Jika berkunjung ke Desa Dasan Anyar, Kecamatan Jereweh atau sekedar lewat di malam hari. Sempatkan menengok ke arah barat jalan. Di sana akan terlihat ramai cahaya lampu bak suasana perkotaan. Warga setempat menyebutnya ‘Serambi Jakarta’. Tapi bukan. Cahaya tersebut adalah lampu penerang tambak udang vaname yang dikelola Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tambak Baru Pasingga.
***
Tambak udang vaname yang dikelola kelompok warga desa Dasan Anyar ini memang masih seumur jagung. Dirintis sejak tahu 2017 lalu, hingga kini setidaknya tambak yang dikelola KUB Tambak Baru Pasingga itu telah dua kali melaksanakan panen udang vaname secara intensif. Sisanya dengan sistem terintegrasi, warga pengelola juga telah beberapa kali panen ikan bandeng dan ikan nila salin sebagai ‘produk sela’ tambak seluas 1,18 hektar are itu.
Ketua KUB Tambak Baru Pasingga, Darmasyah bercerita, awal mula keberadaan tambak udang vaname yang dikelola bersama 13 warga lainnya itu tercetus pada pertengahan tahun 2017 lalu. Melihat puluhan hektar lahan tambak garam yang tak dikelola di desanya, ia dan sejumlah rekannya berinisiatif memanfaatkannya untuk budidaya perikanan darat. “Saat itu hanya punya keinginan mengelola untuk tambak saja. Belum tahu mau memelihara apa,” kenangnya.
Inisiatif Darmansyah dan rekan-rekannya akhirnya bersambut. PT Amman Mineral Nusa Tenggara melalui Community Development (Comdev) mengakomodir ide tersebut. Maka pertengahan tahun 2017 dimulailah proyek bantuan dan pendampingan kepada KUB Tambak Baru Pasingga. Darmansyah menyebutkan, proyek bantuan PT Amman Mineral kepada pihaknya sangat lengkap. Selain pencetakan petak tambak, bantuan fasilitas berupa perlatan budidaya dan jaringan listrik serta bimbingan teknis budidaya juga diberikan.
“Saat itu juga kami kita tetapkan komoditas yang akan kita budidaya. Jatuhnya kepada udang vaname karena dianggap paling cocok di lahan kami ini. Selain itu juga ada bandeng dan nila salin sebagai produk selanya,” papar Dores sapaan akrab Darmansyah.
Pada awal budidaya, setelah seluruh petak tambak selesai di buat termasuk fasilitas pendukungnya ditempatkan. KUB Tambak Baru Pasingga merilis sebanyak 320.000 bibit udang vaname masih dari bantuan PT Amman Mineral. Dores mengaku, modal memelihara ribuan udang bernama latin Litopenaeus Vannamei ini mencapai Rp 45 juta. Modal itu sudah termasuk biaya pakan dan obat-obatannya. Dan dengan biaya sebesar itu, saat panen dengan rentang waktu antara 2,5 bulan hingga 3 bulan mereka berhasil meraih pendapatan kotor hingga Rp 115 juta. “Kami kaget untungnya sampai surplus 40 persen dari modal. Makanya sejak saat itu kami serius mengelolanya sampai sekarang,” timpalnya.
Dores menjelaskan, pemasukan yang diperolehnya dari budidaya udang vaname tidak saja di masa panen. Ada juga pendapatan harian dari menjual udang kepada para pemancing untuk dijadikan umpan. Pendapatan harian ini sangat menggiurkan. Rata-rata mencapai Rp 350 ribu per hari. “Untuk melayani pembelian umpan para pemancing ini kami sortir udang yang zise (ukuran) kecil. Dan ini sangat menguntungkan,” sebutnya.
Mendapat keuntungan berlipat dari budidaya udang vaname, tak lantas membuat KUB Tambak Baru Pasingga serampangan mengelola usahanya. Kelompok ini tetap memperhatikan lingkungannya. Dores menyadari, aktivitas tambaknya memiliki dampak pencemaran lingkungan. Karena itu sejak awal, telah memikirkan bagaimana kegiatannya tersebut tidak merusak lingkungan. “Kami di sini pakai pakan dan obat-obatan organik. Sebelum melepas air kami juga melakukan treatmen sedemikan rupa sehingga air buangan kami benar-benar aman sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar,” klaimnya.
Saat ini, masih tetap di bawah pendampingan Comdev PT Amman Mineral, kegiatan KUB Tambak Baru Pasingga terus berkembang pesat dan menunjukkan kemandirian. Diungkapkan Dores, dari pendampingan Comdev PT Amman Mineral banyak ide baru yang kemudian muncul dibenak kelompok. Mulai dari keinginan memperluas tambak hingga ide memproduksi sendiri bahan pakan untuk menekan biaya budidaya. “Untuk produksi pakan sendiri sedang kami rintis. Insyaallah dalam waktu dekat kita bisa mulai karena bahan bakunya banyak tersedia di sekitar kami,” tukasnya.
Darmasyah dan para anggota Kelompok yang dipimpinnya, bermimpi kedepan Desa Dasan Anyar akan menjadi sentra budidaya udang vaname yang tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal dan dalam negeri, tetapi juga pasar ekspor.
Syarafuddin Jarot, Senior Manager Social Responsibility Amman Mineral menjelaskan, perusahaan terus berkontribusi memberikan manfaat melalui penciptaan ekonomi yang berkelanjutan bagi NTB dan Negara Republik Indonesia. Amman Mineral selama ini telah berkomitmen menjalankan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) bersama dengan masyarakat dan pemerintah untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.
Dan selama 3 tahun keberadaan Amman Mineral, perusahaan telah menjalankan beberapa PPM sambil terus melakukan kajian terhadap efektifitas dan kesinambungan program guna memastikan setiap program dapat memberikan manfaat dan menjadi katalisator ekonomi lokal.(*)
Komentar