KabarNTB, Sumbawa Barat – SMK Negeri 1 Taliwang pada Jum’at 26 Agustus lalu genap berusia 11 tahun.Memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-11, Sekolah yang berlokasi di Dusun Roropedi Desa Banjar Taliwang tersebut, menggelar acara syukuran sederhana di halaman depan Sekolah, ditandai dengan pemotongan tumpeng dan pemukulan gong oleh Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin.
Wabup yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pemuda Olahraga, H.Muchlis dalam sambutannya pada kesempatan ini memberikan banyak sekali kritikan sekaligus masukan.
Mulai dari rendahnya partisipasi Wali Murid dan siswa yang nampak hadir dalam acara peringatan HUT sampai dengan tekhnis acara semuanya dikritik Wabup.
Menurut Wabup, acara seperti ini mestinya dihadiri oleh semua Wali Murid dan melibatkan semua siswa, begitu juga alumni bisa dihadirkan agar dapat menjadi motivasi bagi siswa yang tengah belajar di SMK tersebut.
Dikatakan Wabup, usia sebelas tahun bukan waktu yang pendek untuk melakukan rekayasa atau enginering dalam sebuah sekolah seperti SMK.Wabup menegaskan, jika Wali murid sangat mengharapakan jika anaknya bersekolah di tempat ini dapat bekerja dan menjadi wiraswasta setelah tamat sekolah.
“ Ini menjadi persoalan serius, saya tidak tahu apa yang bisa dimunculkan oleh SMK hari ini, kalau kita berbicara computer aplikasi apa yang sudah dilakukan oleh sekolah ini, kalau berbicara elektro apa yang pernah dibuat,” kritik Wabup.
Wabup menyindir jika peralatan Sound system yang dipakai dalam acara seperti ini, mestinya jangan lagi memakai peralatan dari luar tetapi bisa ditampilkan karya yang dirakit siswa.
“ Apa yang harus kita banggakan ini sebuah pertanyaan besar, saya pikir apa yang dijadikan rasa optimis oleh Kepala Sekolah itu saya ingin ada yang jadi kenyataan, kalau SMK itu bisa, bisanya yang mana sayan ingin melihat ada faktanya,” tandas Wabup sembari menantang Kepala Sekolah agar tahun depan dapat menampilkan karya-karya siswa, seperti peralatan sound misalnya dipakai karya siswa.
“ Bukan masalah harus bagusnya tapi kita menghargai karya anak didik kita yang harus dimunculkan, saya yakin Wali murid mau berkorban karena mereka ingin anaknya bisa, “ tambahnya.
SMK menurut Wabup, adalah ruang untuk berinovasi sangat besar karena siswa bukan saja diajarkan teori tapi malakukan praktek – praktek. Wabup dalam kesempatan ini juga menantang pihak Sekolah agar dapat menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan sehingga siswa dapat melakukan praktek.
“ Saya belum dengar yang PKL disini ada yang bekerjasama atau bekerja di Gramabazita untuk listrik dan trakindo untuk otomotifnya, justru yang muncul disini adalah paskibraka padahal tidak diajarkan disini dan itu muncul dari dalam diri siswa dan tumbuh secara alami,” ketus Wabup.
Kritikan demi kritikan yang disampaikan, menurut Wabup merupakan warning bagi Guru, ia berharap agar segenap guru SMK dapat mengoreksi sembari mengajak untuk sama-sama berbenah, Wabup juga berharap kedepan ada nilai tambah bagi SMK ini dan Kabupaten Sumbawa Barat.
Sementara itu menyikapi kritikan yang disampaikan Wabup KSB, Fud Syaifuddin. Kepala Sekola SMK Negeri 1 Taliwang, Drs. Fachruddin Yasin, menyatakan jika apa yang disampaikan Wabup tersebut disadari betul.
Namun demikian dikatakannya, pihak Sekolah terus berusaha secara khusus dalam meningkatkan kwalitas guru yang ada, menurutnya hingga saat ini guru SMK yang mayoritas guru produktif belum memiliki sertifikasi kompetensi.
“ Sejak pertama berdiri sampai 2013, tidak ada dorongan dari Pemerintah, nah sekarang baru dua tahun kita bangkit sebelumnya kita menata dulu fasilitas sekolah karena sebelumnya seperti kebun, baru kemudian kita sentuh satu persatu guru-guru produktif untuk dimagangkan minimal di PDSMA lah,” kata Fachruddin Yasin, kepada KabarNTB.
Menurutnya, pihak Sekolah sejauh ini telah menyampaikan keluhan kepada Pemerintah khususnya Dinas terkait, tapi program yang disampaikan tersebut mungkin belum dimasukkan dalam Dipa.
Menyinggung fasilitas seperti tempat praktek siswa, menurut Fachruddin, rasio 1 jurusan sudah memiliki 1 RPS (Ruang Praktek Siswa), akan tetapi kalau di SMK menurutnya, 1 kelas pararel misalnya jurusan Tekhnik Kendaraan Ringan ada 4 kelas pararel, maka minimal rasionya 1 banding 1, seperti pengadaan buku pegangan siswa harus 1 banding 1, begitu pula dengan RPS 1 banding 1 ruang rombongan belajar.
Mengenai semua guru produktif yang belum memiliki sertifikasi kompetensi, pihak SMK menurut Fachruddin akan berupaya mengandalkan alokasi BOS sebagian dan menyentuh Wali Murid sebagian.Namun demikian mulai 2 tahun terakhir menurutnya sudah ada yang magang di Trakindo untuk 3 orang guru.
SMK Negeri 1 Taliwang itu sendiri saat ini memiliki 6 jurusan yakni, Tekhnik Komputer Jaringan, Tekhnik Instalasi Tenaga Listrik, Tekhnik Wirausaha, Rekayasa Perangkat Lunak, Tekhnik Gambar Sipil dan Arsitektur, dan Tekhnik Kendaraan Ringan.
Sejauh ini siswa SMK Negeri 1 Taliwang menurut Fachruddin lagi, memang belum memiliki prestasi yang menonjol, dan baru memiliki prestasi dibidang ekstrakurikuler seperti Paskibraka.(K-1)
Komentar