*) Oleh: BORIS SYAIFULLAH
Berhentilah memandang TKI/PMI (Tenaga Kerja Indonesia / Pekerja Migran Indonesia) sebelah mata dan menunjuk mereka dengan narasi-narasi yang menyakitkan.
Hingga tahun lalu mereka adalah penyumbang devisa terbesar bagi negara. Remitansi dana mereka ke Indonesia mencapai Rp 218 T. Bahkan khusus di NTB pada tahun 2020 (data BPS) mencapai Rp 290 Milyar.

Mereka adalah orang-orang terhormat yang tidak mau berpangku tangan, dan menyerah pada keadaan. Walau harus meninggalkan keluarga anak dan isteri tercinta, menjemput takdir menjadi pekerjaan migran di luar negeri.
Saya bangga pernah menjadi TKI. Apa yang saya capai sekarang melalui proses panjang berat dan berliku. Menjadi CEO perusahaan fiber optic, dipercaya mengemban berbagai jabatan penting di tingkat Nasional dan regional Jawa Barat. Semua itu karena kerja keras dan pastinya berkat ijin Allah SWT.
Walau dengan paket C, Alhamdulillah saya berusaha meng-upgrade pendidikan untuk gelar akademis saya sebagai sarjana hukum.
Pendidikan penting untuk membentuk disiplin kita berfikir karena “sekolah kehidupan” di tengah masyarat menuntut kapasitas lebih besar serta ketangguhan mental.
Saya sampaikan ini bukan pamer dan sok hebat, tetapi semata-mata dukungan, memompa semangat kawan-kawan saya sebagai PMI. Jangan pernah berkecil hati. Anda semua orang hebat…
Teruslah meningkatkan keterampilan dan kemampuan diri karena persaingan akan semakin berat di masa-masa yang akan datang.(*)
*) Penulis adalah CEO BorSya Group sekaligus Dewan Penasehat Asosiasi Purna Pekerja Migran Indonesia (APPMI)
Komentar