Seru ‘Saling Serang’ Paslon Kada Sumbawa Di Plampang

Sumbawa,KabarNTB – Tiga Pasangan Calon Kepala Daerah (Paslon Kada) Kabupaten Sumbawa “ saling serang” dalam debat kandidat ketiga di lapangan Desa Plampang, Kecamatan Plampang, Kamis (12/11/2015).

Saling serang dimaksud bukanlah adu jotos maupun tindakan anarkis lainnya. Melainkan adu penajaman visi misi dan program kerja jika nantinya salah satu diantara mereka terpilih dan diamanatkan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa periode 2016-2021 mendatang.

Seperti biasa, debat kandidat berjalan sesuai scenario yang telah ditetapkan KPU Sumbawa. Setelah dibuka oleh pembawa acara dan Ketua KPU Sumbawa, Syukri Rahmat, debat kandidat diambil alih oleh moderator. Oleh moderator, ketiga pasangan calon dipersilahkan naik ke panggung secara berurutan sesuai nomor urut.

Namun ada sedikit perbedaan yang mencolok, KPU sengaja menyiapkan dua buah gentong yang berisi air untuk berwudhu oleh ketiga pasangan calon. Hal tersebut menurut Ketua KPU Sumbawa, Syukri Rahmat, dalam sambutan pembukaannya agar para calon pemimpin Sumbawa tersebut dalam keadaan suci ketika naik ke panggung dan beradu argument satu dengan yang lainnya.

Dalam debat kali ini, panitia menyediakan 7 segmen atau kesempatan bagi kontestan Pilkada. Mulai dari penyampaian visi misi dan penajaman terhadap visi misi tersebut secara bergantian sesuai penarikan nomor undian.

Secara umum penyampaian visi dan misi oleh ketiga pasangan calon tidak berbeda dengan dua debat sebelumnya. Hanya saja pada segmen Tanya jawab atau segmen ketujuh, saling serang pun tidak terhindarkan.

Dimulai dari pasangan nomor urut 3, melalui Cabupnya, Muhammad Husni Jibril, dengan pertanyaan yang ditujukan kepada pasangan nomor urut 2, bahwa sebagaimana yang diketahui bahwa Indonesia dijadikan sebagai blue Ekonomi.

“Apa konsep anda dalam mendukung blue ekonomi di Kabupaten Sumbawa ini,” tanya Husni Jibril.

Pertanyaan tersebut kemudian sambut oleh cawabup pasangan nomor urut 2, Chandra Wijaya Rayes, yang mengemukakan bahwa untuk mendukung Indonesia sebagai poros maritime dunia, yakni dengan membangun konektifitas melalui pembangunan sejumlah dermaga. Misalnya di Teluk Santong dan menjadikan Teluk Saleh akan dijadikan akuarium. Sehingga dunia maritime di Kabupaten Sumbawa akan terhubung dengan baik, dan meningkatkan perekonomian warga pesisir dan sebagainya.

Kemudian pasangan nomor urut 3 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor 1, yang isinya visi besar nasional yang akan menjadikan Indonesia sebagai poros maritime dunia dengan membangun blue ekonomi.

“Saya akan mengajukan pertanyaan yang sama agar public bisa menilai kedua pasangan ini mana yang terbaik. Tentu yang bertanya akan lebih baik. Apa konsep saudara dalam mendukung blue ekonomi di Kabupaten Sumbawa, tentu dengan konsep nasional,” Tanya Husni kepada pasangan Jack Morsa-Irwan Rahadi atau paket JIWA.

Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Irwan Rahadi sebagai Cawabup Paket JIWA. Menurutnya, blue print atau road map bila pasangan ini dipercayakan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa. Namun belum sampai jauh dijawab, Husni menyela bahwa ia tidak mempertanyakan blue print melainkan blue ekonomi. Selaan Husni tersebut mendapat sorakan dari pendukung dan simpatisannya yang diarahkan ke pasangan Paket JIWA.

Namun Irwan Rahadi dengan sigap terus menjawab pertanyaan tersebut, bahwa pihaknya akan melakukan terkait dengan strategi dan keamanan laut adalah yaitu menjalankan aturan sesuai UU yang berlaku. Terhadap pelanggaran yang terjadi di laut, seperti pengeboman, illegal fishing, pencemaran laut dan kerusakan ekosistem laut.

“Nanti kami akan membentuk lembaga coast guard bersama masyarakat, TNI dan Polri. Lalu membangun sarana prasarana pengaman kelautan seperti pos pengaman laut dan boat cepat,” terang Irwan.

