Mengenal Lebih Dekat Petinggi PT. Amman Mineral Nusa Tenggara

KabarNTB, Sumbawa Barat – Pergantian operator tambang batu hijau dari PT. Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) ke PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (PT. AMNT), operasional  tambang batu hijau nampak belum berjalan normal.

Setidaknya beberapa hal menjadi masalah, diantaranya pembayaran (Invoice-red) perusahaan rekanan atau subkontraktor, yang selama ini menjadi mitra PT. NNT belum tuntas terbayar, dengan kata lain PT. AMNT menunggak pembayaran berbulan-bulan,kejadian ini nyaris pertama kali terjadi sejak keberadaan tambang batu hijau, akibatnya sejumlah pemilik perusahaan subkontraktor yang didominasi perusahaan local harus mengelus dada.

Sejumlah pengusaha local pun,  terpaksa turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa di depan pintu masuk tambang batu hijau, Benete Jum’at (6/1/17) lalu.Mereka menuding manajemen PT AMNT sangat tidak profesional, karena belum membayarkan kerjasama selama tiga bulanan terakhir. Idealnya menurut pengusaha local ini, yang merupakan mitra bisnis, masalah tersebut sudah harus dibicarakan dan tuntas dalam masa transisi dari PT NNT ke PT AMNT, sehingga tidak terkesan diabaikan dan menimbulkan masalah baru.

Gonjang ganjing ditengah masyarakat Sumbawa Barat pun terjadi, perubahan komposisi petinggi perusahaan baru ini,  ditenggarai menjadi salah satu penyebab masalah yang terjadi, konon petinggi  tersebut lebih selektif berkaitan dengan masalah keuangan, belum lagi mereka harus menyesuaikan dengan jabatan baru yang diembang di PT AMNT.

Sejumlah pihak pun menyebutkan, jika kehadiran Direktur yang ditempatkan di PT. AMNT ini dituding mengurangi peran strategis sejumlah petinggi PT.NNT yang selama ini memahami masalah terutama masalah social.

“ Hak pemilik saham menempatkan sejumlah posisi jabatan strategis di PT. AMNT, tapi jangan lupa jabatan dilevel tinggi yang sebelumnya dipegang oleh orang-orang local jangan sampai dilemahkan, mereka juga memiliki karier di tambang batu hijau, kalau posisi mereka lemah bisa memperburuk hubungan masyarakat dengan perusahaan yang sudah terjalin baik selama ini,intinya PT. AMNT harus lebih baik dari PT. NNT kedepan,”   ujar Hesyik Suandi dari Lensa Pulau Sumbawa.

Hesyik menegaskan, kejadian keterlambatan pembayaran terhadap Subkontraktor jangan sampai berimbas kepada masalah penyaluran dan penurunan jumlah CSR dan masalah ketenagakerjaan yang ada.

“ Dan lebih buruk lagi  jangan sampai terjadi pengurangan tenaga kerja, terutama tenaga kerja lokal” tandasnya.

Berikut mengenal petinggi PT. AMNT, dihimpun dari berbagai sumber :

unduhan-3Rahmat Makasau

Jabatan : Presiden Direktur

Rahmat Makasau memegang jabatan sebagai Presdir PT. AMNT setelah sebelumnya juga menjabat pada posisi yang sama di PT. NNT menggantikan posisi Martiono, Rahmat Makasau berkarier di PT. NNT pernah menjabat sebagai Senior Manager.

Agoes Projosasmito

Jabatan : Wakil Presiden Direktur

Agus Projosasmito, seorang bankir kawakan mantan Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas, Jakarta. Agus Projosasmito adalah pendiri dan CEO tambang batu bara PT Ithaca Resources dan Presiden Komisaris NC Securities.

Menurut Bloomberg (27/1), konsorsium yang dipimpin oleh Agus Projosasmito yang mencari pendanaan untuk akuisisi saham Newmont Mining Corp di PTNNT.  Konsorsium ini melibatkan keluarga Kiki Barki, yang memiliki tambang batubara PT Harum Energy, dan Arifin Panigoro, pendiri Medco Group.

