Tak Mau Jadi Penonton, Demokrat Bersiap Mainkan Peran di Pilbup Lobar

KabarNTB, Lombok Barat – Nampaknya Partai Demokrat tidak mau hanya sekedar menjadi penonton di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lombok Barat. Setelah gagal memajukan kadernya yakni TGH Hasanai Djuaini sebagaio kontestan Pilkada Lobar, partai berlambang mercy itu kini sedang bersiap menentukan arah dukungan.

“Memang tak bisa mengusung, tapi kami akan menjadi pendukung,” kata Ketua Demokrat NTB TGH Mahally Fikri.

Ditegaskannya bahwa arah partai sudah ditentukan. Namun perihal siapa yang akan didukung, Mahally masih mengunci rapat informasi tersebut.

“Nanti setelah pengambilan nomor urut calon, baru kami putuskan,” ucapnya.

Kini tiga bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Lobar telah terdaftar di KPU. Mereka adalah paket Fauzan-Atun, Farin-Muammar, dan Izzul-Khudari. Melihat pola kecenderungan, Demokrat sejatinya memiliki hambatan terhadap ketiganya.

Sebut saja paket Fauzan-Atun, H Fauzan Khalid adalah kendala utama. Dalam Pilbup lima tahun silam, Demokrat memang menjadi pengusung Fauzan yang digandeng H Zainy Arony.

Namun namanya tak lagi dianggap pas, karena sejak berkuasa seolah melupakan jasa Demokrat. Sempat mendaftar agar bisa diusung kembali beberapa waktu lalu, Fauzan kembali membuat Demokrat gigit jari. Ia justru tak hadir saat penyampaian visi dan misi dilaksanakan kala itu.

“Apa yang pernah dilakukannya tentu menjadi catatan,” kata M Nashib Ikroman, Ketua Bapilu Demokrat NTB waktu itu.

Jika nanti paket ini yang diusung, artinya Demokrat seolah menjilat ludah sendiri.

“Bisa saja, tak ada kawan atau lawan yang abadi,” tegas Mahally terkait kemungkinan tersebut.

Sementara paket Izzul-Khudari adalah paket yang sejatinya menggagalkan majunya Hasanain. PKB sebagai partai penentu pada akhirnya lebih memilih paket Izzul-Khudari ketimbang Hasanain yang rencananya menggandeng H Sulhan Muchlis.

Sehingga ada hambatan perasaan yang tentunya belum reda. Apalagi, PKB sempat dianggap memainkan politik yang tak lurus cenderung kotor oleh Demokrat.

“Kami sayangkan cara yang dilakukan,” kata Ikroman sesaat setelah kegagalan Hasanain-Sulhan.

Beda lagi dengan Farin-Muammar. Keduanya adalah paket yang dimajukan koalisi tiga partai, Gerindra, Hanura, dan PKPI. Secara bersamaan, tiga partai itu mengusung paket Ahyar-Mori untuk pilgub NTB. Padahal Demokrat mengusung Zul-Rohmi untuk Pilgub NTB.

“Jelas kami pilih yang bisa menguatkan Zul-Rohmi di Lobar,” tegas Mahally.

Namun sesuai ungkapannya tak ada yang tak mungkin. Bisa saja Demokrat melabrak hambatan yang ada dan akhirnya benar-benar memilih salah satu paket yang tersaji.

“Kami akan putuskan saat pengambilan nomor urut,” ulang Mahally Fikri.(By)

Komentar