Ini Resep dari Srikandi DPRD Sumbawa Agar Kaum Perempuan Lebih Maju

KabarNTB, Sumbawa – Perjuangan dan dedikasi tinggi RA Kartini untuk menciptakan perempuan Indonesia sebagai perempuan yang cerdas, mesti menjadi motivasi bagi kaum perempuan dewasa ini untuk mampu mengambil bagian dalam mengisi pembangunan dan berbuat untuk kebaikan masyarakat.

“Perempuan harus bisa bangkit dan mensejajarkan diri dengan kaum laki-laki. Sekarang sudah banyak perempuan Indonesia yang menjadi top leader dan bergelut dengan profesi yang identik dengan kaum lelaki. Ini salah satu implementasi dari semangat perjuangan Kartini,” ujar Ida Rahayu SE, tokoh perempuan Kabupaten Sumbawa.

Ida Rahayu, saat ini menjadi satu-satunya perempuan di komposisi keanggotaan DPRD Sumbawa. Meski sendiri, Ida Rahayu tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia dengan kemampuan yang dimiliki, dipercaya menjabat sebagai Ketua Komisi V yang membidangi masalah pendidikan dan kesehatan. Selain itu ia juga dipercaya menjadi ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) oleh rekan-rekan sejawatnya.

Ida Rahayu, Anggota DPRD Sumbawa satu-satunya dari kalangan perempuan

Menurutnya, saat ini secara nasional perempuan sudah mendapatkan porsi yang sama didalam pemerintahan maupun jabatan professional lainnya. Ini terbukti sejumlah jabatan menteri dalam kabinet Presiden Jokowi diisi oleh beberapa orang perempuan.

“Kebijakan secara nasional ini, semestinya juga berlaku di daerah. Misalnya di Birokrasi daerah, banyak perempuan yang memiliki kemampuan dan integritas untuk dipercaya menjabat sebagai pimpinan di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), tetapi kesempatan itu belum diberikan. Pimpinan Daerah kedepan harus bisa memastikan quota 30 persen kaum perempuan di jabatan pimpinan bisa dipenuhi,” harapnya.

Pada posisi ini, kata Ida, perempuan jangan dilihat sebagai kaum yang lemah, karena tidak sedikit perempuan yang sudah dianggap orang yang kuat dan dapat mengemban tugas sebagaimana kaum laki-laki baik yang berkiprah di dunia pendidikan, dunia usaha, medis, birokrasi, maupun berbagai profesi lainnya.

Terkait peluang untuk terakomodir di parlemen, meski secara pribadi dirinya, sejak pemilu legislatif ditetapkan menggunakan azas proporsional terbuka, sudah dipercaya pemilih sebagai wakil rakyat, tetapi secara umum di Sumbawa pemilih perempuan khususnya, belum ‘percaya’ terhadap kemampuan calon perempuan. Akibatnya, quota 30 persen keterwakilan perempuan di legislatif sulit direalisasikan.

“Jadi kaum perempaun tidak akan besar ketika sesama kaum perempuan tidak saling mendukung,” katanya.

Keberhasilannya duduk di kursi legislatif bukan atas dasar ditunjuk atau berdasarkan SK melainkan pilihan. Sehingga Ia menghimbau kepada kaum perempuan Sumbawa untuk sama-sama berkompetisi.

“Perjuangan tidak boleh berhenti, tidak harus di legislatif masih banyak ruang yang belum terisi dan itu merupakan peluang bagi kaum perempuan untuk merebutnya,” kata Ida Rahayu memotivasi.

Yang penting diingat, tambahnya, keberhasilan seorang perempuan dalam membangun dirinya sangat bergantung pada kedisiplinan dan memanage waktu.

“Kita masih melihat banyak potret kelam perempuan di pelosok-pelosok desa, daerah terpencil bahkan perkotaan, kalau kita berhasil mengelola waktu, saya yakin perempuan mampu menunjukkan potensinya,” ujar Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.(Yus)

Komentar