Sumbawa Besar, KabarNTB
Dari beberapa figur yang digadang bakal tampil di Pilkada Sumbawa 27 November 2024 mendatang, hingga saat ini belum ada satupun bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati sumbawa yang telah mengantongi SK DPP Partai.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua DPC Gerindra Sumbawa yang juga Bakal Calon Bupati/Wakil Bupati Sumbawa, Drs H Mohamad Ansori dalam keterangan pers di sekretariat Gerindra Jalan Bypass Sering Kecamatan Untir Iwis, Kamis (20/06/2024).
Dikatakan Haji Ansori, sejauh ini Partai Gerindra telah melakukan beberapa tahapan menghadapi Pilkada serentak mendatang, mulai dari penjaringan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati yang dilakukan selama 9 hari pada akhir Mei lalu.
“DPC Gerindra Sumbawa telah melakukan tahapan penjaringan Bakal Calon pada Mei lalu dan ada dari internal 5 orang yang daftar yakni saya selaku ketua DPC, kemudian Agus Salim, Lalu Budi Suryata, Iwan Rahadi dan Kolonel Laut Syarafuddin,” ujar Haji Ansori yang juga Wakil Ketua 1 DPRD Sumbawa ini.
Selain lima figur internal lanjut Haji Ansori, ada juga dari eksternal seperti Ketua Golkar, Drs H Mahmud Abdullah, kemudian Ketua Gelora, Burhanuddin Jafar Salam (BJS), dari Nasdem, Ir H Syarafuddin Jarot dan lainnya.
Menurut Haji Ansori, proses penjaringan di DPC Gerindra sangat terbuka dan tim Panja (Panitia Penjaringan) telah memutuskan beberapa nama untuk diusulkan ke DPD yang selanjutnya diteruskan ke DPP.
Adapun yang diusul kata Haji Ansori tidak jauh dari nama-nama yang muncul di tengah-tengah masyarakat namun untuk pinal siapa yang akan mendapatkan rekomendasi mencari pasangan bakal calon adalah kewenangan DPP.
“Rekomendasi untuk menentukan pasangan adalah kewenangan DPP. Nama yang diusul oleh DPD nanti harus melampirkan hasil dari Lembaga Survey Nasional yang kredibel dan Gerindra menggandeng LSI Jayadi Hanan,” jelas Bos PS.
Untuk survey awal ungkap Haji Ansori, Gerindra telah menggandeng Institute For Research and Development (INRED) yang dilakukan pada 22 April hingga 5 Mei 2024 lalu, melibatkan 800 responden, margin eror 3,5 dengan simulasi beberapa nama dan menempatkan bakal pasangan Jarot-Ansori di elektabilitas tertinggi.
“Simulasi April – Mei lalu menggunakan lembaga INRED menempatkan Jarot sebagai Calon Bupati dan Ansori sebagai calon wakil bupati dengan elektabilitas tertinggi. Kemudian disusul Novi – Talif atau paket DETA posisi kedua, selanjutnya Mo-Rafiq diurutan ketiga, Ansori – BJS keempat dan kelima Jarot – Budi,” ungkap Haji Ansori.
Survey ini mengungkapkan bahwa selisih elektabilitas antara Jarot – Ansori dan kandidat pasangan lainnya tidak signifikan, tetapi keunggulannya cukup jelas.
Sementara simulasi perseorangan untuk Bakal Calon Bupati, Jarot berada diposisi pertama, disusul Drs H Mahmud Abdullah dan ketiga Dewi Noviany.
Sedangkan untuk simulasi perseorangan Calon Wakil Bupati ditempati oleh Abdul Rafiq di elektabilitas tertinggi, disusul Drs H Mohamad Ansori posisi kedua, selanjutnya Talifuddin, LBS, dan BJS posisi berikutnya.
“Hasil survey awal ini adalah sebagai pedoman untuk menentukan langkah berikutnya dan hasilnya telah kami laporkan ke DPP,” terangnya.
Untuk memperkuat hasil survey awal, sekarang Gerindra telah melakukan survey kedua dengan menggandeng LSI, lembaga yang direkomendasikan DPP.
“Di survey kedua ini, simulasinya, Jarot – Ansori, Mo – Ansori, BJS – Ansori atau Ansori – BJS dan ada juga nama-nama lain dari figur yang telah mendaftar di Gerindra termasuk nama kader internal,” katanya.
Untuk semua figur yang sudah mendaftar di Gerindra termasuk dari internal, Haji Ansori meminta untuk sabar menunggu dan mengikuti proses serta mekanisme yang ada di Partai Gerindra.
“Semuanya masih berproses. Kalaupun ada kader yang sudah membuat statement bahwa ia mendapatkan rekomendasi atau sudah membuat baliho berpasangan itu sah-sah saja dan bagian dari ikhtiar, namun yang jelas Gerindra belum memberikan rekomendasi kepada figur manapun. Semua nanti akan diputuskan berdasarkan hasil survey baik perorangan maupun berpasangan. Itu amanat DPP,” pungkasnya. (JK)
Komentar