Kondisi PPLP NTB Tempat Pemuda Tercepat di Dunia Ditempa, Memprihatinkan

KabarNTB, Mataram – Nama Lalu Muhammad Zohri menjulang tinggi usai menjuarai Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia, untuk nomor 100 meter putra. Ratusan orang mendatangi rumahnya di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Usai menyelesaikan pendidikannya di SMP 1 Pemenang, Zohri lulus tes seleksi menjadi anggota Pusat Pendidikan Latihan dan Pelajar (PPLP) NTB pada 2016. Sejak itu, Zohri tinggal di asrama PPLP NTB di Jalan Prasarana Mataram, NTB.

PPLP merupakan tempat berkumpulnya para atlet pelajar terpilih dari berbagai wilayah di NTB.

LM Zohri melakukan selebrasi usai menjadi yang tercepat di nomor 100 meter kejuaraan dunia atletik U20 di Finlandia

Di asrama ini, para atlet tinggal jauh dari keluarga demi menggapai sebuah cita – cita dan prestasi lebih cerah di masa depan. Namun kondisi asrama PPLP NTB tempat Sang Bintang Zohri alias Badok ditempa sungguh memprihatinkan.

Lokasi asrama sangat mudah ditemui lantaran letaknya yang berada cukup strategis di Kota Mataram. Dari Kompleks Islamic Center NTB yang menjadi bangunan ikonik NTB, jarak menuju asrama PPLP NTB sekira 1,5 km menuju Jalan Pemuda hingga akhirnya bertemu lapangan Lawata. Lokasi asrama PPLP NTB tepat berada di belakang lapangan Lawata.

Sekilas kondisi fisik bangunan yang didominasi warna biru tampak cukup baik saat dilihat dari kejauhan. Begitu kaki melangkah masuk kedalam asrama, kondisi cat yang terkelupas hingga retaknya (nyaris roboh) beberapa sisi dinding menjadi pemandangan yang tak terelakkan.

Terdapat 14 kamar di asrama PPLP NTB, dengan pembagian satu kamar untuk tiga orang. Cukup wajar jika melihat kondisi kamar yang cukup luas. Asrama ini menampung lebih banyak atlet perempuan. Untuk asrama atlet laki-laki berada di sebelah barat dari Asrama PPLP NTB yang di Jalan Prasarana ini. Asrama laki-laki hanya memiliki tujuh kamar, masing-masing kamar untuk dua orang.

Sementara itu, Hj. Husnanidyati Nurdin selaku pengelola PPLP NTB sendiri tak menampik realita kondisi sebenarnya tempat penampungan para atlet ditempa. Untuk itu, ia berharap dan meminta kepada pemerintah agar dapat meningkatkan porsi anggaran khusus dapat memperbaiki kondisi bangunan asrama.

Selain itu, ia juga berharap kepada seluruh masyarakat NTB khususnya para donatur dapat memberikan bantuan perbaikan gedung asrama sebagai bentuk mendukung sekaligus kepedulian terhadap para atlet dunia olahraga bumi NTB.

“Ya, seperti itulah keadaannya (Sikon Asrama). Jangankan untuk memaksimalkan para atlet (pembinaan, red) dengan anggaran yang ada saja masih sangat kurang. Apalagi dapat melakukan perbaikan gedung,” ujarnya, Senin 16 Juli 2018 di Mataram.

Kendati demikian, meski ditengah keterbatasan, ia menyatakan bukanlah penghalang untuk tidak berbuat dengan tetap komit menempa para atlet yang ada di PPLP NTB. Justru dengan keterbatasan ini kata perempuan yang akrab disapa Eny ini, akan menjadi motivasi untuk terus berjuang menciptakan atlet mumpuni yang mampu memberikan kontribusi besar tak hanya bagi oara atlet sendiri namun juga bagi daerah dan negara.

“Walaupun masih jauh sangat kurang dan ditengah keterbatasan, kami akan terus berbuat. Apalagi jika kami dapat disupport lebih, maka Insya Allah kami yakin kami akan lebih baik dan lebih mantap lagi,” pungkasnya.(VR)

Komentar