Bertarung di Pemilihan Ketum PB KOHATI, Eks Ketum HMI KSB Usung Visi Perempuan Tangguh

KabarNTB, Jakarta – Calon Ketua Umum PB KOHATI Himpunan Mahasiswa Islam Mutya Gustina mengatakan Perempuan harus cerdas dalam berfikir dan bertindak di segala aspek kehidupan. Karena Perempuan tidak hanya dikatakan sebagai insan yang lemah tapi harus kuat dalam menghadapi tantangan Global masa kini.

“Peran perempuan sangat penting dalam membangun peradaban yang baik sehingga tidak terbangun stigma bahwa perempuan itu lemah,” ungkapnya Kepada Wartawan media ini.

Untuk menguatkan Peran Perempuan tersebut dirinya bertekad untuk maju menjadi salah satu kandidat Calon Ketum Kohati PB HMI pada Kongres HMI Ke XXX dan Musyawarah Nasional KOHATI (Korps HMI-wati) yang akan digelar di Kota Ambon, pada 14 Februari 2018. KOHATI sebagai wadah Perempuan HMI dalam berkarya maka tentu memiliki tanggung jawab besar bukan saja kepada Perempuan yang ada tergabung dalam HMI_Wati akan tetapi juga menjadi tantangan untuk Perempuan Indonesia pada umumnya.

“Kohati sebagai wadah yang khusus bicara soal Perempuan baik itu di Organisasi HMI maupun pada Perempuan Indonesia pada umumnya maka diperlukan penguatan Sumber Daya Manusia yang mumpuni dalam membangun karakter perempuan yang berfikir cerdas dan tentu harus memiliki kematangan emosional yang tangguh dalam membangun bangsa ini, karena itu peran perempuan sangat penting,” ucapnya.

Mutya Gustina, aktifis yang bergelut di dunia keperempuanan dan pendidikan memiliki tekad yang kuat untuk memajukan perempuan – perempuan HMI-Wati maupun perempuan indonesia pada umumnya.

“Konsep dan gagasan dalam membangun Kohati ini sudah siap untuk di implementasikan ketika saya terpilih menjadi ketum KOhati nantinya,” kata dia.

Mantan Ketua Umum HMI Cabang Sumbawa Barat Periode 2013-2014 ini menekankan pentingnya integrasi antara pendidikan akademis serta perkaderan, dalam hal ini latihan-latihan kader, dalam proses perjuangan Kohati.

“Kohati ini organisasi besar dengan kader yang berlatar belakang akademik beragam Ini peluang yang harus dimaksimalkan” Ujar Mutya.

Dengan memaksimalkan potensi ini, lanjut Mutya, Kohati PB HMI dapat berperan aktif dalam membangun dan mengembangkan skill dan keterampilan perempuan. Bukan hanya perempuan di lingkungan HMI, tuturnya, melainkan juga perempuan Indonesia pada umumnya.

“Saya menginginkan gerakan Kohati yang sudah dibangun sejak awal, ditopang dengan nilai-nilai akademis yang ilmiah. Eksistensi Kohati akan kuat sekali dalam membangun peradaban bangsa ini ” ujarnya.

Tidak hanya itu, Mutya juga menyoroti tantangan mahasiswa dan perempuan sampai 2030.

“Globalisasi, Pembangunan Berkelanjutan dan Bonus Demografi menjadi tantangan mahasiswa khususnya, dan perempuan Indonesia umumnya. Kader HMIwati, dan KOHATI secara kelembagaan perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan tersebut,” paparnya.

Secara umum, Mutya menyebut bahwa hal itu dilakukan sebagai langkah untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) perempuan yang siap menghadapi kemajuan dan tantangan zaman kedepan.

“Kita harus terus mempelajari dan membenahi diri, agar kita perempuan tidak lagi di pandang sebelah mata akan tetapi kita memiliki kemampuan yang mumpuni dalam membangun bangsa ini,” kata Mutia.

Mutya Gustina adalah salah satu kandidat yang diperhitungkan dalam kontestasi bergengsi tersebut. Peremupan yang lahir di Tarusa, pada 31 Agustus 1988 yang juga merupakan salah satu kandidat yang berasal dari NTB, saat ini tercatat sebagai Mahasiswa Pasca Sarjana di Universitas Negeri Jakarta.

Ketika ditanya soal soal strategi dan perkiraan suara, Mutya menyebut bahwa ia dan Tim berusaha fokus di gagasan dan ide-ide. Namun menurutnya, ia juga tidak akan menyerah secara hitung-hitungan suara.

“Yang jelas saya sudah siap dan tentu kita sudah siap baik dari sisi strategi suara maupun dari sisi ide dan gagasan besar dalam membangun Kohati ke depan,” pungkas Mutia.(Ndi)

Komentar