Sumbawa, KabarNTB – Tindakan subkontraktor yang ikut mengerjakan bangunan IGD RSUD Sumbawa kembali berlanjut. Setelah beberapa kali membongkar bagian per bagian bangunan, hal serupa kembali terjadi pada Selasa (05/04/2016).
Sedikitnya, 5 bagian pintu kaca di dalam bangunan IGD RSUD jadi sasaran pembongkaran. Satu per satu pintu kaca dibongkar dan diangkut ke atas truk yang terparkir di depan IGD RSUD. Tindakan pembongkaran itu sangat menarik perhatian masyarakat dan keluarga pasien yang melintas.
Menanggapi pembongkaran tersebut, Direktur RSUD Sumbawa, dr. Selvi, mengaku pihaknya memang susah berkomunikasi dengan kuasa Direktur PT Adhisthana yang berada di Bima. Bahkan berbagai upaya ditempuh seperti menyurati dan melalui Direktur Utama PT Adhisthana agar memfasilitasi, tapi tidak berhasil.
“Coba dibayangkan kalau beliau tidak bisa dihubungi untuk penyelesaian administrasi, lalu kami harus ke mana? Sedangkan kuasa jelas-jelas ditunjuk adalah beliau,” ungkap Selvi.
Tidak hanya itu, pihaknya juga sempat bersitegang dengan Direktur Utama PT Adhisthana perihal dimintai untuk difasilitasi bertemu dengan kuasa Direkturnya. Bahkan di dalam surat yang dilayangkan ke kuasa Direktur disebutkan di mana lokasi dia (kuasa Direktur, red) dapat ditemui, apakah itu langsung di Mataram atau di Bima.
Selvi mengatakan, untuk mendapatkan tandatangan kuasa Direktur PT Adhisthana, pihaknya sempat menggunakan jasa kurir yang notabene orang terdekat kuasa Direktur PT Adhisthana tersebut.
“Bukan kami tidak bekerja, tapi kami mau bayar orangnya gak ada. Terus apa yang kami akan selesaikan,” tandasnya.
Mengenai tuntutan subkontraktor, Selvi menerangkan bahwa sejauh ini kontraktor juga tidak mau menemui mereka. Meski sebelumnya pihak RSUD Sumbawa telah menyurati dan menelpon kuasa Direktur tersebut, tapi tetap juga tidak mau menemui subkontraktornya.
Namun tegas Selvi, pihaknya sudah membayarkan kepada PT Adhisthana sekitar Rp 2 Miliar, dan masih ada sisa yang belum dibayar. Itu pun jika harus dibayar harus melalui administrasi. Sementara penggunaan uang yang dibayar kepada kontraktor menurut Selvi pihaknya tidak tahu sama sekali. Padahal di dalamnya diketahui juga terdapat pembayaran atap IGD.
Toko Bahan Bangunan IGD RSUD Juga Ngeluh Belum Dibayar
Polemik pembangunan IGD RSUD Sumbawa,ternyata tidak hanya subkontraktor yang merasa dirugikan lantaran belum mendapat bayaran dari Kontraktor Pelaksana PT Adhisthana, tapi hal yang sama juga dirasakan oleh Toko Indonesia Emas, pemasok bahan bangunan IGD tersebut.
Salah seorang yang mengaku sebagai kuasa pemilik toko pemasok bahan bangunan IGD RSUD Sumbawa, asal Mataram, menyatakan bahwa bagian atap gedung tersebut hingga kini belum dibayar oleh subkontraktor lantaran belum menerima bayaran dari PT Adhisthana.
Karena belum dibayar sekitar Rp 117 juta, pihak toko kemudian menunggu sejak tiga bulan yang lalu. Terhadap subkontraktor, pihaknya melayangkan somasi.
“Kami dari toko berhubungan dengan pengesub, jadi yang kami somasi hanya subkontraktornya saja,” kata pria yang bernama Suyono tersebut.
Menurutnya ketika menyaksikan pembongkaran pintu kaca di dalam IGD RSUD Sumbawa, bahwa bukan hanya dia dan subkontraktor yang merasakan nasib tersebut, tapi lebih kasihan lagi seorang tukang yang sudah tiga bulan membawa anak dan isterinya menunggu bayaran.
Kendati bahan-bahan yang dipasok tersebut belum dibayar subkontraktor, pihaknya tidak menekan subkontraktor, tapi saling mengondisikan dan memahami. Lagian, dua bulan dianggap sudah terlalu lama.
“Kita tahu mereka juga belum menerima apa-apa, ya kita tahu saja apa yang mau kita tagih,” ungkap Suyono.
Ia mengaku sangat memahami kondisi ini karena toh juga untuk kemaslahatan umat. Karena sudah berlarut seperti ini, daripada nanti diincar Kejaksaan dan menjadi milik Negara, pihaknya harus menuntut melalui Pengadilan maka justeru merepotkan lagi. (K-K)
Komentar