KabarNTB, Sumbawa Barat – Ketua DPD Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Sumbawa Barat, Jamaluddin Refi, bicara blak-blakan soal isu borong partai oleh pasangan HW Musyafirin – Fud Syaifuddin (Firin-Fud) yang menyebabkan tidak ada pasangan calon lain yang bisa masuk menjadi peserta Pilkada KSB karena tidak memenuhi syarat minimal dukungan partai politik.
Berbicara dihadapan masyarakat dalam kampanye terbatas calon wakil bupati, Fud Syaifuddin di Desa Lalar Liang, Kecamatan Taliwang, Sabtu 24 Oktober 2020, Refi menegaskan tuduhan borong partai karena takut bersaing yang ditujukan kepada pasangan Firin-Fud adalah tuduhan tidak mendasar dan salah besar.
“Kalau ingin tahu apa latar belakang munculnya kolom kosong, tanya ke saya. Karena saya adalah yang paling bertanggungjawab, karena partai saya yang terakhir menentukan sikap dan menjadi penentu di Pilkada KSB,” beber Refi.

Nasdem, urai Refi, merupakan parpol terakhir yang memutuskan pasangan calon yang akan diusung di Pilkada. Seluruh putra – putri terbaik KSB sudah diberi kesempatan untuk mendaftar dan menggunakan Nasdem sebagai kendaraan politik di Pilkada. Karena tidak ada putra putri terbaik yang mencoba masuk lewat jalur perseorangan (independen).
“Sudah kami beri kesempatan kepada mereka, silahkan pakai Nasdem. Ini partai yang bisa mengantarkan kepada kemenangan. Tapi ada syaratnya. Pinjam mobil orang saja ada syaratnya, apalagi ini partai politik. Ada syarat yang ditetapkan oleh Nasdem dan harus dipenuhi. Salah satunya, adalah hasil survey,” bebernya.
Lembaga yang diminta melakukan survey, bukan lembaga lokal KSB, bukan lembaga survey lokal NTB, tapi lembaga survey nasional yang sudah diakui kredibilitasnya.
“Sehingga keluarlah hasil survey yang sangat mencengangkan. 73 persen (untuk Firin – Fud) melawan sekian persen (untuk calon penantang). Tidak usah saya sebut karena nda enak. Kalau konstituen Nasdem sendiri, Alhamdulillah 90 persen memilih Firin – Fud. Sehingga saya sebagai Ketua DPD diperintahkan oleh DPP untuk mengusung pasangan Firin – Fud. Itu sejarahnya sehingga terjadi kolom kosong,” bebernya.
Jadi jika ada yang pihak yang menyalahkan Firin – Fud dengan tuduhan borong partai, Refi menegaskan itu tidak benar.
“Saya yang paling bertanggungjawab karena saya yang menentukan pilihan terakhir. Tapi persyaratan itu (hasil survey) tidak dipenuhi, jadi bukan saya yang salah. Masa mau pinjam mobil saya, tidak mau diisi bensinnya, bagaimana bisa jalan? kalau tidak terpenuhi hasil surveynya kita mau bilang apa? karena saya juga tidak mau kalah. Kalah itu tidak enak, menyakitkan,” tegas Refi.
Pilkada, sambungnya, adalah pesta demokrasi lima tahun sekali sebagai implementasi dari kedaulatan rakyat. Selayaknya pesta, sudah sepantasnya jika Pilkada disambut dengan riang gembira. “Namanya pesta, harus kita bersenang-senang. Bukan tempat saling hujat, bukan tempat saling sindir, tapi tempat kita perkuat silaturahmi. Ayo kita bersatu menjadikan KSB Baik Luarbiasa yang Baldatun Toiyabatun Warabbun Gafur,” ajaknya.
Pasangan Firin – Fud merupakan satu-satunya di NTB dan merupakan salah satu dari 25 pasangan calon di seluruh Indonesia yang menjadi pasangan calon tunggal melawan kolom kosong di Pilkada. Pasangan ini diusung oleh 9 partai politik yang menguasai 21 dari 25 kursi DPRD KSB. Sementara dua parpol tersisa, yakni Demokrat dan PBB tidak bisa mengusung pasangan calon karena hanya menguasai masing-masing 2 kursi (kurang 1 kursi).(EZ)
Komentar