Kelompok Projosasmito dalam mendanai pembelian ini dengan kombinasi ekuitas, hutang dan pembiayaan. Konsorsium ini membeli saham mayoritas di PTNNT pada pertengahan tahun 2016.

Medco Energi dan AP Investment bekerja sama sejak tahun lalu untuk melakukan transaksi ini, dan mendapat dukungan dari tiga bank BUMN. Dalam hal ini Agus Projosasmito memimpin AP Investment.

pictures-davidDavid Alexander Gibbs

Jabatan : Direktur

David Alexander Gibbs, merupakan warga kebangsaan Australia dan Inggris, memiliki spesifikasi sebagai Mine Planning Consultant, Pria kelahiran 19 Mei 1956 ini lulus pada tahun 1979 dengan gelar BSc Teknik Pertambangan dari Royal School of Mines, London.

Dia telah terlibat dalam industri pertambangan selama hampir 30 tahun dan memiliki track record yang terbukti dalam operasi penambangan terbuka dengan beberapa pengalaman bawah tanah. tanggung jawab langsung telah mencantumkan semua aspek perencanaan tambang jangka pendek dan jangka panjang dan rekayasa, pengawasan operasi tambang (pemilik dioperasikan dan kontraktor), pengeboran dan peledakan, penganggaran dan evaluasi proyek dan pengembangan.

Dalam beberapa tahun terakhir ia telah memegang beberapa posisi manajemen senior termasuk perencanaan strategis, manajemen perusahaan umum dan manajemen proyek. Pengalaman David juga mencakup beberapa tahun sebagai konsultan pertambangan senior dan melakukan studi kelayakan dan sejumlah proyek spesialis.

Dari tahun 2005 sampai 2007 ia berhasil pengembangan proyek besar di Indonesia, mengambil dari eksplorasi hingga kelayakan untuk memulai konstruksi. Pada tahun 2008 ia kembali ke konsultasi.

David pernah bekerja di Afrika Selatan, Namibia, Papua Nugini, Australia, Thailand dan Indonesia. Pengalaman utamanya meliputi emas, tembaga, uranium, berlian, batu bara (thermal dan coking), nikel dan mineral industry.

Dia telah bekerja di beberapa operasi tambang terbuka terbesar di dunia untuk CRA / Rio Tinto dan juga untuk North Ltd, Goldfields dan Bumi Resources. David adalah anggota dari Institut Pertambangan dan Australia (Mimm) dan Institut Pertambangan Australia (MAusIMM). Ia juga seorang Chartered Engineer (CE) dan Associate dari Royal School of Mines (ARSM).

naveenNaveen Chandralal

Jabatan : Direktur

Naveen Chandralal berasal dari India adalah seorang professional dibidangnya, pernah mengenyam pendidikan di Jadavpur University dan meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.), Geochemistry. Dalam kariernya Naveen pernah menjabat sebagai Chief Executive Officer, MEC Coal Pte Ltd.

aleAlexander Ramlie

Jabatan : Direktur

Alexander Ramlie adalah satu dari tiga Direktur di PT. AMNT saat ini, ia sebelumnya pernah memimpin sejumlah perusahaan tambang nasional dan memiliki jam terbang yang tinggi dalam dunia pertambangan.

Jabatan terakhir Alexander Ramlie tercatat sebagai Presdir PT. Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk dari tahun 2011 hingga 2015.Ia juga pernah menjadi Komisaris PT. Berau Coal Energy Tbk selama kurun waktu enam bulan dari Juni hingga Desember 2014.

Selain itu, sebelumnya Alexander Ramli juga pernah menjabat sebagai Direktur sejumlah perusahaan diantaranya, Bumi PLC (Juni 2012 – November 2014), Komisaris PT. Kaltim Prima Coal (2012 – 2013), Komisaris PT. Arutmin Indonesia (2012-2013) dan Managing Director Ancora Capital Management Pte Ltd.

Komentar