Taliwang,KabarNTB – Penyusunan PraRKA-SKPD Tahun Anggaran 2015 telah digelar pada Selasa (11/11). Bertempat di lantai 3 Gedung Setda, Bupati KSB, Kyai Zul, membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, ada beberapa hal yang ditekankan agar bersinergi dengan penyusunan rencana anggaran 2015.
Hal pertama disorot adalah tingkat kemiskinan di Sumbawa Barat masih tinggi. Apabila merunut pada indikator kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik, Sumbawa Barat masih tinggi angka kemiskinannya karena faktor yang dilihat adalah tingkat inflasi, dan penawaran serta permintaan terhadap komoditi.
Perlu diakui jika masyarakat KSB masih sangat bergantung pada bahan komoditi dari luar. Harga bahan-bahan pun melangit. Kegiatan konsumsi dan produksi pun tidak seimbang, karena bahan-bahan didatangkan dari luar, sedangkan tingkat konsumsi pun tinggi. Kita ambil contoh, ketersediaan pasokan ikan di Sumbawa Barat masih kurang. Kyai Zul mempertanyakan kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan (DKPP) dalam mengelola potensi ini. “Dinas Kelautan dan Perikanan harus memikirkan bagaimana menciptakan sentra pangan, dan menyediakan anggaran untuk persediaan komoditi asli Kabupaten Sumbawa Barat. Banyak dari masyarakat membeli komoditi di Lombok, padahal sebenarnya banyak di Sumbawa Bara”, tukasnya. Sementara dinas lainnya, seperti Dinas Hutbuntan dan Disperindag agar bisa turun ke pasar dalam mengontrol, melakukan inovasi, dan pengkondisian agar sentra-sentra produksi berkembang di KSB.
Target yang ingin dicapai kedepan adalah agar angka kemiskinan bisa turun hingga 12 persen. Untuk itu, Bupati meminta Bappeda agar segera menyusun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Tim inilah yang akan memantau terus inflasi tersebut. “Kita harus bisa menyamakan harga bawang misalnya di Dompu atau komoditi lainnya yang selama ini sangat mahal dan langka di KSB”, lanjutnya.
Selain itu, tantangan kedua yang harus tergambar dalam APBD 2015 adalah tentang ketenagakerjaan. Menurut Kyai Zul, masyarakat tidak perlu tergantung pada pekerjaan sebagai PNS, apalagi dengan adanya rencana moratorium 5 tahun kedepan. Saat ini, yang perlu ditanamkan adalah mental wirausaha bagi masyarakat KSB karena selama ini masyarakat hanya berorientasi pada 2 pekerjaan, yaitu PNS dan pegawai PT NNT. Padahal Masih banyak opsi-opsi lainnya yang bisa dilakukan untuk bekerja dan menghasilkan uang, misalnya home industry, terutama yang terkait dengan pariwisata. Dia juga mengarahkan pada akhirnya nanti KSB akan menjadi sentra produksi kerajinan emas.
Tantangan-tantangan tersebut juga perlu didukung oleh infrastruktur seperti bandara, dermaga, rumah sakit, dan sebagainya. Untuk mencapai berbagai hal tersebut, setiap SKPD ditantang oleh Bupati untuk melakukan terobosan. Penyusunan anggaran berbasis kinerja harus berorientasi pada hasil, karena akan memperlihatkan seberapa jauh proses yang telah kita jalani. “Segala sesuatunya harus bisa terukur baik dari segi efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitasnya di segala bidang”, tuturnya menutup sambutan. Rencananya, setiap SKPD akan melakukan penginputan Pra-RKA selama 3 hari di Lantai III Setda. (KN-01)
Komentar