KSB Butuh Pemimpin yang Kuat dan Tahan Banting di Tengah Pandemi

KabarNTB, Sumbawa Barat – Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak terhadap seluruh sendi kehidupan di seluruh Dunia. Jutaan orang kehilangan pekerjaan, bahkan negara – negara didunia diambang resesi. Kondisi ini juga terjadi di daerah. Perekonomian terpuruk dan anggaran daerah tersedot untuk penanganan dampak pandemi yang masih terus berlangsung.

“Karena itu daerah butuh pemimpin yang kuat, KSB juga demikian. Pilkada serentak 9 Desember nanti merupakan momentum bagi seluruh rakyat untuk memilih pemimpin yang kuat. Kita di KSB hanya punya satu pasangan calon, Pak Musyafirin dan Pak Fud Syaifuddin (Firin – Fud),”.

“Mereka berdua punya legitimasi yang kuat dari masyarakat karena program-program pro rakyat yang telah dilaksanakan dan akan dilanjutkan di periode berikutnya. Karena itu seluruh rakyat semestinya kompak,” ungkap tokoh masyarakat Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Muhammad Saleh SE, di sela-sela kegiatan kampanye calon wakil bupati KSB Fud, Syaifuddin di belasan titik di kecamatan setempat, Senin 12 Oktober 2020.

Calon wakil bupati KSB, Fud Syaifuddin berfoto bersama masyarakat di kegiatan kampanye terbatas di Kecamatan Maluk

Pemimpin yang kuat, kata Saleh, mesti punya legitimasi kuat dari rakyat, mampu bekerja cepat tepat dan terukur, punya program-program yang berdampak positif untuk kehidupan sosial ekonomi dan paham betul seluk beluk kehidupan, kesulitan dan kebutuhan rakyat yang dipimpinnya. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang tidak diketahui kapan akan berakhir seperti saat ini.

Selain itu, menurut dia, pemimpin yang kuat juga mesti punya jaringan yang luas. Karena persoalan-persoalan yang timbul sebagai dampak pandemi ini membutuhkan energi dan cost (biaya) tidak sedikit. Daerah tidak mungkin menanggulanginya sendiri tanpa campur tangan pemerintah pusat dan provinsi. Karena itu pemimpin yang mempunyai jaringan dan kemampuan loby mumpuni mutlak dibutuhkan.

“Hampir 5 tahun memimpin KSB, duet Firin – Fud telah membuktikan kemampuan loby itu. Sudah tidak ada desa terisolir di KSB karena semua akses jalan sudah dihotmix, tidak ada lagi desa tanpa listrik, signal telekomunikasi menjangkau seluruh wilayah, proyek bendungan besar bernilai triliunan rupiah yang saat ini sedang dibangun dan keberhasilan KSB sebagai daerah terbaik di Indonesia dalam penanggulangan dampak gempa bumi merupakan bukti bahwa Firin – Fud bukan hanya pemimpin yang kuat dan mumpuni tetapi juga tahan banting menghadapi berbagai persoalan,” bebernya.

“Hanya di KSB Lansia dan Penyandang Disabilitas diberi santunan setiap bulan, nelayan, petani peternak, UMKM mendapat perhatian lewat program Bariri, kehidupan spiritual keagamaan menjadi perhatian serius Pemda lewat program Tuntas Baca Al Qur’an (TBA) dan lain-lain. Soal ada kekerungan itu hal wajar dan semestinya dibenahi kedepan. Tetapi faktanya duet kepemimpinan ini telah terbukti berhasil dan dirasakan hasil kerjanya oleh seluruh rakyat,” imbuh Saleh.

Karena itu, sambung Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga Ketua Komisi III DPRD KSB itu, kolom kosong (Koko) yang menjadi lawan Firin – Fud di Pilkada 9 Desember, meskipun sah untuk dipilih, tetapi bukan pilihan terbaik bagi masyarakat. Karena tidak memiliki visi misi dan program kerja yang bisa menjadi tumpuan masyarakat ditengah carut marut kehidupan sosial dan ekonomi dimasa pandemi seperti saat ini dan yang fatal, tidak memiliki legitimasi dari rakyat karena bukan pilihan rakyat.

“Rakyat KSB tidak ada beban di Pilkada kali ini, karena hanya ada satu pasangan calon. Kalau di Pilkada 2015 ada tiga pasangan calon jadi wajar ada perbedaan pilihan karena berbagai faktor. Kalau sekarang ayo bersatu untuk KSB Baik Luar Biasa di masa mendatang,” ajak Saleh.

Hal Senada juga ditegaskan Politisi partai Golkar, Sujarwo. Berbicara di hadapan masyarakat Dusun Maluk Loka, Sujarwo yang juga seorang pengusaha, mengakui pandemi Covid-19 telah berdampak sangat dahsyat terhadap perekonomian masyarakat di Maluk. Kondisi ini semakin memperparah kondisi sebelumnya pasca hengkangnya PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) dari tambang Batu Hijau.

“Terasa sekali ekonomi kita ini merosot. Karyawan Newmont yang dulu tinggal di perkampungan di Maluk sekarang sudah tidak ada. Banyak usaha-usaha kecil yang anjlok bahkan tutup akibat kondisi ini. Tapi Alhamdulillah kita punya Bupati dan Wakil Bupati yang memiliki komitmen kuat untuk perbaikan kondisi ekonomi masyarakat KSB, khususnya di Maluk. Jadi di 9 Desember nanti sudah sepantasnya kita bersatu mencoblos kolom bergambar,” tandasnya.(Hen)

Komentar