Saling serang berlanjut ketika pasangan nomor urut 2 memberikan pertanyaan kepada nomor 3 dengan pertanyaan yang disampaikan Cabup paket SAAT-JAYA, A Saat Abdullah, bahwa ada dua pradigma pengembangan sektor peternakan. Apakah jumlah populasi sapi lebih banyak dikembangkan daripada penduduk atau manusia yang lebih banyak dikembangkan dari pada sapi.

“Mohon bapak jelaskan, paradigma mana yang akan dikembangkan dan bagaimana bentuk program kongkret untuk melaksanakan kebijakan tersebut,” kata Saat.

Pertanyaan tersebut kemudian disambut Husni Jibril yang menjawab bahwa berdasarkan data populasi penduduk jauh lebih tinggi daripada populasi ternak. Namun pihaknya ingin mengatakan bahwa yang menyikapinya, sehebat-hebatnya Sumbawa ketika melakukan peningkatan populasi untuk sapi, tidak bisa mengejar populasi penduduk yang sudah 500 ribu lebih.

Target pasangan ini sampai 2021, sedikitnya 450.000 saja ternak sapi. Sementara kerbau berdasarkan data dari 5.800 ekor menjadi 60.000 ekor dan kuda yang saat ini sebanyak 37.000 ekor menjadi 45.000 ekor di tahun 2021.

“Kami akan kejar melalui dana bansos, baik dari APBN, APBD Propinsi dan APBN. Ini program yang sudah jalan, maka menjawab pertanyaan terakhir, tentu populasi ternak mungkin akan bisa mengimbangi populasi penduduk,” tegas Husni.

Ia menimpali bahwa tidak mungkin ingin meningkatkan populasi penduduk karena pemerintah malah menekan jumlah populasi penduduk melalui program keluarga berencana.

Merespon jawab Husni, Saat Abdullah menyampaikan bahwa program dana bansos bagi ternak tersebut menjadi trend di media massa dan media sosial. Hanya saja belum selesai Saat menuturkan prolognya yang kemudian menjadi pertanyaan yang akan ditujukan kepada pasangan nomor urut 1, Husni Jibril menginterupsi kepada moderator.

“Interupsi pak Moderator, kenapa jawaban saya dikomentari. Silahkan tanya, tapi jangan komentari jawabannya. Kalau mau debat, ayo kita debat,” kata Husni.

Di podium sebelah, Saat Abdullah mengatakan bahwa ia ingin bertanya kepada pasangan nomor urut 1 dan prolog tersebut ada kaitannya dengan isu bansos di bidang peternakan seperti yang dipaparkan pasangan nomor urut 3.

“Ada kaitannya dengan peternakan dan populasi sapi,” kata Saat. Husni kemudian menyergah. “Tapi anda mengomentari apa yang dijawab oleh pasangan nomor 3 ini,” tandas Husni.

Saat kemudian mengklarifikasi bahwa dia sebenarnya ingin bertanya kepada pasangan nomor 1, bukan mengomentari jawaban pasangan nomor 3.

“Pendapat bapak terhadap dana bansos ini, karena seyogyanya dana bansos sapi ini untuk petani. Untuk pengembangan daripada pertanian. Tadi dikatakan bahwa ini merupakan program. Bagaimana tanggapan Pak Jack dan Pak Irwan,” ujar Saat.

Jack Morsa dengan tegas menjawab pertanyaan tersebut. Menurutnya, bagi Jack-Iwan ke depan, apabila diberikan amanah oleh masyarakat Kabupaten Sumbawa. Tapi belum selesai menjawab, Jack merasa terganggu dengan ulah simpatisan pasangan lain yang malah teriak di bagian terop pendukung pasangannya masing-masing.

Moderator pun meminta supaya pendukung dan simpatisan pasangan lain agar menghargai dan mendengar paparan Jack Morsa.

Bagi pasangan ini yang pertama dilakukan, adalah mengevaluasi program bansos dari anggota DPRD maupun pemerintah daerah. Karena program ini dianggap tidak tepat sasaran.

Kedua, kalaupun pemerintah akan memberikan bantuan kepada masyarakat. Maka program tersebut harus sesuai dengan persyaratan yang disyaratkan kepada masyarakat yang menerima bantuan.

Ketiga, pihaknya akan melakukan ekspose kepada seluruh pihak masyarakat Sumbawa. “Tidak seperti sekarang ini. Sapi di atas truk, talinya yang turun ke bawah. Sehingga terjadi diskriminasi kepada masyarakat Kabupaten Sumbawa. Seperti itu juga yang kami lihat pada hari ini, bumi sejuta sapi menjadi program idola Pemprop lima tahun yang lalu,” kata Jack.

