Bupati Sumbawa Dapat Pasatotang Adat Dari Sultan Sumbawa

 

Sumbawa, KabarNTB – Pasototang Adat yang digelar Kesultanan Sumbawa, Minggu, (03/04/2016), Istana Dalam Loka, dihajatkan untuk mengingatkan Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Sumbawa dan jajarannya.

Acara yang sakral tersebut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan jajaran Pemerintahan Daerah Sumbawa, seperti para Kepala SKPD dan Camat beserta isteri.

Dalam Pasatotang Adat tersebut, Sultan Sumbawa—Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV, yang menyampaikan Pasatotang Adat (Nasehat adat) tersebut bahwa Bupati Sumbawa yang dipercaya masyarakat untuk mengurus dan mengelola Kabupaten Sumbawa.

Adapun Pasatotang Adat dimaksud dirumuskan dalam Bahasa Samawa yang mengandung nilai-nilai kearifan local Samawa. Sehingga keseluruhan makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dengan nilai-nilai rasa dan adat Budaya Samawa.

Rumusan Pasatotang Adat dimaksud serta maknanya adalah; Taket ko Nene’ Kangila Boat Lenge Ma Bau  Tu Dapat Kerik Selamat; Sakantap Niat Kewa Satemung Pamendi ke Panyadu; Bakarante Gama Kewa Benar Ke Adil; To Diri, Mengas Pamikir, Guar Panangar; Manang Tenga Sapalangan Hukum Ke Adil; Satingi Musyarawarh Mufakat; Sakuat Ibadat, Arap Kasuka Ke Tunas Kareda Allah Subhanahu Wata’ala; Kewa Pelihara Marwah Ke Martabat Tau Ke Tana Samawa.

Dalam sambutannya, Sultan Sumbawa, Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV, menerangkan, Pasatotang Adat yang disampaikan kepada Bupati dan Wakil Bupati tersebut tentunya juga akan diteruskan kepada jajarannya dan para pimpinan daerah, Muspida dan sebagainya yang ada di Tana Samawa.

Pasatotang Adat kata Sultan Muhammad Kaharuddin, adalah bentuk Sultan dan masyarakat Sumbawa menghormati hasil pilihan rakyat, baik di Pileg maupun di Pilkada yang lalu. Sebagai sebuah manifestasi hak demokrasi rakyat, sekaligus memperkuat dan mendukung secara adat komposisi  pimpinan daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati.

“Kami merasa perlu bahwa sudah saatnya Pasatotang Adat ini disampaikan, dan kami sadar para beliau ini sudah mengucapkan sumpah jabatannya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana yang sudah dilakukan baru-baru ini,” ungkap Sultan.

Dengan hal itu pula sambungnya, adanya Pasatotang Adat ini posisi adat Sumbawa dengan Bupati sebagai Pemerintah adalah Tau Tu Patu Parenta ke Tu Turet Parenta, Karena Enti Koasa Kamutar, Koasa Memerintah Tana Samawa.

Tentu dengan hal ini ucap Sultan, tercakup makna Bupati memerintah harusnya atau seyognyanya memerintah bersama rakyat Samawa. Sultan juga mengajak masyarakat agar bersama-sama mendukung pemerintah dalam menghadapi masalah-masalah yang akan datang yang mungkin sangat tidak bisa dikondisikan secara linear apa yang mungkin terjadi itu.

Tapi Sultan menegaskan, adat dan pemerintah Sumbawa tidak pernah menyingkirkan masalah, bersama-sama masyarakat menghadapi dengan Keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala. Masalah di dalam Bahasa Adat Sumbawa adalah sikap adat, menjadi payung adat Tau dan Tana Samawa.

Payung adat yang dimaksud Sultan, yakni menyangkut suatu kebijakan yang dalam bahasa sekarang sebagai toleransi. Karena banyak masyarakat adat yang ikut dipayungi dalam adat Sumbawa, banyak kelompok etnis yang dipayungi.

“Kita menerapkan toleransi dengan satu pengertian semua kita harus tahu diri, menempatkan diri dalam payung adat Samawa,” kata Sultan.

Adanya masalah-masalah sambungnya, dengan posisi dan jabatan Bupati dan jajarannya bukanlah hal yang mudah, tapi kalau bersama-sama maka tidak ada pekerjaan tidak dapat dikerjakan. Karena ada hal-hal yang menonjol dan ugent untuk perlu diperhatikan bersama untuk generasi masa depan.

Seperti adanya pembalakan liar, yang akan memberikan efek jauh pada debit air masyarakat Sumbawa untuk kehidupan masyarakat. Adanya masalah narkoba yang menyangkut generasi muda Sumbawa. Serta adanya gesekan-gesekan yang mesti dikembalikan pada tempatnya sebagaimana payung adat Samawa yang memayungi semua etnis dengan catatan menempatkan diri atau To Diri terhadap Adat Samawa dengan berpegang kepada Adat Barenti Ke Syara’, Syara’ Barenti Ko Kitabullah.

“Insya Allah dengan adanya upacara ini, masyarakat Sumbawa atau pemerintah Sumbawa akan lebih merasa kuat. Sehingga adanya saling sadu, saling satotang, saling saharga sesama orang Sumbawa,” pungkas Dea Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV.(K-K)

Komentar