KabarNTB, Sumbawa — Kejuaraan Inkai Tradisional memperebutkan piala Ketua DPRD Sumbawa yang berlangsung di Gor Mampis Rungan Sumbawa pada Sabtu 4 agustus 2018 di ikuti oleh 62 atlet yang mewakili 6 club yang tersebar di kabupaten Sumbawa.
Ketua Majelis Sabuk Hitam Inkai FKTI Mustakim HD, mengatakan, kejuaran itu dilaksanakan dalam rangka menjaring atlet-atlet berbakat yang nantinya akan di seleksi untuk mewakili Sumbawa dan NTB pada Kejurnas yang akan berlangsung di Palu.
”Nanti yang keluar sebagai juara langsung dilakukan TC,” Ungkap Mustakim.
Dijelaskannya, 6 club yang mengikuti kejuaraan sehari tersebut diantaranya, Club Sabalong, Sernu, Kebayan, Plampang, Teluk Santong yang terbagi pada usia 7-8 tahun, 9-10 tahun, 11-12 tahun, 13-14 dan 16-17 tahun.
Atlet yang nantinya keluar sebagai juara dan runner up dimasing-masing kelas masuk TC sebagai persiapan kejurnas di Palu pada Oktober mendatang.
Lebih jauh dijelaskan Mustakim, atlet Inkai Tradisional seringkali mengikuti berbagai event baik di tingkat lokal bahkan tingkat nasional dengan hasil sangat membanggakan. Bahkan selalu membawa pulang medali Emas. contohnyan pada pada kejurnas tahun 2010 di surabaya tingkat SD, dimana atlet bimbingannya berhasil membawa pulang tiga emas, 2 Perak 2, dan 6 perunggu. Demikian juga di Kalsel tahun 2016, atletnya berhasil membawa pulang emas 2, perak 1, Perunggu 1. Sedangkan Tahun 2017 lalu pihaknya berhasil memboyong 2 Emas, 6 perak dan 1 perunggu di Kejurnas Kaltim.
Untuk kejurnas tahun 2018 ini FKTI tidak memasang target muluk-muluk.
”Yang jelas target emas, perak dan perunggu itu ada, dan peluang emas itu kami targetkan di kelas usia 16-17 dan 14-15,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, kedepan apa yang menjadi keinginan bersama dalam menunjang prestasi putra-putri daerah dalam bidang olahraga beladiri, agar pemerintah bisa memberikan suppot atau dana bagi keberlangsungan prestasi atlet. Termasuk juga fasilitas pendukung seperti matras dan yang lainnya, menginggat pada kejuaraan kali ini pihak FKTI hanya beralaskan lantai yang kurang safety.
“Kita sudah berupaya semaksimal mungkin untuk meminjam matras ke pihak KONI, namun pihak Koni mengatakan matras tersebut di gunakan untuk kegiatan pada hari yang sama namun setelah dilakukan pengecekan dilokasi yang dimaksud, ternyata tidak ada kegiatan sama sekali. Kami prihatin atas sikap Koni dan pemerintah, dimana keinginan kita untuk mencetak atlet-atlet berprestasi, namun disisi lain kami tidak di dukung,” sesalnya.(JK)
Komentar