Koperindag dan Komisi II DPRD KSB Sepakat Awasi Ketat Penyaluran Elpiji 3Kg

KabarNTB, Sumbawa Barat – Kelangkaan gas elpiji bersubsidi kemasan 3Kg yang kerap terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat memantik reaksi keras DPRD setempat. Komisi II DPRD Sumbawa Barat mengundang perwakilan Pertamina, agen elpiji, dan Dinas Koperindag setempat untuk mengurai masalah tersebut, Senin 31 Juli 2023.

Sayangnya pertemuan kali ini belum menghasilkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang membuat masyarakat kalang kabut tersebut. Sebaliknya, pihak Pertamina justru membantah adanya kelangkaan LPG kemasan tabung melon itu. Mereka beralasan sudah menyalurkan gas sesuai dengan kuota yang ada, baik ke tingkat agen maupun pangkalan.

Pernyataan pihak Pertamina itu pun beberapa kali dibantah anggota Komisi II DPRD Sumbawa Barat. Sebab, di lapangan masyarakat benar-benar kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.

Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II dengan Diskoperindag dan Pertamina terkait kelangkaan elpiji 3 kg

”Katanya normal, tapi banyak masyarakat yang mengeluh. Pertanyaan sederhananya, kenapa kelangkaan bisa terjadi ?,”ujar Ketua Komisi II DPRD Sumbawa Barat, Aheruddin,.

Akher menambahkan, saat ini elpiji 3 Kg sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok masyarakat yang berhak menerimanya. Dulu, mungkin masyarakat masih bisa menggunakan kayu atau minyak tanah. Namun setelah konversi bahan bakar ke gas, nyaris semua orang kini sangat bergantung kepada bahan bakar tersebut.

”Keresahan masyarakat harus segera diatasi.Jangan sampai orang tidak makan gara-gara gas langka. Pertamina dan agen mengatakan pengiriman lancar, tapi ditingkat pangkalan justru keberadaannya tidak ada. Kan ini kontradiktif,” cetusnya.

Aher mengaku sempat muncul kecurigaan adanya aksi dari pihak tidak bertanggung jawab yang membuat stok elpiji langka. Aksi ini kemudian diperparah dengan keberadaan elpiji 3 Kg yang justru banyak di jual bebas di kalangan pengecer. “Ini juga menjadi keanehan. Penyalurannya tidak sesuai sasaran,” tukasnya.

Pihaknya lanjut Aher bakal berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menuntaskan persoalan kelangkaan elpiji 3Kg ini.Dia berpesan supaya distributor maupun pangkalan tidak bermain-main dengan ketersediaan LPG serta meminta Pertamina untuk bertanggung jawab.

” Setelah pertemuan ini, kami sudah mengangendakan akan bertemu langsung dengan pihak Pertamina. Kelangkaan Ini harus cepat diatasi sehingga permasalahannya tidak terus berulang ulang,” pungkasnya.

Sementara itu, kepala Dinas Koperindag Sumbawa Barat, L Muhammad Azhar mengatakan, kouta elpiji 3Kg yang dialokasikan untuk Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 3.195 metrik ton atau sebanyak 1.065 juta tabung.

“Jumlah ini disalurkan oleh 168 pangkalan kepada 31.749 KK yang berhak menerima sesuai pendataan. Jika dibandingkan dengan rasio kouta, jumlah itu masih kurang sekitar 199 tabung perhari. Tetapi ini tidak terlalu bermasalah jika pendistribusiannya tepat sasaran,” ungkapnya.

Ia tak memungkiri banyak menerima laporan soal indikasi penyebab kelangkaan ini. Diantaranya, pengguna yang tidak tepat sasaran, dugaan penimbunan hingga berujung pengoplosan serta dugaan masih banyaknya ASN yang menggunakan LPG 3Kg meski sudah dilarang. “Bahkan ada sektor sektor lain yang diduga memanfaatkannya, seperti Resto dan rumah makan,” sebutnya.

Pihaknya tambah Azhar, akan terus melakukan monitoring untuk menganalisa apa sebenarnya yang menyebabkan fenomena kelangkaan LPG 3 Kg ini terjadi. Karena sejauh ini, sudah tidak ada lagi kendala pengiriman.

“Monitoring dan pengawasan sudah mulai digalakkan dengan telah membentuk tim pengawasan terdiri dari pihak Pol PP, Babin dan Babinkamtibnas. Kita masih terus menganalisa, mata rantainya ini ada dimana problemnya,” demikian Lalu Azhar. (TN)

Komentar