KabarNTB, Sumbawa Barat – Masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) nampaknya harus mulai meningkatkan kewaspadaan, karena dalam dua minggu terakhir telah terjadi 6 (enam) kali kebakaran di wilayah berbeda di kabupaten paling barat Pulau Sumbawa itu.
Peristiwa kebakaran paling baru, terjadi pada Rabu dini hari tadi, 28 Maret 2018 di Dusun Sedong Bawah Desa Kelanir, Kecamatan Seteluk.
Kades Kelanir, Jupriadi Harsyah, mengatakan satu unit rumah semi permanen milik Cempaka (60) ludes dilalap si jago merah ketika warga tengah terlelap tidur sekitar pukul 03.00 wita.
Peristiwa itu berlangsung tiba-tiba dan baru diketahui warga ketika rumah yang dihuni dua kepala keluarga (KK) itu sudah sepenuhnya dilingkupi api. Yang menyedihkan rumah tersebut baru sehari selesai direnovasi oleh pemiliknya dan dihuni oleh 5 orang, Cempaka bersama anak dan menantu serta cucunya.
“Pada saat kejadian, di rumah itu hanya ada Cempaka bersama cucunya yang berusia sekitar 5 tahun. Kebakaran baru diketahui ketika cucunya terbangun. Jadi sumber api yang menjadi penyebab kebakaran juga tidak diketahui,” jelas Kades Jupriadi.
Warga tidak bisa berbuat banyak untuk memadamkan karena api dengan cepat merembet ke seluruh bagian rumah yang berdinding triplek. Untungnya rumah tersebut terletak agak berjauhan dengan rumah yang lain sehingga kebakaran tidak meluas.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi Cempaka harus rela kehilangan seluruh harta bendanya karena tidak ada satupun yang berhasil diselamatkan.
“Pagi tadi saya sudah ke Dinas Sosial melaporkan kejadian tersebut. Sementara korban tinggal dirumah keluarganya,” imbuh kades.
Kebakaran itu merupakan kebakaran kedua yang terjadi di Desa Kelanir. Menurut Kades Jupriadi, selang seminggu sebelumnya (pada pertenganlhan bulan maret ini) satu unit rumah milik Nasaruddin (50) di Dusun Rigalu RT 8 juga ludes dilalap api. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.00 wita.
“Juga tidak ada korban jiwa, tetapi rumah panggung tersebut habis dilalap api,” imbuhnya.
Pada hari yang sama, hanya berselang beberapa jam, kejadian kebakaran juga terjadi di Desa Tua Nanga Kecamatan Poto Tano. Satu rumah pangggung di desa pesisir itu ludes dilalap api sekitar pukul 17.00 wita.
Sementara pada hari Kamis siang 22 Maret 2018 pekan kemarin, satu rumah milik warga di Desa Labuhan Lalar, Kecamatan Taliwang, terbakar sekitar pukul 13.00 wita. Untung masyarakat setempat sigap dan pemadam kebakaran Pemda KSB segera tiba di lokasi, sehingga api bisa dipadamkan sebelum membakar seluruh rumah.
Berselang dua hari kemudian, tepatnya pada Sabtu 24 Maret 2018, TPQ Al Islam Dusun Ponjok, Desa Sapugara Bree yang terbakar. Meski tidak sampai habis dilalap api, namun peristiwa itu mengakibatkan terganggunya proses belajar puluhan santri TPQ yang dikelola oleh Rohmi Hidayati itu.
Keesokan harinya, pada Ahad 25 Maret 2018, satu unit rumah pangung milik Salbiyah warga Dusun Brang Bulu Desa Seloto menjadi korban. Rumah itu habis tersisa rangkanya saja setelah terbakar sekitar pukul 12.30 Wita.
Api yang dengan cepat membesar karena angin yang cukup kencang juga membakar sebagian atap dan dinding rumah milik Asmaun yang berdiri berdampingan. Warga dengan peralatan terbatas dan mobil pemadam kebakaran yang datang sekitar 45 menit kemudian, hanya mampu melokalisir agar api tidak merembet ke rumah lainnya di pemukiman padat penduduk itu. Tidak ada barang berharga yang bisa diselamatkan dari rumah tersebut.
Memang tidak ada korban jiwa dalam enam kali peristiwa kebakaran itu. Namun kerugian yang dialami masyarakat yang menjadi korban mencapai ratusan juta rupiah. Tercatat sebanyak 3 unit rumah ludes terbakar dan 4 unit rumah lainnya rusak parah. Itu belum termasuk harta benda milik para korban yang tidak berhasil diselamatkan.(EZ)
Komentar