KabarNTB, Sumbawa Barat – Kasus bullying masih saja terjadi dan dialami siswa di lingkungan sekolah. Kali ini dialami seorang siswa SMP Negeri 1 Brang Ene berinisial MG.
Akibat bulying yang dialaminya, MG tidak mau masuk sekolah dan mendesak orangtuanya untuk pindah ke sekolah lain.
Lutfi Amir, paman dari MG mengungkap, pihak keluarga baru tahu kasus bullying yang dialami siswa kela IX itu sekitar awal Oktober lalu. Saat itu MG tidak mau pergi ke sekolah dan memaksa orangtuanya untuk pindah ke sekolah lain. Setelah didesak, MG akhirnya mengakui ia sudah tidak betah bersekolah di SMPN 1 Brang Ene, karena selalu dibully oleh kawan-kawannya.
“Ia bahkan mengaku pernah dikeroyok teman-temannya dan satu kelas tidak mau menegur dia. Di kelas juga dia duduk sendiri padahal siswa biasanya duduk berdua satu bangku. Yang mengejutkan kami, ternyata pihak guru dan kepala sekolah mengetahui kasus ini, tetapi belum ada penyelesaian. Sebagai orang tua kami tentu harus menyikapi masalah ini,” sesal Lutfi.
“Kondisi ini membuat anak kami trauma masuk sekolah dan memilih pindah ke sekolah lain. Hari ini mewakili keluarga kami datang menemui pihak sekolah untuk mencari penyelesaian masalah ini,” imbuh Lutfi yang ditemui di SMPN 1 Brang Ene, Selasa 1 Nopember 2022.
Sementara itu, Kepsek SMPN 1 Brang Ene, Muhammad Yasin mengaku persoalan perundungan ini akan menjadi atensi khusus pihaknya. Ia mengaku, sebenarnya semua persoalan yang sempat dialami salah satu muridnya itu sudah ditangani oleh sekolah.
‘”Mungkin masih ada yang dianggap ada yang kurang. Nah masukan dan harapan yang disampaikan oleh wali murid ini diharapkan bisa melakukan perubahan ke depan,” janjinya.
Untuk bullying atau perundungan sejak awal sekolah sudah berusaha maksimal melakukan pencegahan. Walaupun hal itu masih saja terjadi. ‘”Intinya, kita akan cari solusi terbaik. Sehingga ke depan hal-hal seperti ini tidak terjadi,” tambah Yasin.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sumbawa Barat, Khusnarti mengaku prihatin dengan adanya kasus ini. Ia berjanji akan segera mengambil langkah untuk mencegah kasus serupa terjadi.
‘”Nanti akan kami buatkan surat edaran meminta sekolah melakukan pencegahan terhadap hal-hal seperti ini,” kata Khusnarti yang ditemui di ruang kerjanya.
Khusus bullying ia menegaskan sudah tidak boleh lagi terjadi didunia pendidikan. Apalagi saat ini seluruh sekolah telah melaksanakan ANBK (Assesment Nasional Berbasis Komputer). Dimana salah satu item penilaian adalah tidak boleh adanya kasus bullying
“Kami akan terus berusaha maksimal mencegah ini terjadi. Di beberapa tempat kami sudah ingatkan ini termasuk mengundang guru dan kepsek. Tapi akan kami kuatkan lagi dengan surat edaran nantinya,” demikian Khusnarti.(EZ)
Komentar