KabarNTB, Sumbawa – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga ketua DPRD Sumbawa, L Budi Suryata menyatakan prihatin atas maraknya black campaign (kampanye hitam) khususnya di media sosial menjelang pemilihan gubernur – wakil gubernur (Pilgub) NTB yang akan dihelat 27 Juni 2018 mendatang.
“Black campaign adalah sikap kekanak-kanakan dan tidak mencerminkan kedewasaan, kecerdasan dalam berpolitik,” ujar Lalu Budi, kepada KabarNTB, Rabu 17 Januari 2018.
Ia berharap, agar Pilgub NTB akan datang tidak diciderai dengan hal-hal yang tidak baik, apalagi sampai memutus silaturahmi karena berbeda pilihan dan saling serang lewat isu-isu negatif yang bisa menimbulkan perpecahan.
Karena itu, katanya, penting agar pendewasaan dan kecerdasan dalam berpolitik khususnya pada pilgub NTB ini didengungkan oleh semua pihak, bukan hanya oleh pasangan calon dan elit parpol, tapi juga oleh simpatisan masing-masing.
“Saya lihat rakyat sudah dewasa dan mampu melihat mana politik yang bernuansa mengadu domba dan mana politik yang mencerdaskan rakyat. Jadi tidak perlu black campaign untuk menjatuhkan lawan. Lebih baik mengkampanyekan visi misi dan program calon masiimng-masing agar masyarakat paham,” urainya.
Terkait dengan fenomena dinasti politik yang berkembang selama ini, Budi menyebutkan, itu merupakan dinamika yang lumrah terjadi dalam demokrasi. Sebab, dalam membangun dinasti politikpun tidak lepas dari pilihan politik rakyat, sebagai penentu.
“Rakyat yang akan melihat, memilih dan menetukan dinasty politik mana yang baik untuk dipilih,” katanya.
Sementara itu terkait dukungan PDI-Perjuangan dalam Pilgub NTB mendatang, Lalu Budi menegaskan akan memberi dukungan penuh untuk pemenangan pasangan TGH Ahyar Abduh – Mori Hanafi (Paket AMAN).
Selain instruksi partai, pasangan tersebut, kata dia, memiliki track record yang bersih dan dinilai layak untuk memimpin NTB kedepan.
Figur Ahyar – Mori, dinilainya mewakili pemerintahan yang bersih. Dimana Ahyar sebagai birokrat yang sudah malang melintang dua periode menjabat wakil walikota, dua periode menjabat sebagai walikota, tidak ada cacat cela, tidak ada indikasi hal yang menyimpang.
Demikian pula Mori Hanafi yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTB.
“Mereka memiliki kapasitas, kapabelitas dan integritas dalam memimpin, Dan itu sudah teruji. Yang tidak kalah penting, Ahyar – Mori bisa mewakili seluruh etnis dan mampu menawarkan pembaruan untuk NTB kedepan,” ucapnya.(JK)
Komentar