KabarNTB, Mataram – Bukan hanya tim passngan calon nomor urut nomor urut 3, Zul-Rohmi yang mengklaim diri menang dalam Pilgub NTB 27 Juni. Tim sukses Pasangan calon nomor urut 1, Suhaili – Amin juga mengaku menjadi pemenang.
Pasangan Dr Zulkieflimansyah dan Dr Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) diusung oleh partai Demokrat dan PKS NTB.
“Quick count LSI (Lembaga Survei Indonesia, red), Zul-Rohmi menang,” ujar Ketua DPD Demokrat NTB, TGH Mahalli Fikri saat menggelar jumpa pers didampingi Ketua DPW PKS NTB, H Abdul Hadi dan seluruh petinggi kedua partai, Rabu malam 27 Juni 2018.
Diakui Mahalli, hasil quick count bukanlah hasil resmi. Penyelenggara Pilkada tidak bisa menjadikan hasil quick count untuk ditetapkan sebagai pemenang.
“Tapi bisa kita jadikan info awal dan menjadi kabar gembira, bahwa hasil ikhtiar selama ini berbuah manis,” ucapnya.
Terkait hasil quick count yang dimaksud, TGH Mahalli tidak menjabarkan presentase kemenangan. Mengingat, LSI sendiri lebih memilih tidak mempublish hasil quick count dimaksud dan meninggalkan jumpa pers yang diselenggarakannya.
Hasil quick count LSI menjadi kontroversi. Data yang ditampilkan oleh Tempo dan Antara secara online, memiliki perbedaan signifikan. Padahal data telah masuk 100 persen.
Berdasarkan quick count LSI versi antaranews.com, Zul-Rohmi meraih suara 29,36 perden. Sedangkan saingannya Suhaili-Amin meraih 29,29 persen. Perbedaannya sangat tipis, padahal sumber datanya sama yaitu LSI. Selanjutnya paslon Ahyar Mori meraih 24,59 persen dan Ali Sakti 16,77 persen.
Sementara versi Tempo, Zul-Rohmi diunggulkan 30,68 persen. Jauh meninggalkan Suhaili-Amin yang hanya meraih 26,73 persen. Kemudian Paslon Ahyar-Mori meraih 25,51 persen dan Ali-Sakti 17,08 persen.
Ditegaskan Mahalli, pada intinya hasil quick count memenangkan Zul-Rohmi. Fakta tersebut, diperkuat lagi dengan data real count pihaknya.
“Di tangan kami juga sudah kami pegang salinan C1 KWK. Hasil rekap kami, Zul-Rohmi menang,” katanya.
Ia mengatakan, data C1 KWK telah dipegang 100 persen. Paslon Zul-Rohmi meraih suara hampir 32 persen. Namun, TGH Mahalli tidak membeberkan data lengkap hasil real count, seperti perolehan Paslon lainnya.
Untuk menjaga kemenangan tersebut, lanjutnya, seluruh kader partai dan kader organisasi Nahdlatul Wathan (NW) diinstruksikan untuk menjaga surat suara.
“Jangan sampai dimainkan oleh tuselak-tuselak (hantu, red) politik. Kader harus siaga, terutama di Lombok Tengah,” ujar Mahalli.
PD NW dan Demokrat Lombok Tengah, secara khusus diinstruksikan untuk menjaga dan mengawal kemenangan. Semua harus siaga dan waspada.
“Terutama PD NW Lombok Tengah, jaga kemenangan,” ucap politisi yang juga Ketua PW NW NTB ini.
Ketua DPW PKS NTB, H Abdul Hadi menambahkan, kemenangan Paslon Zul-Rohmi sudah nampak. Semua data C1 KWK telah dipegang, sehingga akan sulit untuk dimainkan.
“Sudah tradisi kami amankan C1. Jadi kalau angka kemenangan diotak-atik, akan ketahuan,” terangnya.
Di tempat yang sama, Suryadi Jaya Purnama (SJP) selaku Ketua Pemenangan Pilkada DPP PKS menegaskan, kemenangan Zul-Rohmi sudah tidak bisa diotak-atik.
“Jika siang tadi kemenangan itu berdasarkan quick count, malam ini kemenangan Zul-Rohmi berdasarkan real count,” ujarnya.
SJP memberikan warning kepada semua pihak untuk tidak coba-coba melakukan kecurangan.
“Jangan coba-coba lakukan kecurangan, karena bukti C1 sudah kami pegang,” tandasnya.
Terpisah, Tim Ahyar-Mori tidak mengakui kemenangan Zul-Romi versi quick count. Sekretaris tim pemenangan Ahyar-Mori, Ali Alkhairi menyatakan hasil quick count tersebut tidak bisa di jadikan landasan hasil pilgub NTB. Apalagi berdasarkan hasil data pihaknya, tim Ahyar-Mori unggul dibandingkan Paslon lain.
Oleh karena itu, pihaknya akan menunggu hasil real count dari KPU NTB.
“Jika hasil quick count tidak jauh berbeda dengan real count KPU, kami akan mengambil langkah hukum ke Mahkamah Konstitusi. Karena data kami, Ahyar-Mori menang meski beda tipis dengan Paslon lain,” ungkapnya.
Berbeda halnya dengan tim Ali-Sakti dalam menyikapi hasil quick count. Tim pemenangam Ali-Sakti lebih memilih untuk bungkam. Ketika dihubungi wartawan, tidak memberikan penjelasan apapun.(VR)
Komentar