KabarNTB, Sumbawa Barat – Meski menghadapi tantangan akibat Pandemi Covid-19 dan perang Rusia – Ukraina, namun prosea pembangunan smelter PT Amman Mineral Energi (AMIN) di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat tetap berjalan.
Saat ini progress pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil tambang itu bahkan telah mencapai 35 persen.
“Sampai dengan Januari 2022 progress pembangunan smelter sudah 35,53 persen dan selalu mencapai target verifikasi 6 (enam) bulanan. Sementara khusus untuk pembangunan Camp direncanakan selesai pada bulan Oktober mendatang,” ungkap Head of Corporate Communications, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), Kartika Octaviana kepada rombongan wartawan peserta Ekpedisi Talonang 2022 dalam kunjungan ke lokasi smelter, Rabu 24 Agustus 2022.
Camp untuk pekerja, saat ini sedang dibangun lahan seluas 15 Hektare dengan kapasitas 3000 orang.
“Untuk konstruksi proyek smelter sudah dimulai sejak Juli 2022 lalu dengan pemasangan tiang pancang pembangunan jalan,” ujarnya.
Terkait kendala, Kartika tak menampik bahwa pandemi COVID-19 selama lebih dari dua tahun terakhir dan perang Rusia – Ukraina membawa pengaruh cukup besar terhadap alur supply chain untuk kebutuhan pembangunan smelter.
Mobilitas barang, khususnya barang pabrikan dan SDM mengalamai hambatan. Perang Rusia – Ukraina berpengaruh karena rute Asia dan Eropa adalah yang paling parah terdampak perang dimaksud.
“Meski dihadapkan pada berbagai tantangan itu, berbagai perkembangan untuk pembangunan smelter telah dilakukan, seperti pesanan pembelian (purchase order) untuk seluruh peralatan dengan fungsi kritikal yang memiliki waktu pengiriman sangat lama (long lead equipment) telah dilakukan oleh AMMAN,” sebutnya.
Perusahaan, tambahnya, sangat mengharapkan bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam hal jaminan kepastian perizinan serta upaya sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat setempat agar tercipta situasi yang aman serta kondusif, sehingga proyek ini dapat berjalan dengan lancar sekaligus membawa multiplier effect bagi Indonesia, khususnya dalam hal peningkatan ekonomi bagi masyarakat KSB.
” Kami juga berkomitmen untuk mematuhi peraturan yang berlaku baik di level pusat dan daerah,” tandasnya.
Smelter yang sedang dibangun nantinya memiliki kapasitas input sebanyak 900.000 ton konsentrat tembaga. Adapun konstruksinya dikerjakan oleh PT Pengembangan Industri Logam (PT PIL) Indonesia.(EZ)
Komentar