Spektakuler! Pesona Lumpur Taliwang Hipnotis Ribuan Penonton

KabarNTB, Sumbawa Barat – Spektakuler, itu kata yang pantas untuk menggambarkan kemeriahan acara puncak perayaan Hari Lahir (Harlah) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ke-16 yang dirangkaikan dengan Festival Taliwang 2019 di panggung lumpur Bentiu, Kelurahan Dalam, Taliwang, Rabu 20 Nopember 2019.

Ribuan penonton dari seluruh KSB, bahkan dari mancanegara, hadir menyaksikan tarian kolosal Pesona Lumpur Taliwang yang menjadi sajian utama dalam acara tersebut. Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Rektor Institute Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Gubernur NTB, sejumlah investor dari Korea Selatan dan tamu undangan lainnya hadir dalam acara yang berlangsung sangat meriah itu.

Para penonton dibuat kagum dengan penampilan 500 orang pemain musik dan penari lokal KSB yang memainkan empat tarian garapan Sutradara Eko Pece dari ISI Surakarta diiringi konser musik etnik yang dikemas sangat memukau.

Tari Kebo

Tari kolosal Pesona Lumpur Taliwang diawali konser musik Ontar Telu yang dimainkan oleh 60 orang siswa siswi smp dan sma bersama seorang maestro. Komposer internasional, Gondrong Gunarto dan Misbachuddin dari ISI Surakarta, secara khusus menggarap konser yang murni hanya menggunakan alat musik tradisional KSB seperti, genang rebana, tamber,serune, gong, gerompong, lolo pe dan tawa – tawa itu.

Konser diawali dengan penampilan tiga orang peniup “Serune Noga’ alat musik tiup bercabang tiga yang diikuti seorang penari yang bergerak gemulai mengelilingi mereka diatas panggung konser. Lengkingan Serune Noga diikuti dengan Bagenang dengan irama kreasi dan sakeco. Konser musik Ontar Telu secara umum menyampaikan pesan selamat datang ke Tanah Pariri Lema Bariri kepada para tamu dan penonton.

Dua orang penari, lelaki dan perempuan masuk ke arena. Tarian kolosal ini memang diselipi dengan kisah kasih dua orang remaja belia yang tidak direstui orangtuanya. Kisah ini memuat pesan, bahwa tidak elok remaja disibukkan dengan urusan percintaan, karena masa remaja adalah masa untuk belajar dan berkarya.

Tari Kolong

Kerja keras dan semangat pantang menyerah digambarkan dalam tari kerbau yang dimainkan oleh 50 orang penari. Mereka berlari masuk arena lumpur dari bawah panggung tamu VIP. Tari kerbau yang penuh semangat diikuti dengan tari Kolong tentang wanita penjaga air. 50 orang ibu-ibu dan 50 orang remaja putri dengan kolong (alat menampung air dari tanah) yang dijunjung diatas kepala diiringi Saketa. tarian ini menggambarkan kewajiban untuk menjaga bumi sebagai tempat manusia hidup dan air sebagai sumber kehidupan.

Para perempuan berselimut kain dengan barinas (bilah bambu) yang diserut menjadi tongkat, menarikan ‘Benteng Barinas’. Berselimut kain menggambarkan kesucian, kelembutan, kesabaran dan sifat melindungi yang dimiliki wanita. Sementara barinas yang menyerupai huruf ‘Alif” dalam bahasa Arab menggambarkan keteguhan hati dan penyerahan diri secara total kepada Allah Sang Pencipta dalam kondisi apapun.

Menurut Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata KSB, Ajad Sajadah, tarian ini juga menggambarkan tentang keteguhan hati dan sikap tegar dari ibunda Pahlawan Undru (tokoh pejuang melawan penjajah dari tanah KSB) yang tidak hanya terkenal sabar dan penyayang, tetapi juga tangguh. Ia mewariskan barinas yang selalu dipakainya sebagai tongkat dan penanda waktu kepada sang anak. Konon, barinas itu menjadi senjata yang digunakan Undru ketika terdesak saat berperang melawan penjajah belanda. Karena berisi pesan penyerahan diri secara utuh kepada Allah, tarian ini diiringi dengan ‘Lawas’ (syair) Pamuji’.

Tari Kareng yang menjadi tari keempat dalam Pesona Lumpur Taliwang bermakna bahwa wanita mesti dijunjung dan dihargai, sama dengan menjaga bumi dan air untuk kehidupan secara berimbang.

Sebagai penutup kisah, sepasang pengantin menaiki kerbau diarak memasuki arena. Ini mengambarkan bahwa akan tiba masa yang tepat untuk hubungan dua insan dan masa dimana kesuksesan atas buah dari kerja keras akan dinikmati.

Ribuan penonton yang memadati arena seolah terhipnotis. Aplaus meriah bergema ketika tarian berakhir. Gubernur NTB, Bupati, Wakil Bupati dan para pejabat lainnya langsung turun kedalam arena lumpur untuk memberikan selamat kepada para penari atas penampilan mereka yang sangat memuaskan.(EZ)

Komentar