Sumbawa, KabarNTB – Kabupaten Sumbawa masih menjadi Kabupaten paling kondusif di NTB. Hanya saja predikat tersebut terancam tercoreng tatkala masyarakat setempat tidak mampu menciptakan dan menjalin kebersamaan dalam rangka menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat.
Ancaman nyata yang dapat mengganggunya bukanlah kelompok kiri yang berbau komunis seperti yang marak diberitakan di sejumlah media skala nasional, regional maupun local, melainkan aktifitas kelompok kanan.
Ketua Komunitas Inteljen Daerah (Kominda) Sumbawa, Arif, M.Si., kepada wartawan, mengakui adanya aktifitas kelompok kanan tersebut. Hanya saja ia enggan menyebut lokasi dan spesifikasi aktifitas mereka karena alasan rahasia dan konsumsi komunitas inteljen saja. Arif mengatakan, dalam kegiatan video conference oleh Kapolda diikuti Kominda NTB dan seluruh unsur Kominda Kabupaten/Kota se NTB di Polres Sumbawa belum lama ini, salah satunya membahas tentang kecenderungan munculnya kelompok kiri dan kelompok kanan.
“Disampaikan beberapa regulasi dan intruksi tentang cara menghadapi aksi demonstrasi bernuansa kiri maupun kanan,” katanya.
Menurut Arif, bangsa Indonesia sekarang tengah diuji untuk keluar dari masalah ini agar kembali ke konsesus nasional yakni Pancasila sebagai pandangan hidup, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Ia mengatakan, meski di beberapa daerah ada aksi kelompok kiri, untuk Sumbawa relatif kondusif dan terkendali. Tentu saja karena usaha bersama dan kesadaran semua pihak untuk memelihara situasi Kabupaten Sumbawa sehingga tetap kondusif.
“Sekali pun tidak dipungkiri di beberapa tempat memang ada gangguan Kantibmas, baik itu berupa aktifitas illegal mining, illegal logging, dan illegal fishing maupun beberapa hal menonjol lainnya,” ucapnya. Mengenai adanya aktifitas kelompok kanan ungkapnya, mereka masih dalam keadaan terkendali dan tidak lepas dari pengawasan Kominda. Diharapkan konsentrasinya tetap seperti itu.
“Kalau kanan ada di Kabupaten Sumbawa, mohon maaf saya tidak bisa menyebut, bahkan kemunculannya beberapa kali. Contohnya saja kelompok Gafatar yang masuk dalam assessment dan treatment pasca pemulangan mereka dari Kalimantan Timur belum lama ini,” kata Arif.
Ia menambahkan, bukan hanya aliran radikal islam kanan yang mendapatkan perhatian Kominda, tapi juga aliran saksi Yehova/Yehuwa (salah satu aliran dalam Kristen yang dianggap sesat).
Dalam hal ini, Kominda bersama pihak terkait lainnya secara tegas melarang adanya aktifitas saski Yehova/Yehuwa tersebut.
“Kita harus menghormati nilai-nilai keberagamaan dengan tetap menghormati hak dan institusi orang lain,” tutup Arif. (K-K)
Komentar