Dikbudpora Akan Evaluasi Program Fisik

Sumbawa Barat, Kabar NTB – Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) akan melakukan evaluasi terhadap sejumlah program Fisik yang sudah dilakukan maupun yang sedang berjala. Mengingat ada sejumlah item pengerjaan program fisik disejumlah sekolah tidak rampung dikerjakan, termasuk kepastian sumber dan besaran anggarannnya.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Dikbudpora KSB , Drs. Muhlis , M.Si kepada wartawan media ini, ada beberapa program fisk yang tidak selsai dikerjakan dan itu yang akan dievaluasi secara detail terkait dengan alasan dan mekanisme penganggaran yang dilakukan saat itu. Diakuinya , Dinas saat ini tidak mengetahui secara detail terkait dengan program fisik yang tidak diselsaikan oleh pihak ke tiga dan tentunya itu yang paling penting untuk di evaluasi.

‘’kami akan mengevaluasi semua program fisik yang belum selsai dekerjakan, dan itu akan kami lakukan cros cek secara detail terkait sekolah mana saja yang belum menyelesaikan program fisiknya “ Ungkapnya  yang didampinggi  Kabid Dikmenti Aku Nur Rahman beserta sejumlah staf belum lama ini.

Dijelaskan, ada sejumlah program fisik yang tidak selesai dikerjakan beberapa tahun lalu, karena memang Dinas belum mengetahui detail terkait dengan dokumen penganggaran serta mekanisme pengerjaannya. Untuk itu , sebelum pemerintah menggambil kebijakan kepastian kelanjutan pengerjaan harus semua dokumennya lengkap.

“ kami akan kros cek dokumennya dulu , baru kami bisa ketahui detail terkait dengan mekanisme pengerjaannya serta proses penganggrannya “ jelasnya.

Diakuinya, program fisik yang belum selsai dikerjakan diantaranya pengerjaan pembangunan gedung kantor dan ruang guru SMK Negeri I Brang Rea dari APBD tahun anggaran 2012 lalu. dalam DPA yang tertera memang besar anggarannya itu Rp. 140 Juta, dan proses tersebut yang harus diketahui secara detail.

‘’ Memang besaran anggaran yang muncul di DPA tidak sesuai dengan kondisi fisik bangunan lantai dua. memang informasi besaran anggaran mencapai sekitar Rp 400 Juta, hal inilah yang masih ditelusuri dinas melalui bidang Dikmenti,”katanya. ( K-AS)

 

Komentar