eksploitasi seksual, di usia anak-anak seharusnya mereka fokus untuk bersekolah,” ucapnya.
Pernyataan sikap menolak dan menghapus pekerja anak, sambungnya, berawal dari keprihatinan Polwan Polda NTB, terhadap masih banyaknya pekerja anak yang terindikasi mengalami eksploitasi ekonomi oleh orang-orang terdekat. “Dan mereka, anak-anak itu rentan mengalami tindak kekerasan dan eksploitasi seksual,” kata Pujawati.
Perwira Menengah (Pamen) dengan satu melati di pundak itu mengatakan, tidak mudah untuk menghapus pekerja anak di kawasan wisata yang kini mendunia itu. Namun dengan dukungan semua pihak, ia meyakini bahwa upaya tersebut akan dapat berhasil.
“Selain pemangku kepentingan, yang paling utama ialah kesadaran dari orang tua sangat diharapkan, untuk mencegah anaknya menjadi pedagang asongan di obyek wisata,” ujarnya.
Sementara Ketua Bhayangkari Daerah NTB yang juga menjadi ibu asuh Polwan Polda NTB Ny. Nindya M. Iqbal sangat mengapresiasi upaya tersebut. Menurutnya, hal itu dikarenakan Polwan dan Bhayangkari berposisi menjadi seorang ibu atau calon ibu, sudah semestinya merasa prihatin ketika melihat anak-anak di usia yang masih sangat dini, terpaksa dan atau dipaksa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Karenanya, istri Jenderal Bintang Dua itu menyatakan, Polwan Polda NTB dituntut harus peka dan siap dalam segala kondisi untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), termasuk menjaga anak-anak Indonesia dan khususnya anak-anak NTB.
“Sebagai bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia, Polisi Wanita setiap saat dituntut untuk mempersiapkan diri dan mental menjadi Bhayangkara Negara, yang mampu mengemban tugas sebagai pemelihara kamtibmas,” ungkapnya.
Dengan adanya inisiasi gerakan penghapusan pekerja anak tersebut, pihaknya berharap agar eksploitasi terhadap anak-anak terutama di KEK Mandalika, dapat dihentikan dan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk tetap bersekolah serta mengenyam pendidikan yang layak.
Kegiatan Baksos yang juga melibatkan Wanita TNI dan para pemangku kepentingan dan NGO itu juga diisi dengan pendistribusian 170 bantuan paket sembako yang berisi beras, gula, dan minyak goreng kemasan, dengan rincian 80 paket dari Polwan dan 40 paket bantuan dari Dinas Sosial. Selain itu, dibagikan pula 50 paket untuk anak-anak dari Bhayangkari, yang berisi beras, buku tulis, kotak pensil, masker, dan handsanitizer.(NK)
Komentar