KabarNTB, Sumbawa Barat – Ada hal menarik dalam kampanye terbatas yang dilaksanakan calon wakil bupati Sumbawa Barat (KSB), Fud Syaifuddin, di Desa Otak Keris, Kecamatan Maluk, Senin sore 12 Oktober 2020.
Seorang warga setempat, tidak tanggung-tanggung, meminta tanah sekaligus dibangunkan rumah. Selama kampanye di ratusan titik di seluruh wilayah KSB, Fud Syaifuddin memang banyak menerima permintaan dari warga yang dikunjungi. Tetapi permintaan dari warga Otak Keris berpenampilan parlente dengan pakaian necis itu merupakan permintaan yang paling ‘gila’,
Ia langsung mengangkat tangan dan maju kedepan ketika Fud Syaifuddin membuka kesempatan dialog kepada warga usai menyampaikan orasi politik. Tanpa tedeng aling-aling warga yang berusia sekitar 40an tahun itu langsung mengaku sebagai orang miskin. “Saya ingin bicara soal kemiskinan pak,” ucapnya yang dijawab Fud Syaifuddin dengan pertanyaan “Siapa yang miskin?,”.

“Saya pak, saya tidak punya rumah, saya minta dibuatkan rumah,” ucapnya lugas.
Setelah didesak, warga dimaksud akhinya mengaku tinggal sendiri di rumah yang berdiri diatas lahan pinjaman. Fud Syaifuddin menanggapi permintaan tersebut dengan bercanda. “Kalau begitu, bapak jual dulu rumahnya belikan tanah. Nanti kalau sudah ada tanah bisa dibangunkan rumah,” ujarnya disambut riuh warga lainnya.
Salah satu program yang dilaksanakan pasangan HW Musyafirin – Fud Syaifuddin selama hampir lima tahun memimpin KSB, tidak hanya bedah rumah, tetapi juga membangun rumah baru untuk masyarakat yang benar-benar tidak mampu dan belum memiliki rumah. Syaratnya, warga bersangkutan harus memiliki tanah atas nama sendiri. Syarat harus memiliki tanah atas nama sendiri ini, katanya, bukan untuk memberatkan, tetapi untuk memberi ruang partisipasi masyarakat lain di sekitar tempat tinggalnya agar memiliki kepedulian terhadap warga yang tidak mampu.
“Bukan hanya bapak, di kecamatan lain, termasuk Taliwang juga banyak yang seperti bapak. Bahkan ada dari orang-orang dekat saya. Tapi tidak mungkin kami penuhi. Kalau semuanya dibelikan tanah dan dibangunkan rumah, bisa-bisa korupsi kami nanti,” ujarnya sembari tertawa.
“Tapi dari penampilan bapak, bapak sepertinya tidak miskin, pakaian bapak bagus, sepatu juga bagus, necis. Bahkan celana saya ini lebih murah dari punya bapak. Bapak juga masih muda, jadi harusnya bekerja, masa tidak malu dengan ibu-ibu disini, semuanya bekerja dan bisa punya rumah sendiri,” sambungnya menasehati.

Meski sempat ‘ngeyel’ dan mengundang tawa warga lainnya, warga dimaksud akhirnya paham dan berjanji akan bekerja keras agar bisa memiliki tanah sendiri untuk lokasi membangun rumah.
Peristiwa menarik dalam kampanye Fud Syaifuddin di belasan titik di Kecamatan Maluk bukan hanya itu. Di lokasi yang sama (Desa Otak Keris) seorang warga lainnya, seorang perempuan, memprotes dirinya tidak didata oleh pihak desa dan agen sebagai korban gempa. Setelah sempat ngotot dan mendapat jawaban lugas dan tegas dari Fud Syaifuddin, warga dimaksud akhirnya paham.
Di titik kampanye di Desa Mantun. Seorang nenek bernama Aisah menangis keras sambil memeluk Fud Syaifuddin dan mengeluhkan perihal kehidupannya yang tinggal sendiri di Maluk tanpa keluarga. Nenek Aisah yang berprofesi sebagai pedagang bakulan meminta bantuan untuk modal agar usahanya tetap berjalan untuk kehidupannya sehari-hari.
“Selain berdagang bakulan saya juga bekerja serabutan, menanam dan memanen kacang (disuruh orang). Saya tinggal sendiri,” ungkapnya sambil menangis dan merangkul erat Fud Syaifuddin.
Calon wakil bupati petahana itu, menanyakan apakah Nenek Aisah memiliki BPJS kesehatan yang ditanggung oleh Pemerintah Daerah. Setelah memastikan yang bersangkuntan memiliki BPJS Kesehatan, Fud Syaifuddin meminta relawan untuk mendata nama dan alamat Nenek Aisah untuk dibantu. “Sabar yah, banyak berdoa dan terus berusaha. Nenek tidak sendiri, disini banyak teman, ada kami juga. Harus tetap bersabar dan Insyaallah nanti akan kami bantu,” ujarnya sambil menenangkan Nenek Aisah yang terus menangis.
Dalam kampanye di setiap titik yang dikunjungi, Calon wakil bupati Fud Syaifuddin memang selalu membuka ruang dialog untuk warga yang hadir. Semua warga diberi kesempatan untuk menyampaikan kritik, saran, masukan, ataupun permintaan. Bahkan warga yang menyampaikan protes dengan nada keras sekalipun tetap dilayani. Caranya menanggapi dan melayani membuat masyarakat bersimpati, bahkan tidak jarang diikuti dengan mendoakannya agar kembali memimpin KSB diperiode kedua bersama HW Musyafirin.
“Kesempatan bertemu langsung dengan masyarakat seperti ini jarang-jarang bisa kami lakukan. Jadi semua masyarakat, baik yang mendukung ataupun yang tidak, tetap saya beri kesempatan untuk bicara. Ini kesempatan yang baik untuk kami menyerap aspirasi sebagai bahan evaluasi untuk pembenahan program – program yang kami laksanakan dimasa datang,” ucapnya.(EZ)
Komentar