Dampak Sosial Ekonomi BIL Dikaji Lewat Sarasehan

KabarNTB, Mataram – Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. H. Rosyadi Sayuti, M.Sc., Ph.D membuka secara langsung Sarasehan Pengaruh Ekonomi, Sosial, Budaya dengan kehadiran Lombok Internasional Airport, di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Senin 26 Februari 2018.

Kegitan sarasehan yang menghadirkan para akademisi dari berbagai Universitas di NTB, tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan para budayawan tersebut, bertujuan untuk menggali sejauh mana dampak sosial dan budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat setelah beroperasinya BIL secara resmi pada penerbangan perdana tanggal 1 Oktober 2011 yang lalu.

Mengawali sambutannya, Sekda NTB menceritakan bagaimana dinamika dari proses pembangunan Lombok Internasional Airport hingga bisa beroperasi sampai saat ini.

“Saya rasakan betul bagaimana sulitnya untuk meyakinkan orang hanya untuk menjadi penumpang dalam pendaratan perdana di Lombok Internasional Airport ini,” ungkapnya.

Menurutnya saat ini telah banyak perubahan yang dirasakan oleh pemerintah provinsi NTB dengan keberadaan BIL, antara lain peningkatan frekuensi penerbangan yang hampir dua kali lipat dari biasanya. Karena itu, dengan semakin tingginya arus kedatangan ke NTB dari berbagai penjuru dunia, maka tentu ada dampak terhadap perubahan kondisi ekonomi, sosial dan budaya yang ada di NTB.

“Perubahan kondisi sosial dan budaya itulah yang ingin kita ketahui dari para Akademisi, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan para Budayawan kita yang konsen dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dengan kehadiran Lombok Internasional Airport ini,” ujar Sekda.

Dihadapan para peserta, Rosiady memberikan informasi bahwa pada tahun 2018 ini, Lombok Internasional Airport (LIA) akan melakukan perluasan area dengan penambahan dua buah terminal lagi. Ia juga berharap dengan penambahan terminal ini jumlah pesawat yang terbang setiap jamnya dapat bertambah banyak, dan akan disusul dengan perpanjangan Run Way Bandara, sehingga nantinya akan dapat didarati oleh pesawat berbadan besar.

Ia juga berharap dalam kegiatan sarasehan tersebut agar dapat dilakukan diskusi terkait dengan pemberian nama Bandara yang saat ini bernama Lombok Internasional Airport.

“Pemberian nama bandara yang ada saat ini bukan bersifat final, untuk itu kiranya bisa dilakukan diskusi untuk mempergunakan nama tokoh-tokoh yang ada di NTB atau pahlawan nasional kita,” harapnya.

Sementara itu, di tempat yang sama Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Lalu Bayu Windya mengatakan, sebelum dilakukan pembangunan Bandara telah dilakukan studi dampak sosial dan budaya disamping studi Amdal. Ia menjelaskan bahwa sarasehan yang dilakukan saat ini adalah untuk meninjau kembali apakah prediksi-prediksi terkait dampak sosial dan budaya itu benar-benar terjadi di tengah-tengah masyarakat.

“Dengan adanya bandara ini, maka kita telah membuka pintu selebar-lebarnya bagi dunia luar untuk memasuki rumah kita ( Provinsi NTB). Pasti ada dampak selain dari kemudahan yang kita rasakan dalam hal bertransportasi, itulah yang ingin kita ketahui,” pungkasnya.(By)

Komentar