Sumbawa Barat, KabarNTB – Distribusi bantuan sapi dari Program Percepatan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PP KPDT) telah mulai dilaksanakan pada Rabu (4/2). Di bawah koordinasi Bappeda dan BPM Pemdes, kegiatan penyerahan ini dilakukan di Desa Seloto, Kecamatan Taliwang.
Sekretaris Daerah, Dr. Ir.W.Musyafirin, bersama Wakil Ketua DPRD, Fud Syaifuddin, menyerahkan bansos sapi tersebut kepada kelompok ternak di Seloto. Menurut Mars Anugerainsyah, S.Hut.,M.Si, Kabid Ekonomi Bappeda, jumlah sapi yang didistribusikan adalah 1.155 sapi se-KSB kepada 38 kelompok. Bantuan tersebut tersebar di Taliwang 7 kelompok, Brang Ene 6 kelompok, Brang Rea 3 kelompok, Jereweh 7 kelompok, Seteluk 4 kelompok, dan Tano 11 kelompok. Masing-masing kelompok mendapat 30-31 ekor sapi.
Mars mengatakan bahwa distribusi sapi tersebut merupakan langkah awal dari hasil evaluasi terhadap bansos yang sudah ada sejak tahun 2007 sampai saat ini. Dari hasil evaluasi, ditemukan ada kelompok sapi yang berkembang, semisal di Kiantar, Poto Tano, diberikan sapi sebanyak 30 ekor, lalu berkembang menjadi 80-an ekor. Namun, di Seteluk Atas, dengan jumlah sapi yang diberikan, yang tersisa hanya 8 ekor sapi.
Untuk mengantisipasi dan mengevaluasi hal tersebut, dalam hal bantuan sosial sapi, pemerintah daerah membuat perjanjian kerja sama, pengecekan tiap tahun, pendampingan, dan redistribusi sapi ketika sudah siap dibagikan ke kelompok ternal lainnya. Sekda KSB menekankan sistem redistribusi dilakukan apabila sapi sudah berkembang, dan siap untuk membagikan ke kelompok. “Bansos ini merupakan salah satu langkah agar inisiatif ekonomi masyarakat bisa terbangun melalui bansos peternakan ataupun pertanian”, ujarnya.
Setiap SKPD juga harus aktif melakukan dan membuka jaringan ke pusat. Banyak dana proyek dari pusat yang tersedia, perlu kesigapan daerah untuk menjemput anggaran tersebut yang dapat digunakan untuk pembangunan daerah. Di bidang ekonomi Bappeda misalnya, proposal yang ada saat ini terkait dengan bantuan pupuk dan bibit. Meskipun Bappeda lebih berfungsi dalam garis koordinasi, tapi karena beberapa SKPD ada yang belum siap, maka Bappeda ikut menghimpun bantuan dari pusat untuk dialihkan ke masyarakat.
Seloto merupakan daerah pertama yang menjadi sasaran pembagian bansos sapi. Di Seloto, Pondok pesantren menjadi salah satu kelompok atau lembaga yang bisa mengelola bansos seperti ini karena sistem dan peruntukannya jelas. Rencana selanjutnya adalah ke Lalar Liang. Target kedepannya agar bansos sapi akan mengarah pada perkembangan Rumah Potong Hewan (RPH) dan KSB pada akhirnya bisa membuat “brand” daging Sumbawa ke level nasional bahkan internasional. [nh]
Komentar