KabarNTB, Jakarta — Tari Isung Bale yang dibawakan 104 penari dari Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berhasil memukau para tamu dan petinggi negara yang hadir pada upacara penurunan bendera di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu sore, 17.Agustus 2022.
Tarian berdurasi sekitar 12 menit yang dibawakan putra-putri terbaik KSB ini berlangsung sebelum Presiden RI, Joko Widodo dan Wapres, Maruf Amin tiba di tempat upacara. Tak hanya disaksikan tamu negara sehabat dan pejabat tinggi negara, tarian yang digarap koreografer internasional, Eko Supriyanto (Eko Pece) itu, juga disaksikan Bupati KSB, HW Musyafirin bersama istri, Hj Hanifah Musyafirin yang diundang secara khusus untuk menghadiri puncak peringatab HUT RI di Istana Negara.
Tarian Isung Bale sendiri merupakan satu dari empat tarian yang ditampilkan pada puncak HUT RI ke 77 dari Sekretariat Istana Kepresiden. Tarian yang disuguhkan dihadapan tamu negara itu mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan di dalam masyarakat yang merupakan sari pati dari nilai–nilai luhur kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Gotong royong dianggap sebagai perekat semangat kebangsaan untuk mampu kembali bangkit dari keterpurukan setelah wabah covid 19.
Semangat kebersamaan dalam gotong royong mampu menciptakan ikatan yang kuat akan rasa kebangsaan dan cinta terhadap tanah air. Nilai gotong royong yang terkandung dalam tarian Isung Bale juga sejalan dengan pemikiran proklamator Kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno.
Tarian ini menggabungkan empat tarian yaitu Tari Kolong, Tari Kebo, Tari Barinas dan Tari Kenre Pasakomong. Isung Bale merupakan bahasa daerah Sumbawa, dimana setiap kata memiliki arti masing-masing. ‘Isung’ berarti mengangkat atau memindahkan sementara ‘bale’ berarti rumah. Isung Bale dilaksanakan secara gotong royong dengan melibatkan banyak orang. Tradisi memindahkan rumah seperti ini hingga saat ini masih dapat dijumpai dalam kehidupan keseharian masyarakat KSB.
Biasanya rumah yang pindah atau diangkat secara gotong royong adalah rumah panggung. Kegiatan Isung Bale juga mencerminkan kesetaraan, kebersamaan dan bekerja untuk berbakti kepada sesama dilingkungannya. Masyarakat menjadi setara dan sederajat tanpa mengenal status sosial, mereka bersama-sama bekerja sesuai dengan keahlian dan kemampuan masing-masing yang disumbangkan untuk kebersamaan.
Tarian Isung Bale merupakan ciptaan baru hasil elaborasi potensi kesenian lokal yaitu Tarian Barinas, ide garapan di ambil dari perjuangan pahlawan Undru dalam berperang melawan penjajah Belanda di Tanah Sumbawa. Dimana disetiap perjuangannya selalu menggunakan Barinas (bambu,red) sebagai tongkat komando.
Pesan yang ingin disampaikan dalam tarian ini bahwa setiap orang punya tongkat komando masing–masing yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa dalam kehidupannya. Untuk bisa meraih tongkat komando kehidupan itu dalam tarian ini disampaikan pesan untuk berperang melawan hawa nafsu dan keinginan, sehingga mampu mengendalikan diri.
Tari Kolong terinspirasi dari kebiasaan ibu–ibu pada zaman dahulu mengambil air untuk keperluan rumah tangganya. Tarian ini sebagai gambaran perjuangan ibu-ibu dan para remaja di musim kemarau saat kesulitan air bersih namun tetap bangkit bersama untuk mencari dan membuat sumber air untuk keluarga dan lingkungan.
Tarian Kebo merupakan tarian yang terinspirasi dari salah satu olahraga tradisional masyarakat Sumbawa Barat yaitu Barapan Kebo (Karapan Kerbau). Di dalam tradisi Karapan kerbau tergambar semangat berkompetisi masyarakat untuk menjadi pemenang. Kebo atau Kerbau merupakan hewan yang identik dengan petani yang menjadi mata pencaharian masyarakat. Pesan yang disampaikan melalui tarian ini adalah kerjasama antara kerbau dan manusia untuk mencapai satu tujuan. Di dalam tarian Barapan Kebo digambarkan ketangkasan, keberanian laki–laki Sumbawa dalam mengendalikan kehidupan.
Sementara Tarian Kenre Pasakomong, mencerminkan bahwa disemua kegiatan sehari–hari maupun pada acara ritual budaya masyarakat Sumbawa selalu menggunakan kenre (sarung,red).
Gabungan gerakan tari di tarian Isung Bale ini juga wujud ekspresi seni dari semangat pembangunan yang saat ini digalakkan oleh Pemda KSB melalui visi 2021–2026 ‘Terwujudnya KSB Baik Berlandaskan Gotong Royong’ yang diwujudkan dalam Peraturan Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR). PDPGR telah memberikan ruang sepenuhnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi membangun daerahnya.
“Melalui karya seni tarian Isung Bale, ingin kita sampaikan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa pemberdayaan gotong royong menjadi kunci kesuksesan dalam pembangunan negara dan bangsa. Dan ini sudah dibuktikan di KSB,’’ jelas Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin.
Pementasan tarian Isung Bale yang berhasil memukau tamu negara pada HUT RI ke 77 ini melibatkan 104 seniman. Terdiri dari 75 orang penari dan 29 orang pemusik dan penyanyi. Sementara ide garapan tari yaitu Surdiana sementara penata musik, H. Indra Jaya. Tarian Isung Bale ini juga melibatkankan Koroegrafer Internasional, Eko Supriyanto atau Eko Pece.
Terpisah, Koordinator rombongan tim Tarian Gotong Royong Isong Bale, Ahmad Hidayat Thauty, mengatakan pagelaran Tarian Isung Bale pada puncak HUT RI di Istana Merdeka, Jakarta sekaligus menjadi ajang promosi khasanah kekayaan Budaya Indonesia khususnya Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Ia mengaku, salah satu fokus pengembangan sektor pariwisata KSB saat ini adalah segmen wisata budaya.
“Ada banyak tamu dari Perwakilan negara-negara sahabat yang hadir dalam upacara peringatan HUT RI ke 77 ini, penampilan tarian Isong Bale akan semakin memudahkan kita mempromosikan potensi wisata Budaya yang kita miliki,’’ katanya.
Mengingat segmen wisata budaya adalah salah satu segmen yg paling banyak diminati oleh wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. “Moment pagelaran ini, diharapkan mampu mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata pasca wabah covid-19,” tandasnya.(EZ/*)
Komentar