“Tapi apa yang ada di dalam kandang bukan sapi, tapi uti (biawak) yang ada di dalam kandang. Masyarakat tidak pernah mendapat bantuan sesuai dengan kriterianya. Maka ke depan, jika JIWA menang, kami akan benar-benar bekerjasama dengan lembaga vertical seperti Kepolisian dan Kejaksaan harus menelusuri seluruh bantuan sosial yang telah diturunkan Pemkab maupun Pemprop,” timpalnya.

Jack memandang, bahwa bantuan tersebut tidak tepat sasaran maka ke depan bagi pihaknya untuk melakukan bantuan ini harus patuh dengan aturan yang ada.

Kemudian giliran Jack Morsa selaku cabup pasangan nomor 1, bertanya kepada pasangan lainnya.

Menurutnya, Sumbawa memiliki begitu banyak desa di pesisir. Sedangkan Menurut UU 23 tahun 2014 bahwa kewenangan Kemaritiman berada di tangan Propinsi. Lalu bagaimana strateginya untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat di desa pesisir. Karena kemiskinan lebih banyak di desa-desa pesisir.

Husni Jibril kemudian menjawab, bahwa kewenangan pengelolaan pesisir berada di Propinsi. Bahwa pihaknya akan meningkatkan sarana dan prasarana perikanan untuk membela masyarakat. Kemudian akan mengadakan teknologi tangkap yang ramah lingkungan dengan berkoordinasi dengan Pemprop dan Pempus. Tentu salah satu sarananya adalah kapal.

“Saya sebagai anggota DPRD Propinsi terlalu sering menjemput bola ke pusat. Maka saya tahu betul manakala saya jadi Bupati, saya sudah janjikan 20 kapal besar dan ini diidam-idamkan masyarakat kita,” kata Husni.

Ia menyampaikan bahwa sayangnya hanya sedikit masyarakat Sumbawa yang mendapatkan. Lebih banyak di Lombok dan Bima yang mendapatkan. Kalau pasangan ini menjadi Bupati maka hal tersebut akan dicapai.

“Kenapa kami bisa menjamin ini, pak Haji Mo’ kader Demokrat dan Ketuanya di NTB sekarang menjadi Gubernur. Saya ini kader PDI Perjuangan, pemerintah ini di bawah Jokowi yang juga PDI Perjuangan. Maka saya yakin dan percaya ini akan dijemput. Saya tidak bicara urusan Kabupaten tapi ini kewenangan pemerintah Pusat dan Propinsi.

Selanjutnya Cawabup pasangan nomor urut 1, Irwan Rahadi, memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 2. “Kita tahu KTM Labangka yang sudah lama ditetapkan. Terkait pengembangan KTM Labangka, apa yang harus dilakukan karena sampai sekarang belum ada kemajuan yang berarti. Selaku pelaku pelaksanaa pembangunan saat itu, apa kendala yang saudara hadapi,” tanyanya kepada Cabup nomor urut 2, Saat Abdullah.

Selaku eks Kepala Dinas Pekerjaan Umum, A Saat Abdullah, beralasan bahwa KTM Labangka bukan berada di bawah kewenangan Dinas PU ketika dia masih menjabat, melainkan berada di bawah kewenangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

“Karena saya ditanya jabatan saya saat itu, saya ini Kepala Dinas PU. Seharusnya persoalan Labangka ini dipertanyakan kepada Transmigrasi, karena itu yang menanganinya. Jadi KTM Labangka adalah daerah transmigrasi yang akan dijadikan suatu kota Mandiri,” paparnya.

Namun demikian, Saat mengklarifikasi bahwa ketika itu pihaknya telah menjemput bola ke pemerintah pusat. Bila SAAT-JAYA memimpin Sumbawa ke depan, dan Bupatinya orang PU. Ketika berurusan ke pusat atau ke PU maka urusannya akan didahulukan.

“Kami sudah berkomitmen, Labangka Komplek akan menjadi prioritas,” kata Cawabup nomor urut 2 Chandra WIjaya Rayes.

Debat kandidat berakhir sekitar pukul 11.30 Wita, ditandai dengan saling berpelukannya ketiga pasangan calon dan foto bersama dengan para komisioner KPU Sumbawa. lautan manusia tumpah ruah di tengah lapangan sembari meneriakan yel-yel untuk masing-masing cabup dan cawabupnya. (K-K)

 

Komentar