Dewan Pendidikan Sumbawa Temukan Banyak Sekolah di Pelosok Minim Fasilitas

Sumbawa Besar, KabarNTB

Dewan Pendidikan Kabupaten Sumbawa mengungkapkan sejumlah persoalan serius terkait kondisi sarana dan prasarana pendidikan di beberapa sekolah terutama di wilayah terpencil Kabupaten Sumbawa. Temuan ini merupakan Hasil Monitoring dan Evaluasi (Monev) awal tahun 2025 lalu yan kemudian dibahas dalam pertemuan Dewan Pendidikan dengan Komisi IV DPRD Sumbawa, Selasa, 1 Juli 2025.

Tiga sekolah yang sempat dikunjungi dalam monev tersebut adalah SDN Semongkat Sampar di Kecamatan Batu Lanteh, SDN dan SMP Satu Atap (Satap) Teladan di Kecamatan Lenangguar, serta SDN 1 dan SMP 3 Satap Senawang di Kecamatan Orong Telu. Hasil temuan menunjukkan masih banyak sekolah yang jauh dari standar pelayanan minimal pendidikan.

Seperti di SDN Semongkat Sampar. Sekolah ini mengalami keterbatasan infrastruktur yang cukup parah. Hampir seluruh ruang kelas disekat menggunakan triplek seadanya. Sekolah juga tidak memiliki ruang perpustakaan, ruang UKS, maupun musholla.

Fasilitas penunjang seperti cromebook, buku penunjang, dan alat olahraga juga belum tersedia. Terlebih lagi, sejak pembangunan ruang kelas pada tahun 2006, sekolah ini belum pernah menerima bantuan tambahan dari pemerintah, baik berupa pembangunan fisik maupun pengadaan sarana penunjang.

Kemudian, SMP Satap Teladan, Kecamatan Lenangguar, tim menemukan bahwa sekolah ini hanya memiliki dua ruang kelas, yang juga difungsikan sebagai ruang guru dan kepala sekolah. Ruang kelas 7 dan 8 hanya dipisahkan oleh papan tulis yang robek, menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif karena gangguan suara antar kelas.

Sekolah ini juga mengalami kekurangan guru untuk beberapa mata pelajaran inti seperti PPKn dan Penjaskes. Selain itu, kondisi kamar mandi sudah tidak layak digunakan karena atap bangunan roboh. Tidak adanya akses internet dan perangkat pendukung seperti cromebook membuat siswa harus pergi ke desa Lenangguar untuk mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)

Sementara itu, di SDN 01 dan SMP 3 Satap Senawang, Kecamatan Orong Telu, hasil monev mencatat kekurangan ruang kelas yang memaksa pihak sekolah menyekat ruang menjadi dua untuk menampung kelas 1 dan 2. Kedua sekolah juga tidak memiliki ruang guru, perpustakaan, musholla, maupun laboratorium.

Meja dan kursi untuk kelas 1 SD dinilai tidak layak pakai, dan kamar mandi SMP mengalami kerusakan berat. Sekolah juga belum menerima bantuan perangkat teknologi seperti cromebook dan tidak memiliki akses internet.

Selain itu, masalah muncul pada ketersediaan rumah dinas guru, terutama bagi guru-guru baru yang lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dari luar Kecamatan Orong Telu, yang belum bisa tertampung dengan fasilitas rumah dinas yang ada.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumbawa melalui Anggota, Jhon Kennedi M.Pd menegaskan bahwa temuan-temuan ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. “Kami mendorong Dinas Pendidikan dan pihak terkait segera merespons dan mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki kondisi sekolah-sekolah ini. Pendidikan adalah hak dasar dan harus dijamin kualitasnya meskipun berada di pelosok,” tegasnya.

Ia pun akan menindaklanjuti temuan ini dengan melaporkannya secara resmi kepada Bupati Sumbawa dan DPRD sebagai dasar pertimbangan kebijakan anggaran dan perencanaan pembangunan pendidikan ke depan. (IR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses